Pintu Berkah - Doa Ibu, Doa Dari Surga

https://m.vidio.com/watch/1672075-pintu-berkah-doa-ibu-doa-dari-surga

Diterbitkan May 31, 2019

Sigit (Erwin Cortez) dan Indri (Winda Puspita) memutuskan untuk mengangkat anaknya Nur (Ananda Faturrahman), Fitri sebagai anak. Sigit dan Indri juga berjanji pada Nur untuk merawat dan menyekolahkan Fitri dengan baik. Namun semenjak Indri hamil, sikap dan perhatian mereka berubah pada Fitri. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Doa Ibu, Doa dari Surga.

#winda puspita #erwin cortez #ananda faturrahman#doa ibu doa dari surga #pintu berkah

Erwin Cortez: Sigit
Winda Puspitha: Indri
Ananda Faturrahman: Nur
Salsabila Zahra: Fitri kecil
Cut Syahra: Fitri dewasa
Eny Surrachman: Bi Ijah, pembantunya Sigit/Indri
Anto Ahmad: dokter yg menangani Fitri
Alex Jonson: pihak bank yg menyita rmh Sigit
Purba Suranta: pihak bank yg menyita rmh Sigit
Ali Nasution: warga di kampungnya Nur
Muhammad Rizal "Genit": pembeli gerabah
Marlon Mulyadi: rentenir

Nur sedang hamil besar dan akan segera melahirkan, suaminya sudah meninggal sebulan lalu.

Sigit sudah menginginkan anak, 5 tahun sudah menikah dgn Indri. Sigit sudah bekerja di pabrik, jika tak punya anak buat apa, krn butuh org utk mewariskan. Sigit mengusulkan utk angkat anak, Sigit memiliki teman dgn kasus bhw blm diksh keturunan, setahun kemudian setelah angkat anak baru lah istrinya hamil. Indri ini sebenarnya hanya mau anaknya sendiri.

Indri curhat ke bibi bahwa hampir tiap hari bertengkar krn belum dikaruniai anak. Bibi mengatakan bahwa sudah benar keputusan utk adopsi, bibi tau ada orang yg sbg tetangganya itu tau asalusulnya, bibi menceritakan bhw namanya Nur. Nur ini kerjanya hanya cuci gosok. Kata bibi kalau merawat anak yatim maka rejekinya akan berkah. Sigit meminta bibi utk mengantarkannya.

Nur baru saja melahirkan bayi perempuan. Anaknya akan diberinama Fitri Rahmasari. Sigit yg melunasi biaya lahirannya Nur. Nur seperti tak rela diberikan anaknya itu. Sigit berjanji utk menyekolahkannya anaknya setinggi mungkin. Sampai kapanpun Nur tak akan memberikan anaknya. Bibi dah kerja lama dgn Sigit dan Indri. Nur memang hidup dah susah, rmh ngontrak, tak ada harta benda yg bisa dijual. Demi masa depan Fitri, Nur ikhlas memberikan ke Sigit dan Indri. Sigit memberikan surat perjanjian diatas materai, Nur dapat bertemu anaknya setelah berumur 21 thn, alasan Sigit adalah jiwa Fitri masih labil.

2 tahun kemudian setelah membesarkan Fitri, Indri mual2 dan ternyata hamil. Penantian selama 7 thn akhirnya punya anak kandung. Beberapa bulan kemudian mereka memiliki anak bernama Hasna.

7 tahun kemudian berlalu. Perlakuan Sigit dan Fitri serasa berubah menjadi kurang ramah kepada Riri (panggilan khusus Fitri), lebih sayang kepada Hasna. Bibi mengingatkan Indri utk ganti sepatunya Riri, katanya tinggal bawa saja ke tukang sol. Nur meminjam uang kepada ibu2 (Hartati Nurdianti) utk ke kota. Nur merasa pasti anaknya sudah besar berusia 9 thn. Mobil travel yg ditumpangi Nur mengalami kecelakaan.

Nur mengalami luka dalam bagian pinggang sampai syaraf kedua kaki dan ini menyebabkan kelumpuhan. Kecil kemungkinan utk kembali normal. Saat lebaran pun masih bisa bertemu bibi saat mudik. Bibi terlihat sedih, berbohong ttg kondisi di rumah atas sikap ortu angkatnya. Bibi memberikan foto Fitri kepada Nur dgn bajunya, itu baju padahal dibelikan oleh bibi.

