Pintu Berkah - Kesabaran Pengrajin Eceng Gondok yang Membawa Berkah

https://www.vidio.com/watch/1623601-pintu-berkah-kesabaran-pengrajin-eceng-gondok-yang-membawa-berkah

Sampai kapanpun Madin (Ihsan Tarore) tidak akan pernah menjual tanah rawa milik orang tuanya meskipun Rohadi (Menco Hidayat), kakaknya menginginkannya. Rohadi dan Umaya (Elsya Syarief) bahkan tega merusak kerajinan eceng gondok Madin dan Mimah (Jian Batari) untuk membuatnya menyerahkan tanah rawa untuk dijual. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Kesabaran Pengrajin Eceng Gondok yang Membawa Berkah.
 #menco hidayat #jian batari #ihsan tarore #kesabaran pengrajin eceng gondok yang membawa berkah #pintu berkah

Alex Jhonson: Pak Alex, juragan gerabah
Purba Suranta: Pak Suranta, calon pembeli tanah
Joko Apriyono: Bang Nasron

Mimah mendengar pembicaraan Rohadi dgn Umaya yg sedang menawarkan tanah rawa ke calon pembeli dan berencana untuk menjualnya, dengan ini Mimah langsung mendatangi Madin yg sedang berjualan gerabah dan pajangan keliling untuk memberitau apa yg Mimah liat dan dengar tentang rencana kakaknya. Pak Budi yg sudah melihat2 tertarik untuk membelinya tetapi batal krn dianggap sengketa, sebelum pak Budi memutuskan untuk membeli, Madin langsung menyanggah bahwa tanah ini tak dijual krn merupakan amanat dari alm kedua ortu mereka.

Umaya menghasut para ibu2 di tukang sayur tentang keluarga Madin yg serakah krn tak mau membagi warisan, Mimah mengetahui dan mendengarnya lalu membela diri bahwa tidak seperti yg dibicarakan oleh Umaya, ibu2 itu terhasut lalu Mimah langsung pergi begitu saja. Gerabah dagangan Madin langsung dihancurkan begitu saja oleh Rohadi karena kesal bahwa Madin keras kepala tak mau menjual tanah itu, akibat gerabahnya rusak maka Madin dimarahi oleh Pak Alex yg meminta gantirugi atas gerabahnya yg rusak, maka Madin tak diperkenankan lagi untuk menjual gerabah Pak Alex.

Madin bingung bagaimana cara mengganti barang2 Pak Alex yg rusak itu, kalau tak dapat menggantinya maka tak dapat berjualan lagi. Mimah mengatakan bahwa kenapa tak dimanfaatkan saja tanah rawa itu agar lebih menghasilkan. Rohadi membawa calon pembeli ke rumah Madin, Madin akhirnya menyerahkan diri dan ternyata calon pembeli itu (Pak Suranta) tak jadi membeli tanah itu setelah mendapatkan telepon. Dikira Madin ini menghasut agar tak jadi beli, bagi Madin mungkin ini adalah cara Allah untuk menunjukkan sesuatu.

Madin bersama Mimah sedang melihat2 tanah rawa, ada ibu2 yg lewat melihat tanaman eceng gondoknya banyak. Ibu2 itu sedang membawa tas yg terbuat dari eceng gondok. Ibu2 tsb menyarankan mengapa tak diolah saja tanaman2 eceng gondok yg ada di tanah rawa. katanya bisa dibuat kerajinan lain dari eceng gondok ini. Dgn bantuan teman Madin yg bernama Bang Nasron dgn melihat dari internet hpnya, Madin jadi tau bagaimana membuat kerajinan dari eceng gondok. Rohadi dan Umaya melihat Madin yg kurang kerjaan dgn tanaman eceng gondok itu.

Madin menjadi berjualan tas kerajinan eceng gondok dengan berkeliling, ada salah satu ibu2 yg tertarik yaitu bu Iroh (Rosita Simatupang), lambat laun kerajinan ini dikenal banyak warga dan tertarik untuk membelinya. Lambat laun usaha Madin semakin maju bahkan dapat melunasi gantirugi kepada Pak Alex. Madin tak lupa juga bersedekah kepada orang yg membutuhkan.

Rohadi dan Umaya iri dgn kesuksesannya Madin bahkan sampai menghancurkan bahan2 yg sudah dipersiapkan itu. Rohadi menyerahkan surat perjanjian untuk ditandatangani agar Madin menyetujui penjualan tanah rawa tsb, hasil penjualan tanah rawa ini ternyata tak dibagikan ke Madin, hanya Umaya dan Rohadi saja yg menikmatinya.

Rohadi dan Umaya memanfaatkan uang hasil penjualan untuk membuka usaha restoran yg lebih menjanjikan, Umaya memang tak bisa memasak, mereka akan merekrut koki, mereka tinggal nyuruh2 dan membayar mereka saja. Mimah meminta pinjam uang kepada Rohadi dgn mndatangi restonya tetapi tak dikasih oleh Umaya. Madin memperingatkan Mimah agar tak meminta2, lebih baik Madin kelaparan.

Madin bertemu dengan temannya lagi yg bernama Bang Nasron, Bang Nasron menawarkan kerjasama, ia akan membeli kembali tanah rawa bekas milik Madin dgn harga tinggi, Bang Nasron menyiapkan lahannya sedangkan tinggal Madin dgn Mimah yg membuat kerajinan tsb.

Usaha restonya  Rohadi dan Umaya tak semaju diharapkan, restonya sepi krn tarif yg dipasang oleh Rohadi dan Umaya terlampau tinggi. Mereka malah menyalahkan pegawainya yg tidak becus bekerja lalu memecat para pegawainya. Rohadi tak sengaja melihat ada mobil Bang Nasron dari arah rumah Madin dengan kerajinan2 eceng gondoknya, padahal tanah rawa itu bukan milik Madin lagi.

Rohadi dan Umaya pada malam harinya berusaha untuk membakar rumah Madin, tetapi keburu tertangkap oleh warga. Mereka tak jadi dibawa ke kantor polisi berkat kebaikan Madin. Umaya berusaha agar resto yg dibangun tetap buka, Umaya berusaha mencoba memasak tapi menimbulkan kebakaran. Atas kejadian tsb Umaya dan Rohadi menyadari atas kesalahannya lalu minta maaf kepada Madin dan Mimah. Rohadi dan Umaya mau membantu usaha kerajinan dari eceng gondok ini, ternyata menarik juga membuat anyaman2 dari eceng gondok.

Beberapa tahun kemudian, dibuka lah gerai kerajinan eceng gondoknya Madin. Tanah rawa yg dibeli oleh Bang Nasron ditawarkan kembali ke Madin agar dapat dibeli kembali oleh Madin, maka tanah rawa sudah menjadi milik keluarga Madin. Rohadi dan Umaya baru sadar mengapa alm kedua ortu mereka menitipkan tanah rawa ini, ternyata ada manfaatnya yg dapat dibudidayakan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online