Pintu Berkah - Kisah Tukang Pijat Tunanetra yang Berhasil Menyekolahkan Anaknya

https://m.vidio.com/watch/1708537-pintu-berkah-kisah-tukang-pijat-tunanetra-yang-berhasil-menyekolahkan-anaknya?channel_id=32822818

Diterbitkan July 22, 2019
Rahman (Zaky Zimah) rajin bersedekah di hari jumat dengan memberikan pijatan secara cuma-cuma kepada orang lain. Ratih (Elsya Syarief) tidak suka dengan perilaku Rahman. Apalagi ketika Rahman buta, Ratih memilih pergi dan meninggalkan Rahman serta kedua anaknya. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Kisah Tukang Pijat Tunanetra yang Berhasil Menyekolahkan Anaknya.
#elsya syarief #darren #zaky zimah #kisah tukang pijat tunanetra yang berhasil menyekolahkan anaknya #pintu berkah

Zaky Zimah: Rahman
Elsya Syarief: Ratih
Darren: Iqbal
Caca Angels: Aisyah
Ali Nasution: pelanggan pijat
Alino Oktavian: Pak Bayu
Asep Krismanto: Kepala Desa
Dicky Zecko: Dicky, warga desa
Budi Bejo: Pardi, rentenir
Mang Odiel: pelanggan pijat
Febryan Adhitya: dokter yg menangani Rahman
Purba Suranta: Pak Ruslan
Chandra Cjt: Ardi, guru sekolah Iqbal
Ujang Kumis: Ujang, warga desa
Jefry Manado: pemilik toko beras
Pak Masran: Dimas, polisi
Hesti Lauder: ibu kontrakan
Asep Saepuloh: rektor kampusnya Iqbal

Rahman suka memberikan pijat gratis setiap hari Jumat. Ratih meminta uang kepada Rahman tapi Rahman memberitau bahwa dirinya memberikan jasa pijat gratis tiap Jumat. Bagi Ratih harusnya keluarga Ratih yg mendapatkan sedekah, Rahman dianggap suami tak berguna.

Anak-anak Rahman ini pada pinter sekolahnya, mereka ingin bercita-cita menjadi dokter. Rahman berdoa agar rejekinya lapang dan dapat mewujudkan cita-cita kedua anaknya.

Di malam hari, rumah Rahman mengalami gempa. Rahman sekeluarga dapat menyelamatkan diri dari gempa itu. Ratih mengeluh sudah hidup susah, kena bencana gempa pula. Coba saja pindah ke Jakarta, maka tak akan mengalami gempa ini, kata Ratih. Pindah ke Jakarta ini butuh uang kata Rahman. Rahman tak mau anak dan istrinya gelandangan jika pindah ke Jakarta.

Badan Aisyah lemas dan juga belum makan. Rahman bergerak utk meminta obat dan makanan utk anaknya, tetapi malah dirampas dan dikeroyok dua orang yg merampas. Ratih di jalan bertemu dgn Ismet yg naik motor. Ismet berasal dari kota, kembali ke kampung begitu tau ada gempa. Ismet bersedia membantu utk pengobatan Aisyah. Ratih menyesal dulu memilih Rahman, kenapa tak bersama Ismet. Kata Ismet mending memulai hubungan lagi dan ikut ke Jakarta. Rahman beralasan bahwa stok kurang di pengungsian makanya tak dapat makaman dan obat, padahal sebenarnya habis dikeroyok oleh yg merebut jatah obat dan makanan.

Berita gempa susulan dicabut menurut pengumuman pak Kades, para warga dapat kembali ke rumahnya masing-masing lagi. Rahman ingin memperbaiki plafon yg rubuh dan Iqbal bersedia membantunya.

Ratih bergerak ingin meminjam uang kepada rentenir Pardi (Budi Bejo). Asalkan ada jaminannya, Ratih memberikan sertifikat rumah dan tanah utk jaminan. Ratih ingin pinjam uang sebesar 10 juta. Jika tak bayar maka rumah akan disita.

Ratih memberitahu ke Rahman bahwa memiliki uang utk ke Jakarta, disana bisa buka usaha. Ratih memberitahu bahwa dapat uangnya dari Pardi dgn menjaminkan rumah dan tanah, Ratih tak mau hidup susah terus.

