Pintu Berkah - Kisah Kesetiaan Seorang Suami Yang Dilupakan

https://m.vidio.com/watch/1707343-pintu-berkah-kisah-kesetiaan-seorang-suami-yang-dilupakan

Diterbitkan July 20, 2019

Dulu Winda (Jill Gladys) adalah istri seorang juragan perkebunan dan dikaruniai anak Dea (Amanda Putri). Meraka hidup dengan sangat berkecupan, namun semua berubah ketika suami Winda meninggal dan ternyata memiliki hutang sehingga harta dan kebun suaminya pun disita dan hidup dengan kesederhanaan. Ketika Winda kesulitan dalam menjalani kehidupan karena statusnya sebagai janda, Ia pun mendapat perhatian lebih dari seorang pemuda bernama Danang (Ferdi Ali) yang baik hatinya dan ingin menikahi Winda walau dengan kondisinya yang lumpuh akibat kecelakaan. Namun kesetiaan Danang pun hanya sia-sia, dan perlahan Danang pun dilupakan oleh Winda. Lantas apakah Winda akan menghianati kesetiaan dari Danang yang selalu menemaninya dalam kondisinya ketika ia terpuruk? Simak selengkapnya di Pintu Berkah - Kisah Kesetiaan Seorang Suami Yang Dilupakan Jasanya.

#hafida gerizz #ferdi ali #amanda putri #jill gladys#pintu berkah indosiar

Jill Gladys: Winda
Alino Oktavian: suami Winda
Amanda Putri: Dea, anak Winda dan (Alino Oktavian)
Ferdi Ali: Danang
Hafida Gerizz: Bu Sinta, Ibunda Danang
Fuz Fauzi: Pak RT
Alexander Benny: dokter yg menangani Winda
Asep Saepuloh: penghulu nikah Danang-Winda

Suami Winda sedang memantau perkebunan, kata anak buahnya bahwa banyak hasil panen yg rusak akibat perubahan cuaca, kerugian menjadi 2x lipat. Suami Winda mengalami serangan jantung dan meninggal dunia di tempat. Belum lagi suami Winda meninggal, ternyata datang penagih hutang. Akta rumah dan perkebunan ternyata sudah diserahkan sbg jaminan hutang. Winda terpaksa mengajak Dea pindah ke tempat yg lebih sederhana, Dea berpikir untuk berhenti sekolah saja. Winda tak mau Dea ini putus sekolah.

Ada lelaki bernama Danang, seorang pemilik warung datang ke rumah Winda. Sebagai tetangga ingin memberikan makanan ke Winda sbg ucapan selamat datang, Winda bilang tak bisa terima krn bukan pengemis. Dea kebetulan lagi lapar, kali ini Winda terima dan akan berbalas mengirim makanan ke Danang.

Ada seorang bapak2 yg membicarakan Winda yg dulu punya suami kaya yg punya kebun luas, sekarang menjadi janda dan katanya cari perhatian kepada boss mereka.

Dea sedang ke sekolah dgn sepatu yg sudah jebol, kebetulan mampir ke warung Danang untuk membeli lem. Danang malah menggratiskan lem itu kepada Dea dan kata Dea jangan bilang2 ibunya, malah Dea diberikan buku oleh Danang.

Beberapa minggu kemudian, saatnya Winda terima upah. Winda mendapatkan upah yg besar, kata buruh lain padahal kerjanya begitu2 saja tak seberapa, namanya juga janda kembang.

Ada warga bersama Pak RT datang ke rumah Winda, Pak RT mendapat laporan warga bahwa Winda menerima tamu bukan muhrim di rumah. Winda menyangkal bahwa menerima tamu laki2, Danang langsung muncul kebetulan lewat. Danang menjamin bahwa Winda dan Dea adalah warga baik di kampung ini.

Bu Sinta, ibunda Danang kebetulan datang ke rumah Danang. Bu Sinta mendengar soal Danang yg sedang dekat dengan janda kembang bernama Winda. Danang ini bilang bahwa membela orang yg benar, bukan orang yg salah. Katanya Winda itu genit, Bu Sinta memang belum pernah bertemu Winda langsung seperti apa jadi bisa berpikiran macam2.