8 tahun kemudian sudah berlalu, Riri berusia sekitar 17 tahun. Hanya Bi Ijah yg ingat hari ultah Riri ketimbang ortu angkatnya sendiri. Hasna sedang asyik diajak makan diluar oleh Sigit dan Indri, Riri dilarang ikut. Bibi tiba2 merasa pusing, tak perlu dibawa ke dokter. Bi Ijah ingin memberitahu sebuah rahasia besar, belum sempat cerita tapi sudah meninggal dunia. Hanya Bi Ijah yg setia merawat Riri.

Nur menunggui bi Ijah tak kunjung tiba, padahal sudah dijanjikan akan membawa Fitri. Nur dikabari warga bahwa Bi Ijah meninggal di rumah majikannya. Jika tak ada Bi Ijah maka siapa yg dapat memberi kabar ttg Fitri, pasti tak ada lagi.

Hasna memperlakukan Fitri ini sbg layaknya pembantu, nyuruh2 setrika baju. Kata Fitri, kan Hasna sudah besar ini. Indri malah kasar menyuruh gosok baju. Fitri sudah melakukan segala pekerjaan rumah, Hasna dgn enak minta uang utk jalan. Alasan Indri tak adil krn anak sulung maka harus bisa mengalah.

Indri senang bisa membahagiakan anak sendiri. Hasna minta hp akan diusahakan utk dibelikan. Sigit pulang2 memberitahu hal yg gawat, pabrik Sigit mengalami kebangkrutan. Indri dan Sigit dulu diajak sahur oleh Riri tapi tak mau. Sigit mengingat-ingat kesalahan lalu bhw pasti krn menyia-nyiakan Riri, mereka menzhalimi anak yatim makanya rejeki jadi seret. Indri tak percaya hal yg dibicarakan Sigit.

Rumah Sigit kedatangan kedua tamu (Alex Jonson dan Purba Suranta) dari bank yg akan menyita aset-aset milik Sigit. Sigit sekeluarga hrs menyiapkan kepindahan ke kota. Nur meminta tumpangan kepada bapak2 utk ke kota naik mobil pickup, krn Nur tak punya uang, naik bus tak memungkinkan dgn kondisi lumpuh. Penantian setelah 21 thn, hrsnya Nur dapat bertemu dgn Fitri.

Hasna marah dan depresi krn hrs tinggal di rumah yg lebih kecil lagi. Riri menegurnya utk suruh bersyukur. Sikap Indri kasar kepada Fitri menyuruh masak padahal bulan puasa. Nur sudah tiba di rumah tujuan, tetapi ternyata tak diketahui bahwa Sigit dan Indri sudah pindah.

Di rumah Sigit tak ada satu pun yg kerja, Fitri hanya lulusan SMA saja. Fitri pernah diajarkan Bi Ijah utk membuat bubur sumsum, maka Fitri memutuskan utk berjualan bubur sumsum saja. Fitri di jalan saar dagang bertemu dgn ibu-ibu lumpuh yg jalan dgn troli, tak lain adalah Nur yg tanpa diketahui adalah ibu kandungnya sendiri. Nur membantu utk menjuali meski untung kecil, Nur bersedia diulah meski dgn bubur sumsum. Fitri mengenalkan diri sbg Riri ke Nur, Nur jg memperkenalkan diri bhw mencari anaknya yg hilang. Dagangan Fitri ternyata laris manis, Nur doakan agar dagangan semakin laris dan lancar.

Nur merasa dekat sekali dgn anak itu (Fitri) begitu pertama kali bertemu dgn Fitri. Ada mas-mas yg datang utk memborong semua dagangan bubur sumsum tsb. Mas2 tsb bangga terhadap Fitri yg memuliakan ibu2 itu meskipun belum tau apakah keliarganya atau bukan.

Hasna minta uang lagi ke ayahnnya, Sigit menyuruh hemat-hemat. Kerjanya Sigit tak jelas. Hasna membongkar-bongkar lemari utk mencari harta benda milik ortunya sampai lemari berantakan. Fitri menemukan ada dokumen adopsi, Fitri kini tau alasan ortunya suka pilih kasih. Fitri bergerak utk mencari ibu kandungnya.