Ada ibu-ibu yg minta tolong utk pijat krn suaminya (Mang Odil) jatuh dari genteng dan terkilir. Rahman hanya meminta bayaran seikhlasnya saja. Rahman yg baru pulang memijat mengalami kecelakaan dgn sepedanya ditabrak mobil, warga memberitahu ke Ratih soal Rahman tertabrak mobil. Kepala Rahman mengalami pendarahan dalam dan harus dioperasi. Ratih sayang uangnya utk operasi suaminya.

Operasi Rahman sudah selesai dan harus menyelesaikan biaya administrasi. Pasien pun sadar juga. Rahman merasa di sekeliling menjadi gelap. Pupil mata Rahman tak bisa merespon apa-apa, kemungkinan mengalami kebutaan. Buta ini bisa sementara, bisa juga permanen. Uang dari Pardi, drpd dipakai utk bayar RS, lebih baik dipakai Ismet utk ke Jakarta. Ratih meninggalkan surat bahwa harus ke Jakarta utk meninggalkan keluarganya. Iqbal membacakan surat itu kepada ayahnya.

Ratih dan Ismet bisa tiba juga di Jakarta, maka bisa bersama-sama lagi. Rahman tak bisa keluar dari RS jika belum melunasi biaya RS.

Iqbal meminta tolong kepada Pak Ruslan utk membantu buaya RS Rahman, Iqbal berjanji akan bekerja apa saja. Pak Ruslan memperkenankan Iqbal utk bekerja di kebunnya. Iqbal mengaku bekerja utk membantu ayahnya agar bisa keluar dari RS. Kata Rahman harusnya dia yg bekerja, Rahman tetap sekolah.

Ada kurir mengantar surat utk Rahman, Pak Ruslan mewakilkan utk tandatangan dan dibacakan isi suratnya. Ternyata surat itu gugatan dari pengadilan agama, dari Ratih.

Ardi, gurunya Iqbal datang ke rumah memberitahu Rahman. Ardi prihatin akan nilai Iqbal yg belakangan ini menurun. Rahman menyadari bahwa kondisinya seperti ini. Ardi berharap nilai Iqbal meningkat agar bisa memperoleh beasiswa, semua belum terlambat. Rahman kasihan dgn Iqbal yg prestasinya menurun gara-gara kondisi Rahman yg buta, bukan tak mungkin Aisyah juga bisa terpengaruh. Rahman sedih anak-anaknya menjadi menderita karenanya. Rahman harus bangkit dan tak akan membiarkan anaknya bekerja terus.

Ada yg menggedor-gedor pintu rumah Rahman mencari Ratih, yaitu Pardi, seorang rentenir yg akan menagih hutang. Rahman harus membayar hutang, sudah 2 bulan tak membayar hutang. Pardi mengusir Rahman sekeluarga dari rumah krn tak bisa membayar hutang akibat ulah Ratih. Warga sekitar memperhatikan Rahman sudah ditinggal istrinya,kini terkena kasus hutang piutang.

Dicky dan Ujang membicarakan Rahman yg kasihan ditinggal istrinya, giliran hutang numpuk, malah kabur  Rahman bersama kedua anaknya harus hujan-hujanan dan terpaksa berteduh di saung. Dicky dan Ujang menyamperi Rahman di saung, memberitahukan bahwa ada kontrakan kosong. Dicky dan Ujang akan bantu bayar separuhnya jika Rahman tak ada biaya, krn Rahman pernah membantu keluarga Dicky.

Rahman tetap melayani layanan pijat dan urut meski dalam keadaan buta, yg tak membawa uang pun Rahman tak masalah, tak menagih bayaran asalkan bapak itu sembuh. Rahman memberikan uang penghasilan kepada Iqbal utk diatur buat bayar hutang ke Pak Ruslan, bayar listrik/kontrakan dan kebutuhan pokok. Iqbal ke toko buah utk mencoba bekerja disana. Iqbal tugasnya adalah mengantar buah ke pelanggan. Iqbal bekerja tanpa sepengetahuan ayahnya. Sedikit demi sedikit uangnya ditabung.