Winda tiba2 tak bisa bekerja di perkebunan, Winda memang tak salah apa2 tetapi jadi omongan orang krn statusnya sebagai janda. Winda memang tahan dengan omongan orang2, tetapi istri boss tidak. Istri boss ajak pisah jika Winda masih bekerja di kebun, boss memberikan pesangon kepada Winda.

Winda yg sedang jalan kena jambret lalu terkena tabrak lari krn tertabrak mobil, efek kecelakaan mengakibatkan syarafnya rusak dan mengalami kelumpuhan. Winda dapat sembuh dgn jalan operasi, biayanya pasti sangat mahal. Dea ingin minta tolong ke Danang apakah punya kenalan, Dea ingin bekerja sebagai pembantu agar bisa kirim uang.

Danang ingin sekali melamar Winda sebagai istrinya, Bu Sinta ini tak setuju dgn keputusan Danang dan tak percaya dgn Winda si janda kembang itu. Danang melakukan ini semua untuk niat ibadah. Danang yakin dipertemukan Winda dan Dea ada maksudnya, tekad Danang sudah bulat.

Danang datang ke rumah Winda untuk melamar Winda menjadi istrinya, Danang dianggap tak waras krn menikahi perempuan di kursi roda. Danang berharap dapat meringankan beban Winda dan Dea. Winda berkata tak ada niatan utk menikah lagi. Jika berubah pikiran, maka pintu akan selalu terbuka. Dea tau bahwa Danang itu baik, Dea ingin ada orang yg membantu dan membahagiakan Winda. Dea ingin pergi mencari nafkah menjadi asisten rumah tangga jika ibunya menolak lamaran Danang.

Sebulan kemudian, Winda pun akhirnya menikah juga dengan Danang. Bu Sinta dalam hati tidak senang dan masih sinis, Dea senang ibunya menikah dengan pria baik seperti Danang. Beberapa hari kemudian, Danang membelikan makanan kesukaan ibunya. Bu Sinta malah mengejek Winda ygtak bisa apa2 sebagai istri Danang. Winda tak mau datang ke rumah ibunya Danang yg berkata menyakitkan. Winda menikah dgn Danang bukan menjadi bulan2an Bu Sinta.

Para buruh tani membicarakan Danang anak baik2 bersama Winda dan Dea. Danang membela istrinya dan memperingatkan para buruh tani yg membicarakan Winda. Danang pun dengan tekun mau mengajari dan mengajak Dea mengaji. Danang melihat Winda sedang bengong sendiri, Winda masih mengenakan cincin dari peninggalan alm suaminya, Winda berkata sampai kapanpun tak ada yg bisa menggantikan posisi ayah kandung Dea. Danang hanya ingin ada sosok dewasa untuk menjaga Dea. Kata Winda bahwa orang itu adalah dirinya sebagai ibu kandungnya.

Ada polisi datang mencari Winda, untuk memberi kesaksian atas dasar penipuan. Selama ini ada debt collector yg modus mendatangi orang yg suaminya meninggal dan mengaku suami dari korban itu meninggal dgn menunjukkan akta rumah palsu, jadi sebenarnya rumah Winda itu tak dijaminkan. Winda bersedia ikut untuk memberikan keterangan.

Winda memberikan kabar baik kepada Dea bahkan lebih baik lagi, ternyata selama ini hanya ditipu, Winda tak kehilangan rumah dan kebun, jadi selama ini ada orang yg memalsukan tandatangan alm suami Winda. Winda dan Dea berarti bisa balik lagi seperti semula. Krn sudah punya uang, harusnya bisa menjalani operasi hingga kaki Winda sembuh. Seminggu kemudian setelah operasi selesai, Winda dicoba untuk berjalan dan masih dituntun. Beberapa hari kemudian, Winda sudah dapat berjalan lagi. Winda ingin merayakan dgn memasak masakan kesukaan Dea.

