Pintu Berkah - Kisah Sukses Tukang Becak yang Menjadi Pengusaha Restoran

https://www.vidio.com/watch/1571406-pintu-berkah-kisah-sukses-tukang-becak-yang-menjadi-pengusaha-restoran?channel_id=30141773

Wina (Meitha Thamrin) yang merupakan anak dari keluarga berada lebih memilih Fadil (Habibie) yang hanya seorang tukang becak. Wina menolak dijodohkan dengan lelaki kaya oleh kakaknya, Andi (Irfan Adrian). Bagaimanakah nasib Wina yang lebih memilih tukang becak? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Kisah Sukses Tukang Becak yang Menjadi Pengusaha Restoran.

#mariana putri #meitha thamrin #Habibie #kisah sukses tukang becak yang menjadi pengusaha restoran #pintu berkah

Pak Burhan, ayahanda Andi dan Wina
Irfan Adrian: Andi
Mariana Putri: Sheila, istri Andi
Meitha Thamrin: Wina
Habibie: Fadil
Essy Hadarisman: Bu Nimas, ibunda Fadil

Wina dan Andi adalah anak dari Pak Burhan, pengusaha restoran besar. Semenjak dahulu keluarga dari Wina ini perhitungan dan tak pernah sedekah, Wina tak pernah diajarin soal agama oleh keluarganya.

Awalnya Andi itu jarang datang ke restonya Pak Burhan utk mengurus restonya, kini Andi mengambil kepengurusannya setelah Pak Burhan baru terlihat mengidap penyakit jantung, Wina bagian masak memasak. Utk bagian hasil keuntungan, Wina pasrah mendapat keuntungan yg sedikit sedangkan Andi lebih banyak krn sudah berkeluarga itu banyak keperluannya.

Wina yg habis berbelanja utk keperluan resto tiba2 ada preman yg ingin merampok, untung saja ada Fadil yg datang menolongnya. Wina mengikuti laki2 itu sampai ke masjid, ternyata bacaan ngajinya sangat bagus. Wina itu juga ga pernah solat krn keluarganya tak ada yg mengajari solat dan mengaji, Fadil menyarankan belajar dari ustadzah saja, kebetulan bu Nimas, ibunda Fadil ini dulu seorang guru dan bersedia mengajari Wina solat dan mengaji.

Andi itu tak suka jika Wina berteman dengan tukang becak yg miskin itu bhkn ingin menjodohkan Wina dgn seseorang yg kaya raya dan sederajat. Wina jadi mengenal sedekah, dalam hal kecil ketika mengantar Wina pulang melihat ada pengemis yg diusir oleh Andi dari restonya, ketika Wina memberikan nasi sisa restoran malah saat tiba di rumah malah ditegur oleh Pak Burhan. Bahwa bisa sukses seperti ini tidak pakai sedekah.

Lambat laun hubungan Wina dgn Fadil semakin dekat, Fadil berani mengungkapkan perasaannya ke Wina meski direspon dgn senyuman. Fadil tau diri siapa dia adalah sbg tukang becak yg miskin, berbeda derajat dgn Wina yg anak pengusaha restoran terkenal. Belum sempat Wina menjawab, tiba2 Fadil mendapat telf bahwa ibunya masuk RS. Ibunda Fadil ini memiliki penyakit diabetes. Bu Nimas memiliki pikiran yg mengganjal yaitu ingin anaknya segera menikah dan memberikan cucu. Fadil dgn terang2an mengungkapkan perasaannya ke Wina di hadapan bu Nimas, Fadil melamar Wina utk menjadi istrinya, Wina menjawab mau.

Wina membawa Fadil ke rumah Wina, ternyata mendapat tentangan yg keras dari keluarganya, masa iya anak dari keturunan berada mau menikah dgn tukang becak. Wina merayu2 bapaknya akhirnya setuju asal dgn syarat tak mendapatkan warisan. Wina tak masalah jika tak mendapatkan harta sepeser pun, krn dulu tak diajarkan agama, maka dari calon suaminya ini lah diajarkan agama. Wina akhirnya menikah juga dgn Fadil meski dgn pesta sederhana, kalau dirayakan besar2an maka akan malu, masa anak pengusaha menikah dgn tukang becak. Wina sudah tak diperbolehkan kerja di resto ayahnya lagi.

Andi dan Sheila memiliki rencana utk menghancurkan pernikahan Wina, adiknya, jika tak tahan dgn Fadil yg hidup susah nanti lambat laun akan minta pisah juga. Andi menyuruh org utk merampas becaknya Fadil ketika menarik becak di jalan, akibatnya Fadil tak memiliki pekerjaan. Andi terang2an bilang dgn mendatangi rumahnya bhw itu suruhannya. Sheila punya teman yg diam2 menyukai Wina, tak masalah jika nanti Wina jadi janda.

Fadil berusaha mencari2 pekerjaan, saat lewat sawah ia melihat ada banyak tutut, lalu Fadil coba punguti itu tutut dan coba masak di rumah ternyata enak. Darisini lah Fadil memiliki ide utk berjualan tutut keliling saja, Fadil yg mencari tutut, Wina yg memasak, Fadil lalu menjuali tutut itu. Tiba lah dagangan Fadil di dpn resto Pak Burhan, Andi yg bertemu lgsg menegur agar tak berjualan lagi di area ini, sampai Andi menjatuhkan sebagian dagangan Fadil. Obat ibunya Fadil sudah mau habis dan bapak pemilik kontrakan sudah menagih uang kontrakan, Fadil minta waktu sampai akhir bulan, jika belum bisa bayar maka Fadil pasrah jika nantinya keluar dari kontrakan.

