Kubangun Masjid Untuk Anakku

Kubangun Masjid Untuk Anakku
Tayang: 31 Des 2018 07:15
http://www.useetv.com/tvod/indosiar/1546214400/1546219800
http://www.useetv.com/tvod/indosiar/1546219800/1546225200

Neni (Dewi Affandi) memiliki suami bernama Agung yg pekerjaannya hanya berjudi saja, Bu Salamah ini adalah tukang sayur dan orang kaya tetapi tidak memiliki anak, bersedia untuk membesarkan anaknya Neni. Kandungan Neni semakin membesar, kelakuan Agung semakin membesar, perlahan2 barang habis dijual dan lama kelamaan akan habis.

Tau2 di rumah Agung kedatangan seseorang yg menagih hutang krn kalah judi. Jika tidak bayar maka Agung akan dihabisi. Neni terpaksa menitipkan anaknya nanti ke Bu Salamah demi kebaikan dan kesalamatan anaknya. Neni akhirnya melahirkan bayi perempuan, diberi nama Marwah Aulia. Arti nama tsb adalah kelembutan dan kemuliaan seperti harapannya. Neni ikhlas untuk menitipkan anak tsb ke Bu Salamah, pada suatu saat nanti ketika berusia 25 tahun bahwa anak ini akan diberitau yg sesungguhnya.

Neni sudah tak tahan hidup bersama Agung, mengusir Agung dari rumahnya sendiri saat itu juga Agung mentalak Neni dan meninggalkan rumah Neni. Untuk melanjutkan hidupnya, Neni bekerja di tukang cuci gosok.

Bu Salamah ini menjadi suka berjualan di rumah daripada jualan keliling, penghasilan yg ada malah bertambah krn anak ini membawa rezeki. Neni hanya dapat memandang Marwah dari jauh saja. Agung tekor dan kalah terus, di jalan bertemu dengan penagih hutang yg botak ini. Kalau tak bisa bayar maka Agung akan dihabisi. Agung tiba2 mendatangi ke rumah Bu Salamah untuk melihat Marwah tetapi tidak diizinkan oleh Bu Salamah. Jika tak mau menyerahkan anak itu, maka Agung minta Bu Salamah menyerahkan uang. Jika hidupnya lebih bahagia, harusnya balas budi donk, begitu kata Agung. Uang yg dimiliki Bu Salamah dirampas oleh Agung. Agung datang lagi untuk kedua kalinya ke rumah Bu Salamah untuk minta duit atau Marwah dibawa lagi. Bu Salamah menabung uang ini untuk masa depan MArwah. Sudah 2 hari sekali ini Agung mendatangi ke rumah Bu Salamah untuk minta uang, lama kelamaan Bu Salamah bisa stres. Bu Salamah harus pindah ke tempat yg tidak diketahui oleh Agung.

Agung ingin mencari2 Bu Salamah untuk minta uang 1 juta buat tarohan, Bu Salamah mengumpat tapi Agung seperti mendengar suara tangisan bayi padahal sepi, untung saja sepi. Agung mendatangi rumah Bu Salamah seperti tidak berjualan krn tidak gelar lapak di rumah. Agung berpikir pasti sedang berbelanja ke pasar. Ibu2 memberitau bahwa Bu Salamah sudah pindah, si ibu2 tsb dititipi untuk jual rumah.

Neni akhirnya keterima bekerja sbg buruh pabrik, tak apa2 asalkan ada penghasilan tetap. Neni yg kebetulan lewat depan rumah Bu Salamah kaget saat melihat rumah Bu Salamah dijual. Tidak ada yg tau bahwa Bu Salamah pindah kemana. Nomor hp Bu Salamah juga tak dapat dihubungi, sepertinya ia menghilangkan jejak agar tidak dicari2 oleh Agung. Kata Neni jangan2 Bu Salamah ini ingin menjauhkannya dari anak kandungnya. Bu Salamah dianggap ingkar janji.