Indri dan Sigit mencari Fitri di rumahnya tak ada, dipikir Sigit pasti tak betah krn sering dikasarin oleh mereka. Saat mereka bergerak keluar, tak disangka bertemu dgn Nur. Nur menceritakan kondisinya seperti ini krn akan menemui Fitri lalu mengalami kecelakaan. Nur menagih janjinya setelah 21 thn. Fitri menyusul ke kampungnya Nuriah berdasarkan alamat yg ada pada dokumen. Fitri mendapatkan ibunya tak ada di rumah. Nur mengira Indri dan Sigit menyembunyikan Fitri malah Indri berkata bahwa anak itu tak tau diri, sudah dirawat dan dibesarkan.

Nur yg jakan malam2 bertemu dgn lelaki (bernama Hanif) yg waktu itu bertemu saat dagang bareng Fitri. Nur selama ini tinggal di pos ronda. Pemuda itu bersedia menampung Nur utk tinggal. Fitri membawa pakaiannya, tak mau kembali ke rmh Sigit dan Indri krn selama ini tak sayang kepadanya. Fitri bertemu dgn seorang Hanif, pemuda yg waktu itu jg, Fitri sedang butuh uang utk melanjutkan hidup  Mas2 tsb menawarkan kerja di pabrik, bareng Nur juga, jadi Fitri ada teman utk kerja.

Nur dan Fitri bekerjasama di pabrik gerabah, Hanif akan mengajarkan cara membuatnya lalu akan digaji dgn layak. Fitri melihat Nur memegang foto anaknya, Fitri mengenali itu adalah dirinya ketika berumur 9 tahun. Fitri lgsg bertanya apakah ibu ini bernama Bu Nuri dari desa Tegal Kembang. Fitri mengaku dirinya Fitri Rahmasari. Fitri memegang surat perjanjian itu dan diunjukkan ke Nur. Fitri sempat emosi dan kecewa mengapa Nur tak mau merawatnya, Nur berusaha menjelaskan.

Fitri cerita soal Sigit dan Indri yg kini Fitri benci krn memperlakukan dgn tidak baik. Usaha gerabah Hanif di ambang kebangkrutan, untung saja Fitri bisa melukis, dia akan melukis gerabah tsb agar menarik. Gerabah Hanif memang terlihat polos selama ini.

Ada bapak2 pemilik restoran (Muhammad Rizal "Genit") yg membutuhkan hiasan dari gerabah, maka bapak itu ingin memborongnya. Alat masaknya juga dibutuhkan oleh bapak itu.

Hanif memberikan cincin kepada Fitri utk melamarnya sbg istrinya. Nur merestui hub Fitri dgn Hanif, sama2 soleh dan solehah. Hanif sudah yakin atas perasaannya. Dalam agama Islam bhw menikah adalah ibadah.

1 tahun kemudian, ada debt collector (Marlon Mulyadi) menagih hutang kepada Indri, bunganya sudah menumpuk. Sigit baru tau bhw istrinya berhutang, Indri melakukan ini utk menyenangkan Hasna. Sigit yg shocked tiba-tiba merasakan dadanya nyeri dan sesak, Sigit terjatuh pingsan.

Nur bersama Fitri dan Hanif melihat ada Indri di RS, Fitri membiarkan begitu saja urusan mereka, lebih baik fokus ke kehamilannya saja. Fitri sudah terlanjur sakit hati kepada mereka. Nur menegurnya gimana pun jg mereka adalah ortu angkat yg telah merawatnya. Hanif membenarkan ucapan Nur. Hanif ikhlas uang yg hrsnya dipakai utk mengembangkan usaha, dipakai utk pengobatan Sigit. Fitri datang ke ruang rawat Sigit, Indri minta maaf kepada Fitri, kata Fitri berterima kasih lah kepada Nur yg berhati baik. Sigit sadar atas kesalahannya lalu minta maaf. Hasna juga ikutan minta maaf kepada Fitri. Hasna ditawarkan kerja di pabrik Fitri sambil belajar. Kini Fitri memiliki keluarga besar yg utuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online