Anak Yatim Yang Kurawat Membawa Berkah

Anak Yatim Yang Kurawat Membawa Berkah

PEMAIN :
@shandysjariff @medinadinaaa @mayayuliana79 @shofia_shireen @bunsu25 @sojujogi Agus Subianto

Maya Yuliana sebagai Wulan
Medina sebagai Nurul, wanita soleha yg dermawan
Sandy Syarif: Farhan, suami Nurul yg rada pelit dan perhitungan
Agus Subianto: Pak Lukman, bapaknya Farhan
Shofia Shireen: Dinda, anak Wulan yg akhirnya yatim piatu

Farhan baru saja dipecat dari pekerjaannya dan diberikan pesangon, krn tak suka punya karyawan yg pemalas dan sering bolos, kerja tak becus pula, sudah berapa kali diperingatkan tetapi masih saja. Farhan bilang sudah tidak betah, sudah pekerjaannya berat, gajinya kecil pula. Farhan dgn angkuhnya mengaku bahwa bapaknya orang kaya dan warisannya banyak.

Kata Nurul, Farhan ini sudah 2 kantor dipecat dan bertanya kapan serius kerjanya ini. Jumlah pesangon ini akan habis dalam 1 bulan, rumah mereka pun masih ngontrak. Bapak dari Farhan ini kaya, uangnya banyak, rumahnya luas dan untuk apa harus takut. Warisannya akan datang ke tangannya. Pak Lukman, bapaknya Farhan sampai datang ke rumah, melihat anaknya itu masih di rumah santai2 dan bilang sudah dipecat 1 bulan yg lalu, cari kerja itu tidak mudah katanya. Nurul memperingatkan bahwa gas rumah habis dan tidak bisa masak. Nurul disuruh ngutang ke bang Jali tetapi tak enak krn hutangnya sudah banyak. Kata bapaknya Farhan, santai sekali hidup Farhan ini, mana tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang suami. Farham meminta modal usaha kepada bapaknya, bapaknya yg punya sawah menyuruh Farhan untuk menggarapnya tetapi Farhan tidak mau. Farhan tidak mau menjadi petani krn gengsi.Kalau harus menggarap sawah, ngebayanginya saja sudah capek, kerja kantoran tidak serius.

Bapaknya Farhan memberikan modal dari sertifikat sawahnya untuk modal usaha, nah begitu dari dulu seperti itu. Akhirnya disarankan buka usaha warteg krn Nurul itu bisa memasak. Kalau buka usaha bengkel, Farhan tidak memiliki pengalaman untuk itu. Nurul membuka warteg yg dinamakan dengan warteg berkah. Nurul membeli kios di gang sebelah untuk usaha wartegnya. Sementara ini Nurul yg mengerjakan pekerjaan wartegnya sendiri dulu, tidak butuh pegawai, biar irit katanya. Karena masih baru yg datang juga sedikit, kalau ramai baru ambil orang. Lambat laun warteg Farhan/Nurul mulai ramai sampai Nurul kerepotan, Farhan tak mau bantu, malah ia meminta uang. Ia minta uang dgn alasan bahwa modal untuk usaha ini darimana datangnya.

Ada 2 bocah mampir ke warteg yg lapar sepertinya ingin makan. Ada nasi sisa dari orang yg ingin nasi sisa itu untuk 2 bocah tsb krn lapar dan daritadi belum makan, tak lama Wulan, ibu mereka datang juga mengajak pulang. Kedua anak tsb bernama Dika dan Dinda. Di rumah Wulan memang tak ada makanan, kedua anaknya sudah kelaparan. Nurul ingin membuatkan untuk kedua anak tsb. Nurul menggratiskan makanan tsb krn Wulan tidak punya uang. Wulan memperkenalkan diri bahwa tinggal di sebelah, suaminya bernama Jono yg bekerja sbg kuli bangunan yg penghasilan tak tetap. Pekerjaannya serabutan. Keluarga Wulan belum tentu dapat makan teratur, sehari 3 kali. Wulan menawarkan diri untuk sebagai pegawai krn Nurul sudah kewalahan kerja sendiri.

Jono seharian cari proyek tetapi belum ada juga kerjaan untuknya. Jono kebetulan mampir di hadapan warteg Nurul. Jono berterima kasih kepada Nurul semoga warung ini menjadi ramai dan warung ini menjadi berkah. Uang harian yg diberikan Nurul kepada Wulan sudah habis untuk membeli token listrik. Wulan takut jika suaminya Nurul akan ngomel jika sering membantu Wulan. Jono malu jika terus2an dibantu Bu Nurul. Anak2 berdoa semoga warung Nurul ramai pembelinya. Jono ketika bekerja di proyek bangunan mengalami kecelakaan, setelah di RS ternyata sudah meninggal dunia. Orang2 proyek mengabarkan Wulan di warteg Nurul bahwa Jono meninggal, anak2 mereka pada sedih bapaknya meninggal. Nurul akan tutup warung untuk mengurus pemakaman Jono.

