Pintu Berkah Ramadan - Wajik Lebaran Dan Tangisan Ibu

Ferdi Ali: Bahar
Rexi Wahrheit: Arman, adik Bahar
Dessy: Nesa, adik Bahar
Maya Yuliana: Khanza
Deden Bagaskara: Husein, ayahanda Khanza
Raslina Rasidin: Bu Farida, ibunda Bahar
Alex Bernard: Nasron, atasan Bahar
Parlin Panggabean: Komar, pegawai Nasron yg tak suka Bahar
Purba Suranta: dokter yg menangani Bu Farida
Stevan Rizky: Adit, suami Nesa
Cantika, anak Nesa
Budi Bejo: Pak Toha "Debt Collector"
Dicky Zecko: warga penolong kecelakaan korban suami Nesa
Mang Odiel: penghulu nikah Khanza - Bahar

Bu Farida berprofesi sehari2 adalah berjualan wajik keliling. Bu Farida tinggal bersama anak sulungnya yg bernama Bahar. Bahar ini bekerja di bengkel milik Pak Nasron. Bahar membutuhkan biaya utk pengobatan Bu Farida, ibunya. Bahar meminjam kepada bossnya lalu dikasih, sedangkan pegawainya, Komar (Parlin Panggabean) meminta pinjam uang tak dikasih oleh bossnya. Bu Farida belakangan menderita pusing pada kepalanya, pernah saat berjualan ini sempat akan terjatuh, untung ditolong oleh seorang wanita muda bernama Khanza. Ayah Khanza ini ternyata penggemar wajik juga, katanya wajik ini enak. Saat ditanya beli dimana, Khanza menjawab dari Bu Farida. Ayah Khanza seperti familir dengan nama ibu tsb.

Bu Farida ini menderita penyakit kanker otak stadium 4, yg dibutuhkan saat ini adalah kehadiran kedua anaknya, dua adik Bahar yg lain yaitu Nesa dan Arman. Nesa dan Arman ini sudah 5 tahun tidak pulang menemui ibunya. Bahar mencoba utk menghubungi kedua adiknya. Nesa dihubungi utk pulang tidak bisa, krn dilarang suaminya krn ada pekerjaan suami yg tak bisa ditinggal. Adit tak setuju uang dikeluarkan utk biaya berobat Bu Farida. Arman sendiri dihubungi juga tak bsa krn sibuk bekerja dan saat ini Arman sedang bersama pacarnya.

Pada suatu hari bengkel Pak Nasron mengalami komplain dari pelanggan krn menyebabkan motor pelanggan blong, Bahar sudah mengerjakan dgn baik dan tidak ada masalah apa2. Entah apakah ada yg menyabotase motor milik pelanggan untuk memfitnah Bahar. Akibat dari ini Bahar dipecat dari pekerjaannya oleh Pak Nasron, bossnya.

Bahar membawa pulang ibunya krn tak ada biaya akibat dipecat itu, Bu Farida tak mempermasalahkan. Setiba di rmh, kedatangan lah debt collector yg bernama Toha. Bahar tak mengetahui jika ibunya berhutang 75juta kepada rentenir itu. Bu Farida butuh uang utk menguliahkan kedua adik Bahar, oleh krn itu pinjam dari rentenir.

Di rumah Farida kedatangan tamu bernama Khanza yg membawa makanan utk Farida dan ingin bertemu Farida. Bahar menyambutnya sekalian mempersilakan masuk. Bahar ingin bertemu dgn adik-adiknya utk membantu melunasi hutang ibu mereka tapi tak ada yg mau bantu, Adit baru saja beli mobil baru sedangkan Arman butuh biaya banyak utk menikah.

Rumah Bu Farida sendiri sudah disita oleh rentenir krn tak sanggup bayar. Bahar sempat berbohong sesuatu kepada ibunya masalah adik-adiknya. Kini, Bahar mengajak ibunya ke rumah adik-adiknya namum kehadirannya tak diharapkan, Bu Farida baru sadar ini alasan Bahar berbohong. Beruntung ada Pak Husein di masjid menemukan Bu Farida. Pak Husein ini ternyata adalah teman lamanya Bu Farida dan suaminya. Pak Husein menawarkan tumpangan ke rumah kontrakannya agar Bu Farida dan Bahar dapat berteduh. Pak Husein memperhatikan Bahar itu sangat soleh dan berbakti kepada ibunya. Bu Farida merasa perlu menjodohkan anaknya dgn anak teman lamanya itu, Bahar tidak tau saat itu siapa sebenarnya anak Pak Husein yg dimaksud itu.

Adit yg mencoba mobil baru tiba-tiba saja menabrak orang, ada warga yg mengenali mobil ini mobil Adit, lalu melaporkan ke polisi atas tuduhan tabrak lari. Adit di rumah kalang kabut, polisi sudah mencarinya utk menangkapnya. Adit ditangkap oleh polisi dan dipenjarakan. Arman di kantor ketahuan memanipulasi data-data di ruangan bossnya, Arman selama ini terbukti melakukan korupsi yg menyebabkan dipecat. Arman harus mengganti kerugian perusahan agar tidak masuk penjara. Arman kini sudah bangkrut, pacarnya yg rencana akan dinikahinya mengetahui hal ini malah meninggalkan Arman. Arman berusaha mengejar sampai Arman terserempet motor. Rumah Nesa dan Adit sudah disita oleh bank yg menyebabkan Nesa bersama Cantika tak memiliki tempat tinggal, kebetulan juga Arman bertemu Nesa di jalan membawa koper. Mereka menyesali perbuatan ini akibat durhaka kepada ibu mereka dan kesalahan kepada Bahar, kakak mereka.

Nesa dan Arman datang ke kampung ibunya, disana bertemu dgn Pak Toha bahwa rumah mereka sudah disita. Pak Toha menjelaskan alasan ibu mereka berhutang adalah untuk uang kuliah mereka, baru lah mereka percaya setelah waktu itu tak percaya ucapan kakak mereka sendiri. Pak Husein berencana mengundang buka puasa bersama dgn Bu Farida mengajak anaknya. Tak disangka ternyata sudah saling mengenal antara Khanza dgn Bu Farida dan Bahar. Pak Husein ingin menikahkan anaknya dgn Bahar. Saat acara buka puasa bersama ini Bu Farida keadaan melemah dan harus masuk RS. Bahar dan Khanza menikah di RS dgn dihadiri ibunya.

Bahar mencari2 kedua adiknya pada akhirnya bertemu juga di musholla lalu mereka minta maaf kepada kakak mereka lalu digiring untuk bertemu ibu mereka. Nesa dan Arman minta maaf kepada ibu mereka, Nesa baru membawa anaknya di hadapan ibunya. Bu Farida inginkan saat merayakan hari raya dapat berkumpul bersama. Ketika solat berjamaah diimami oleh Bahar, Bu Farida tersujud lama sekali, setelah diperiksa ternyata Bu Farida sudah meninggal dunia. Bahar sekeluarga bersama adik2nya berkumpul di makam ibu mereka, adik2nya kini sudah menyadari kesalahannya dan akan memperbaiki diri mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online