Neni yg mendapati rumah kontrakannya tiba2 diusir krn nunggak 3 bulan, si ibu pemilik kontrakan sudah membereskan tasnya Neni. Uang Neni habis dan belum gajian, saat hujan2an ia terlunta2, pusing dan jatuh pingsan, untung ditemukan oleh bapak2. Bapak2 tsb bernama Firdaus. Neni menceritakan semua halnya kepada Firdaus sambil dijamu makan. Firdaus menyarankan ngekos saja yg murah di dekat rumah Firdaus, untuk biaya kost biar ditalangi oleh Firdaus dan Firdaus menawarkan kerja di usaha konveksinya. Neni ini kerjanya rajin, bagus dan penuh tanggungjawab lalu Firdaus memberikan bonus. Ada salah 1 pegawai yg tidak suka Firdaus dekat2 dengan Neni, saat Neni kerja lembur dan berdua Firdaus ada pegawai yg memotretnya. Ada 3 karyawan yg bergosip tentang Neni, salah satunya bernama Marni. Firdaus menunjuk Marni ini tidak seperti Neni, jam makan siang selalu menghilang, kerja lembur tidak mau seperti Neni, saat itu juga Marni dipecat dari usaha konveksinya Firdaus. Kata Firdaus jangan diambil hati, dari dulu memang ingin memecat Marni karena memang kerjanya tidak becus.

Firdaus tiba2 mendatangi Neni saat Neni bekerja, dikira Neni membuat kesalahan ternyata Firdaus ingin melamar Neni sebagai istrinya. Firdaus tidak peduli dengan masa lalu Neni yg pernah menikah dan punya anak. Sudah 1 tahun sudah Neni tidak bertemu dgn Marwah saat sudah sah menjadi istrinya Firdaus. Orderan pakaian banyak sekali sampai membuat Firdaus mengantuk saat mengemudi malam2, lalu Firdaus mengalami kecelakaan sampai mobilnya menabrak pohon. Firdaus kritis di RS lalu berpesan jika ia pergi, tolong lanjutkan konveksinya. Semua usaha konveksinya untuk Neni lalu tak lama kemudian Firdaus meninggal dunia. Usia perkawinan Neni dgn Firdaus baru berumur 1 tahun tetapi sudah ditinggal untuk selamanya oleh Firdaus yg meninggal krn kecelakaan. Usaha konveksinya semakin maju, bahkan pinjaman modal sudah dilunasi. Hidupnya Neni menjadi jauh lebih baik, hidupnya sudah berkecukupan. Hal yg belum cukup adalah belum bertemu dengan Marwah.Keinginan Neni hanya ingin bertemu Marwah.

15 tahun kemudian berlalu, Marwah diterima di suatu universitas dan mendapatkan beasiswa. Kata Marwah, ini berkat ibunya yg hebat. 4 tahun kemudian Marwah sudah diwisuda dan lulus cumlaude, lalu mendapatkan beasiswa S2. Kata Marwah ini semua berkat ibu (Bu Salamah). Bu Salamah berpikir tidak adil jika tidak mengabarkan ini ke Neni. Usianya memang belum 25 tahun tetapi sudah saatnya Marwah tau siapa jati dirinya. Bu Salamah pergi ke kontrakan Neni, ternyata bertemu dengan ibu pemilik kontrakan, ibu pemilik kontrakan bilang bahwa Neni sudah pindah krn uang kontrakan nunggak. Niat Bu Salamah padahal baik, ingin mempertemukan Marwah dengan ibu kandungnya. 2 tahun kemudian sudah, Neni diwisuda S2 dan diwawancarai sampai masuk TV.

Neni melihat di TV tentang siaran ada Marwah Aulia yg diwisuda S2 bersama seorang tukang sayur. Pekerjaan ibunya tidak menghalangi cita2nya untuk lulus S2 di bidang ekonomi. Neni berpikir untuk mencari2 dimana keberadaan anaknya, pasti berita tsb sudah menyebar luas di internet. Marwah nanti bingung mengapa dirinya dicari2, takut salah paham. Neni memutuskan untuk mencari cara lain. Neni bersyukur bahwa ada titik terang keberadaan anaknya.

Saat di butiknya, Neni tak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis, ternyata dia itu adalah MArwah, anak yg selama ini dicari2. Kata Marwah, pasti tau dari tayangan di TV ya. Neni mengaku bahwa dia lah ibu kandung yg sebenarnya. Marwah berkata dan menunjuk, itu ibunya dan ternyata Bu Salamah. Bu Salamah mengakui bahwa dulu itu pindah krn takut diteror oleh Agung. Mantan suami Neni setiap hari datang ke rumah Bu Salamah untuk meminta uang yg nantinya digunakan untuk berjudi. Kalau tidak dikasih maka akan mengambil Marwah secra paksa. Alasan Bu Salamah tidak dapat ditelepon, ia mengganti nomor teleponnya krn Agung terus2an menerornya. Dan sayangnya Bu Salamah tidak memiliki nomor telepon Neni, jadi tidak dapat menghubungi Neni. Bu Salamah mengaku mencari Neni ke kontrakannya tetapi sudah pindah. Neni ternyata salahpaham dengan Bu Salamah yg sama2 kehilangan jejak. Bu Salamah belum cerita ternyata kepada Marwah krn menunggu waktu yg tepat. Bu Salamah mengatakan bahwa Neni ini ibu kandung Marwah. Bu Salamah mengaku bahwa dia itu ibu angkat Marwah, membenarkan bahwa Bu Neni adalah ibu kandung Marwah. Marwah sama sekali tidak percaya hal itu. Jika benar, berarti ibu sudah jahat. Neni bercerita bahwa dulu kondisinya sangat miskin, bapaknya itu tukang judi dan mabok2an, jadi menitipkan Marwah untuk keselamatannya dan masa depannya. Yg Marwah kenal, ibunya itu hanya Bu Salamah, bukan Bu Neni. Marwah marah lalu meninggalkan Bu Neni dan Bu Salamah.