Danang memberikan kabar bahagia kepada ibunya bahwa Winda sudah bisa berjalan lagi, Bu Sinta malah menanyakan ke Danang apakah melakukan ini semua ada imbalannya, jangan2 Winda itu bagai kacang yg lupa akan kulitnya. Danang bersama Dea dan Winda pun dapat kembali ke rumah awal, Dea sempat bilang di rumah Danang pun juga enak sebenarnya tetapi katanya tak selega di rumah Winda. Winda melarang Danang untuk memindahkan foto2nya bersama alm suami Winda.

Danang memutuskan untuk tetap tinggal bersama istri dan anak tirinya, Danang ingin menjual rumah untuk memperbesar usaha tokonya. Bu Sinta ini seperti tidak suka dengan Winda yg sekarang sudah jadi kaya lagi bisa jadi sombong. Danang malah dilarang duduk di kursi bekas alm suami Winda. Winda menyuruh Danang tidur di kamar tamu, tak pantas tidur di ruang utama.

Ada warga mencari Danang, bahwa toko Danang dikabarkan mengalami kebakaran. Winda menarik Dea untuk tak membantu Danang saat toko Danang mengalami kebakaran. Dea menanyakan kabar Danang yg tokonya kebakaran. Toko Danang sama2 sekali tak bersisa. Kata Winda ini bukan urusan Dea utk mengurus masalah Danang, alm suami Winda tak mungkin melakukan kesalahan fatal.

Winda menanyakan Danang utk uang bulanan buat bayar listrik, air dan asisten rumah tangga. Danang hanya punya uang ala kadarnya, lalu apa gunanya Danang dan saat selama masih menjanda. Daripada menganggur, mending antar jemput Dea ke sekolah saja. Winda mengundang tamu ibu2 di rumah, keberadaan Danang hanya dianggap sebagai sopir oleh Winda di hadapan ibu2. Dea menegur sikap ibunya yg jahat kepada Danang, dari hasil kebun bahkan mewah dan lebih dari cukup, kata Winda tak butuh Danang lagi.

Bu Sinta menanyakan bagaimana keadaan rumah tangga Danang bersama Winda, Bu Sinta tau saat ini Danang dalam keadaan susah. Bu Sinta tau pasti uang Winda banyak, Danang berkata merasa tak berhak atas harta Winda, Danang ini menikahi Winda bukan karena harta. Bu Sinta tetap menduga2 bahwa Winda ini tetap bagaikan kacang yg lupa akan kulitnya.

Ibu2 membicarakan Danang yg semenjak toko kebakaran, sudah tidak kerja lagi. Katanya untuk apa kerja krn sudah ada janda kaya, jadi tinggal ongkang2 kaki saja.Itu katanya sudah rencana Danang mendapatkan janda kaya. Winda memberitau Danang agar tidak jalan berdua mendampingi, Winda sudah dengar omongan tetangga pasti hanya ingin numpang hidup saja, Danang berkata semua itu tidak benar. Danang akan berjanji tak akan membebani. Winda tak bersedia meminjamkan modal, katanya nanti kalau kebakaran lagi bagaimana.

Winda merasa uangnya tak ada di lemari. Danang dituduh Winda bahwa mencuri uang Winda. Krn tak kasih pinjam uang makanya mencuri uangnya. Asalkan Danang tau bahwa uang Winda adalah uang dari warisan suaminya, Winda mengusir Danang agar pergi meninggalkan tempat ini. Kata Winda, mulai sekarang Danang tak tinggal di rumah Winda, Dea tak mau pisah dari Danang. Meski tak serumah, Dea masih bisa ketemu Danang. Danang ikhlas meninggalkan rumah atas permintaan Winda.

Bu Sinta kecewa akan sikap Winda kepada Danang, ternyata Winda itu bagaikan habis manis sepah dibuang, Bu Sinta tau bahwa Danang ini dituduh mencuri di rumahnya. Danang akan buktikan jika suatu saat dapat bangkit dan menjadi suami yg bertanggungjawab.

Winda masuk ke kamar memergoki ada orang asing masuk ke kamar. Ternyata selama ini pembantunya Winda yg selama ini maling di rumahnya, ada yg memukul Winda dari belakang dgn batangan kayu sampai terjatuh. Pembantu Winda sudah kerja sama dgn rampok itu. Dea mendapati ibunya sudah dalam jatuh pingsan lalu dibawa ke RS dibuat koma agar keadaan stabil.