Beberapa bulan kemudian setelah suami Wulan meninggal, Dinda menanyakan ke ibunya kapan bayar uang untuk karya wisata, Dika juga belum dapat buku krn belum dibayar. Nurul malah membantu untuk membayarkan sekolah Dika dan Dinda. Kata Wulan biar nanti gajinya dipotong saja, Nurul bilang tidak usah diganti krn sudah ikhlas dan berjanji mengurus anak2 Wulan. Nurul ini memang berhati mulia dan tidak tau bagaimana membalas semuanya.

Bapak2/mas2 pengunjung warteg berkata bahwa warteg Nurul selalu ramai tidak seperti dulu, dari pagi sampai malam selalu ramai. Salah satu dari mereka berkata pasti karena Nurul rajin sedekah kepada Dika dan Dinda, kedua anak yatim itu. Wulan berkata di hadapan bapak2 pengunjung bahwa Bu Nurul ini memang baik bahkan kedua anaknya disekolahkan. Nurul berkata bahwa di dalam harta kita ada hak anak yatim yg harus disantuni. Tiba2 Farhan datang ingin bicara, ternyata selama ini Nurul sering membantu Wulan dan anak2nya, kalau andalkan gaji Wulan saja tidak cukup. Farhan berkata bodo amat bukan urusannya, Farhan tak suka dan tak mengizinkan Nurul untuk sedekah. Wulan yg mendengar ucapan mereka sadar dan minta maaf krn selalu merepotkan Nurul.

Di malam hari, Dika dan Dinda terbangun karena lapar sekali. Wulan, ibu mereka menolak nasi bungkus pemberian Bu Nurul krn merasa tak enak hati dengan Bu Nurul. Wulan izin ke dapur untuk membuat mie. Kepala Wulan mendadak pusing saat memasak, saat mengangkat penggorengan sampai terjatuh di dapur lalu menyebabkan rumahnya kebakaran. Kedua anak Wulan menyadari ada seperti asap kebakaran dari dapur. Dika dan Dinda meminta pertolongan warga bahwa terjadi kebakaran. Warga mengabarkan bahwa wartegnya mengalami kebakaran. Wulan dapat dibawa oleh warga dalam keadaan pingsan, setelah diperiksa ternyata Wulan sudah meninggal dunia.

Warung Nurul/Farhan yg sudah terbakar ini harus dibangun dari 0 dan biayanya tak murah, waktunya juga tak sebentar. Farhan menyalahkan Wulan yg teledor dan membuat jadi rugi. Wulan ini sudah meninggal dan tak perlu diungkit2 lagi kesalahannya. Dika dan Dinda berada di pemakaman kedua ortunya, rumah mereka sudah tidak punya akibat kebakaran itu, mereka bingung harus tinggal dimana. Nurul mengizinkan Dika dan Dinda tinggal di rumahnya, boleh menganggap Nurul sbg ibunya. Farhan kaget kenapa kedua anak itu ditampung di rumahnya. Farhan marah krn ibu mereka sudah membuat wartegnya kebakaran, lalu mau menampungnya di rumahnya. Warteg hancur dan tidak dapat usaha lagi. Itu semua ujian dan harus dihadapi dgn ikhlas. Anggap saja Dika dan Dinda itu anaknya, Nurul dan Farhan sendiri juga belum dikaruniai anak selama menikah. Farhan ini tidak ikhlas.

Pada saat Nurul membuatkan sarapan untuk Dika dan Dinda, tiba2 Farhan datang bahwa 2 piring ini adalah jatahnya lalu mengambil jatah sarapan Dika dan Dinda. Farhan melarang menyantuni anak yatim krn saat ini usaha sedang seret.

Farhan malah santai2 di rumah dan tidak mencari kerja, Farhan masih menyalahkan ibu dengan 2 anak itu. Kata Farhan santai saja, bapaknya kaya, harta masih banyak, jika bapaknya mati nanti warisan jatuh ke tangannya krn Farhan anak satu2nya. Bilang tunggu sampai bapak mati, maka kita jadi kaya.

Nurul memutuskan untuk jualan nasinya di depan rumahnya saja, kedua anak Wulan minta maaf krn gara2 ibunya warteg Nurul mengalami kebakaran. Kata Nurul ini bukan salah ibu Dika dan Dinda. Dika dan Dinda ingin membantu Nurul juga di warungnya untuk cuci piring. Warteg Nurul dari kios pindah ke teras depan rumah. Warung ini meski darurat depan teras, tetap saja laris. Kedua anak Wulan berdoa untuk memanjangkan umur Farhan dan Nurul, dagangan wartegnya laris manis dan banyak rejeki.