Marwah merenung di kamar sendiri, Bu Salamah berusaha menenangkan Marwah di kamar bahwa ibu kandungnya sudah berkorban untuk MArwah. Kata Marwah bahwa ibu kandungnya telah membuangnya. Bagi Marwah ibunya itu hanya satu, yaitu bu Salamah. Sekarang hidupnya Bu Neni serba kecukupan berkat warisan alm suaminya yg kedua. Sikap Marwah masih sinis kepada Bu Neni. Sampai kapanpun tidak mau kenal dengan Bu Neni. Marwah memperingatkan agar jangan menjadi anak yg durhaka, surga itu di bawah telapak kaki ibu. Marwah masih keras bahwa ibu dia hanya Bu Salamah. Saat azan tiba, Marwah tidak menyegerakan untuk solat dan langsung ngeloyor gitu saja. Kata Bu Salamah, Marwah itu sebenarnya anak yg cerdas, disuruh jeda sedikit saja tidak mau dan terus belajar. Bu Salmah minta maaf, untuk akhlak gagal, disuruh solat selalu ada saja alasannya.

Pada tanah yg terjual, Neni membeli tanah tsb untuk dibangunkan sebuah masjid. Neni membangun masjid ini untuk anaknya agar dia solat, Neni tak ingin Marwah meninggalkan kewajiban untuk solat. Kata pegawai lain, jangan terlalu diforsir pekerjaannya. PEgawai lain biarkan saja jika mau pulang duluan. Neni berdoa agar anaknya mau solat. Nama masjid tsb adalah Masjid Al-Marwah sesuai dengan nama anaknya. Neni tiba2 ditemukan pingsan kecapekan, ternyata Neni ini terkena liver. Kata pegawai lain bahwa Neni ini kerjanya terlalu diforsir. Neni hanya ingin Marwah dibawa ke RS untuk menjenguknya. Marwah tetap tidak mau menjenguk ibu kandungnya yg sakit. Bu Salamah mencoba memperingatkan, bahwa Marwah bisa sesukses ini berkat doa dari ibunya meski tidak tinggal serumah. Bu Salamah minta maaf jika gagal membujuk Marwah. Kesehatan Neni sudah membaik, Neni datang lagi ke rumah Bu Salamah ingin Marwah mengikuti kemana Neni ingin menunjukkan sesuatu, Bu Salamah mendorong Marwah untuk ikut. Ternyata sampai di depan masjid bernama Al-Marwah. Neni mengaku membangun masjid ini untuk Marwah. Kata Neni, masjid ini adalah milik Marwah, dari ibunya. Neni bangga bahwa anaknya sudah lulus S2 dan menjadi wanita karir yg sukses, tetapi Neni akan lebih bangga jika Marwah menjadi wanita soleha yg rajin beribadah, makanya Neni bekerja siang dan malam untuk memberikan hadiah ini. Setelah berbulan2 akhirnya jadi juga masjid ini. Hari ini adalah peresmiannya, makanya Neni mengajak Marwah ke tempat ini. Marwah jadi terharu lalu menangis di hadapan ibu kandungnya, lalu Marwah minta maaf kepada Neni. Akhirnya Neni berpelukan dengan Marwah. Setelah 25 tahun, akhirnya dapat memeluk anaknya sendiri. Marwah berjanji akan rajin solat dan mengaji, Marwah berterima kasih atas masjid yg indah ini. Marwah minta maaf dan menyesal krn tak mengakui Neni sbg ibu kandungnya. Marwah membasuh dan membersihkan kaki ibunya di baskom, Marwah minta maaf di hadapan banyak jemaah masjid. Marwah baru sadar mengapa Bu Neni dulu menitipkan Marwah ke Bu Salamah, jika tidak menitipkan maka tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Marwah bangga memiliki 2 ibu sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online