Dea mendatangi Danang di rumahnya. Yg ia dapatkan adalah kemarahan dari Bu Sinta, ibunda Danang. Bu Sinta menghujat Winda yg sikapnya bagai kacang lupa akan kulitnya, maka ini lah azab yg ia terima akibat kesombongannya ini. Bu Sinta memberitau semalam Dea datang ke rumahnya. Kata Bu Sinta tak perlu pedulikan masalah Winda yg mengalami musibah, orang yg berbuat jahat pasti ada yg membalas, sampai saat ini Winda masih tanggung jawab Danang.

Danang menghampiri Dea di RS, lebih baik berdoa kepada Allah utk kesembuhan ibu Dea. Dea minta Danang untuk memaafkan ibunya. Danang tak pernah dendam kepada Winda selama ini. Danang tetap memperhatikan Winda, solat berjamaah bersama Dea di kamar dimana Winda merawat.

Danang kini bekerja sebagai supir angkot untuk mencari nafkah, Danang bekerja keras untuk membiayai RS. Dea tadinya ingin menjual barang2 di rumah, ini kata Dea adalah pengorbanan. Bagi Danang bukan lah pengorbanan melainkan tanggungjawabnya sbg seorang suami dan tanggungjawab sebagai ayahnya.

Bu Sinta datang ke rumah Danang, mengetahui Danang yg bekerja keras, banting tulang untuk wanita yg tak tau diri dan tak tau rasa terima kasih. Bagi Bu Sinta rugi untuk ngurusin perempuan seperti Winda yg lupa kacang akan kulitnya, Danang ikhlas melakukan itu dan tak masalah jika tak mendapatkan ucapan terima kasih, malah kata Bu Sinta lebih baik Danang mencari istri baru saja.'

Dea melihat papan pengumuman bahwa baru saja lulus, kebetulan Danang juga datang ke sekolah Dea. Kata Dea ini berkat Danang, kata Danang ini terjadi atas izin Allah. Winda masih saja koma, Dea ingin menunjukkan ke ibunya bahwa dirinya baru saja lulus.Winda seperti keluar air mata dan jari tangannya mulai bergerak.

Winda bener sudah sadar akhirnya, Winda minta maaf sudah ninggalin Dea selama koma. Dea tak merasa sendiri krn ada Danang. Danang minta maaf jika ganggu, Dea tak mau Danang pergi. Selama Winda koma, Dea ini ditemani oleh Danang. Dea mohon kepada ibunya agar tak usir Danang lagi, Winda ucapkan terima kasih kepada Danang, Winda tau Dea tak akan bohong dan tau Danang orang baik. Mengapa Danang masih mau membantu Winda meskipun Winda jahat. Danang ikhlas jika Winda ingin meninggalkannya. Danang tak takut jika kebaikannya dilupakan, hanya Allah lah yg tau. Dea mohon lagi agar jangan pisah dengan Danang, Dea tak mau kehilangan ibunya dan kini tak mau kehilangan Danang. Danang akan selalu siap menjadi suami dan sosok bapak untuk Dea.

Winda datang minta maaf kepada ibu mertuanya selama ini Winda tau kalau Bu Sinta membencinya, Winda menyadari perbuatannya dan merasa pantas untuk dibenci. Winda ingin pernikahannya dgn Danang berjalan lancar dan dgn baik, semua tak akan tercapai tanpa restu. Bu Sinta sadar bahwa Danang ini menjadi kepala keluarga yg baik dan dgn cara sendiri, harusnya dari dulu tak merendahkan Winda. Bu Sinta mengerti posisi Winda saat itu, harusnya Danang juga tak meninggalkan ibunya.

Winda yakin alm suaminya senang dan ikhlas jika dirinya sudah menemukan sosok lelaki yg baik dan tulus, Winda siap untuk memulai hidup baru dengan Danang. Danang kini dapat memimpin solat berjamaah bersama Winda dan Dea. Danang bersyukur bahwa keluarganya telah dipersatukan, Danang memohon utk menjadikan keluarganya sakinah, mawadah dan warahmah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online