Esokan harinya setelah ada peringatan dari bapak pemilik kontrakan, Fadil mulai berjualan tutut lagi, tak disangka ada yg memesan dalam partai besar utk sebuah acara, ibu2 kain ingin beli tapi sudah kehabisan dan ingin pesan dlm jumlah besar esokan harinya. Uang yg terkumpul lumayan banyak, lama kelamaan bisa buka warung tenda dimana jualannya akan tambah banyak dan variasinya. Di saat jualan rame, ada warung tutut laen bernama warung tutut mas Bram, iri dgn usaha Fadil krn gara2 dia usaha Bram sepi. Saat lwt kedai Bram, Bram marah2 dan dagangan Fadil lgsg ditumpahin.

Bu Nimas msk RS lg krn gula darahnya naik, khawatir akan kena organ lainnya. Wina terpaksa datang ke bapaknya utk pinjam uang, sedangkan Fadil juga coba pinjam kesana kemari. Beruntung ada kaum dhuafa yg dulu sering ditolong Fadil dgn sedekah nasi bungkus, mereka mengumpulkan massa utk sumbangan ibunya Fadil. Wina disyaratkan harus pisah dari Fadil,jika setuju maka harus tandatangani surat perjanjian di atas materai. Beruntung lah Fadil dapat sumbangan tambahan dari pelanggannya yg tau keadaan ibunya Fadil, maka Wina tak jadi pinjam uang dari bapaknya.

Kesehatan bu Nimas berangsur pulih, Fadil dapat membuka warung tenda sendiri, Andi melihat ada warung tenda yg menunya sama dgn resto ayahnya hanya bedanya ada tututnya, masakan Wina memang enak, maka ditarik lah pelanggan2 resto Pak Burhan. Pak Burhan marah, bersama Andi dan Sheila mendatangi warung tenda Fadil, Pak Burhan naik emosinya lalu kumat lagi penyakit jantungnya. Wina disuruh buka warung yg berjauhan dgn lokasi resto ayahnya, baru coba buka dgn makanan byk sisa dan belum laku, datang lah preman yg meminta jatah. Krn tak bisa kasih maka Fadil dihajar oleh preman tsb hingga Fadil sakit, tak bisa berdagang.

Saat Fadil sakit, maka Wina lah yg menggantikan cari nafkah dgn berjualan tutut keliling sampai lwt depan rmh Andi. Andi dan Sheila sedang asyik2 shopping, mereka terlihat tak ada mengurusi restonya, bilangnya anak buah banyak, utk apa? Dgn angkuhnya bilang seperti itu. 2 minggu kemudian, resto pak Burhan sepi2 aja tak ada yg beli, lewat pun tidak. Kata Andi, tukang masak yg disewa itu tak cocok dgn pelanggannya, para pelanggan hanya cocok dgn masakannya Wina. Andi berpikir utk menarik Wina kembali bekerja di resto pak Burhan, hp Wina dihubungi tidak aktif. Wina dicari2 di tempat biasa lewat juga tidak ada.

Wina menemukan tas koper berisi uang, koper tsb berhasil dikembalikan ke bapak2 (diperankan pak Boss a.k.a Alex Jhonson), bapak2 tsb memberikan sejumlah uang sbg imbalannya, dari uang tsb maka Fadil dapat memiliki resto sendiri. 1 tahun kemudian, resto pak Burhan bangkrut, Andi dianggap tak becus mengurus usaha, rumah adalah jaminan yg digadaikan. Pak Burhan marah lalu kumat lagi penyakit jantungnya, utk biaya operasi masih ada simpanan emasnya Sheila, Sheila tak mau emasnya itu dipakai. Sheila pulang ke rmh utk melarikan emas simpanannya, gak mau hidup susah dan memutuskan ingin pisah dgn Andi. Saat Sheila melarikan diri, Sheila dirampok preman, preman tsb mendorong Sheila sampai jatuh. Atas kecelakaan itu, Sheila mengalami kelumpuhan. Sheila menyadari kesalahannya ini krn jahat, pelit dan perhitungan. Sheila ingin bertobat atas kesalahan yg dilakukan. Andi bingung utk biaya RS nanti darimana.

Fadil sekeluarga pindah ke rumah baru yg lebih megah dan besar atas kesuksesan usahanya. Wina berpikir utk mencari bapaknya tetapi tak ditemukan juga, pemilik rmh yg baru mengabarkan membeli rmh ini dari lelang bank, pemilik lama usaha restonya bangkrut dan masuk RS.

Fadil menyamperi ke RS, tak disangka biaya RS sudah dibiayai oleh Fadil, pak Burhan kini sudah berada di ruang operasi. Bu Nimas membenarkan tak ada yg tak mgkin jika Allah berkehendak. Andi dan Sheila minta maaf jika dulu meremehkan Wina dan mereka sadar kalau dulu terlalu angkuh. Pak Burhan juga minta maaf, baru sadar bhw harta adalah titipan, dulu itu kurang sedekah makanya harta habis. Wina sudah membeli kembali bangunan resto yg dulu utk dikelola Andi dan Sheila. Wina yakin mereka dapat mengelola dan belajar dari kesalahan yg sudah lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online