Dinda dan Dika ini suka mengaji, Farhan merasa terganggu dengan suara mengaji kedua anak tsb. Farhan memutuskan keluar untuk cari angin. Farhan merasa tak betah jika ada Dinda dan Dika. Farhan ingin meminjam mobil bapaknya, alasan subuh2 mau ke pasar daripada naik angkot. Farhan dgn mobil bapaknya itu keluar dan tak sengaja bertemu dgn seorang wanita yg hampir ditabraknya dgn mobilnya, lalu Farhan berkenalan dgn wanita itu, namanya Ira. Farhan ke warung maah mengambil uang, bilang ada urusan. Padahal untuk ke kafe bersama seorang wanita. Farhan curhat ke Ira bahwa bete di rumah dgn istrinya yg punya 2 anak angkat. Ira bilang jika jenuh,ketemuan saja. Nurul ternyata memergoki Farhan sedang bersama wanita lain ketika sedang jalan melewati taman. Farhan bilang akan meninggalkan Nurul krn tak bisa memberikan keturunan. Farhan berbicara kepada Ira bahwa akan meninggalkan istrinya dan memperkenalkan calonnya yg baru kepada Pak Lukman, bapaknya Farhan. Tetapi ternyata di depan rumah Pak Lukman ada rentenir yg menyita rumah Pak Lukman krn selama ini Pak Lukman berhutang untuk biaya berobat kanker almarhum ibunya Farhan, Pak Lukman terpaksa harus tinggal di rumah kontrakan Farhan. Ira langsung kabur meninggalkan Farhan begitu tau bahwa bapaknya Farhan menjadi melarat. Pak Lukman mengatakan Nurul hebat yg merawat anak yatim. Ira janji ingin dinikahi oleh Farhan, itu dulu, sekarang sudah tidak mau lagi setelah melarat. Farhan yg kesal krn Ira itu matre,mendadak pusing kepala lalu jatuh pingsan di taman.

Farhan ternyata terkena stroke. Pak Lukman, mertua Nurul minta maaf kepada Nurul atas sikap Farhan yg tidak mau bekerja, malah Nurul yg direpotkan oleh Farhan ketika Farhan sakit. Harusnya Farhan bangga punya istri seperti Nurul, kata Pak Lukman. Dinda dan Dika sepulang sekolah minta izin ingin merawat Farhan. Perhatian Dinda dan Dika benar2 tulus. Dinda dan Dika merawat Farhan, membantu untuk makan, jalan2 ke taman. Farhan baru sadar ternyata kedua anak yatim tsb benar2 tulus.

Di rumah Nurul ada kedatangan orang menanyakan tentang butuh semen, ingin dilanjut atau distop, kata Nurul distop saja krn biaya sepenuhnya untuk pengobatan suaminya. Lalu tak lama ada kedatangan orang bernama Haris (Jefry Fausta), adik dari alm Jono, paman dari Dinda dan Dika. Haris selama ini kerja di luar negeri untuk merantau. Dinda sudah kelas 5, Dika masih kelas 1. Anak2 Jono sudah besar sekarang, dulu waktu Haris meninggalkannya itu masih kecil2. Haris berterima kasih kepada Nurul krn telah merawat keponakan2nya, saat iparnya meninggal tidak dapat pulang ke Indonesia, saat itu masih terikat kontrak kerja, baru sekarang ke Indonesia krn kontrak kerjanya berakhir. Kedatangan Haris selain untuk menjenguk kedua ponakannya, juga punya surprise untuk keluarga Nurul dan Farhan. Haris membelikan rumah untuk Nurul dan Farhan sekeluarga, ini krn Nurul sudah mau mengurus Dinda dan Dika dengan baik, Haris membangunkan bangunan untuk restoran. Haris merasa berhutang budi, wartegnya dulu terbakar krn keteledoran iparnya. Haris ingin mengurus Dinda dan Dika, Dinda dan Dika malah ingin ikut Nurul saja. Haris ini tidak memiliki istri, jika di perantauan nanti siapa yg akan mengurus mereka berdua. Haris juga sudah beli rumah di dekat2 rumah Nurul yg baru.

Beberapa bulan kemudian, warung nasi berkah yg tadinya warteg sekarang sudah menjadi restoran yg lebih besar. Farhan tiba2 dapat berjalan kembali. Nurul bangunnya kesiangan, tenyata Farhan yg sudah lebih pagi lagi datang menyiapkan keperluan warung nasi. Farhan jadi mau membantu bekerja di warteg. Farhan dan Nurul setiap sebulan sekali mengajak anak2 yatim untuk makan di warungnya. Farhan teringat akan kebaikan Nurul yg mengajak Dinda dan Dika, anak yatim piatu yg dirawatnya. Dinda dan Dika mulai sekarang jangan panggil pak lagi ke Farhan, tetapi memanggilnya dengan sebutan ayah. Farhan sudah sehat kembali. Dulu tinggal di kontrakan, sekarang memberikan rumah. Krn Nurul menyantuni anak yatim, maka keluarga mereka menjadi berkah. Sekarang Farhan sadar krn dulu menentang keputusan Nurul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online