Rahman melayani pelanggan bernama Pak Bayu, Pak Bayu punya perusahaan di Jakarta tetapi tinggal di kampung sini. Meskipun perusahaan di Jakarta, Pak Bayu sangat mencintai kampungnya yg merupakan kampung kelahiran. Pak Bayu ingin anaknya dipijat. Pak Bayu ingin menjadi pelanggan pijat tetapnya Rahman. Anak Pak Bayu sedang mengendap-endap ke lemari utk mencuri uang.

Saat Rahman tidur, Iqbal ingin berangkat bekerja, pamit kepada Aisyah dan jangan bilang-bilang ayah mereka.Iqbal janji kembali setelah subuh. Rumah kontrakan Rahman mengalami kebakaran krn korsleting pada arus listrik. Iqbal ingin mengambil celengan hasil kerjanya tapi tak diperkenankan. Aisyah meninggal dunia akibat kebakaran itu. Iqbal minta maaf di hadapan kaki ayahnya, semua krn Iqbal kerja sampai subuh, jika Iqbal tak kerja mungkin Aisyah bisa diselamatkan. Rahman sudah ikhlas ini krn takdir.

Tak lama dari pemakaman Aisyah, polisi datang utk menjemput Rahman atas tuduhan pencurian jam tangan di rumah Pak Bayu. Rahman mengaku tak pernah mencuri. Iqbal tak bisa mencegah ayahnya dibawa polisi. Pak Bayu sempat kecewa bahwa Rahman melakukan hal senekad itu, memang di rumah itu hanya ada Pak Bayu dgn Rahman saja. Tiba-tiba ada bukti baru bahwa ternyata anak Pak Bayu lah yg menggadaikan jam tangan itu, anak Pak Bayu ini salah pergaulan dan yg melakukan pencurian uang dan jam tangan mahal. Pak Bayu mencabut tuntutannya itu.

Rahman dapat kembali ke rumah, tak lama ibu kontrakan (Hesti Lauder) datang utk menuntut gantirugi atas kontrakannya yg mengalami kebakaran, jika Rahman tak menggantinya maka akan dituntut. Ibu kontrakan memberikan surat perjanjian utk ditandatangani. Rahman dan Iqbal diusir dari kontrakannya.

Pak Bayu datang ke rumah kontrakannya Rahman, yg ia temui adalah ibu kontrakan  Katanya Rahman yg menyebabkan rumah kebakaran, kata Pak Bayu belum tentu, hati-hati tuntutan bisa kembali ke pemilik kontrakan. Pak Bayu memanggil orang utk mengecek listrik, ternyata bukan murni kesalahan Rahman melainkan krn kotak listrik yg sudah tua sehingga mengakibatkan korsleting listrik.

Rahman dan Iqbal tinggal di musholla, Rahman masih saja melayani pijat gratis, Iqbal menanyakan hal itu padahal hidup sedang susah. Kata Rahman bahwa menolong itu harus ikhlas. Pak Bayu kebetulan lewat melihat Rahman dan Iqbal, mereka diajak tinggal bareng di rumah Pak Bayu. Iqbal dapat rajin belajar dan membantu bersih-bersih dan beres-beres di rumah Pak Bayu.

Iqbal akhirnya lulus SD dgn nilai terbaik. 15 tahun kemudian berlalu. Rahman masih menjalani profesinya sbg tukang pijat tunanetra. Iqbal berhasil menyelesaikan kuliah kedokterannya dan mengundang ayahnya utk menghadiri wisuda Iqbal di Jakarta. Rektor mengumumkan bahwa Iqbal adalah lulusan terbaik. Iqbal berterima kasih bahwa ini atas kerja keras ayahnya yg bernama Pak Rahman. Iqbal memperkenalkan Pak Rahman sbg pahlawan bagi hidupnya meskipun seorang tukang pijat tunanetra.

Ratih datang ke rumah Rahman, katanya Iqbal dan Rahman di Jakarta. Kata tetangga bahwa Iqbal sudah jadi orang hebat, menjadi dokter. Aisyah dikabarkan meninggal krn kebakaran. Ratih ini dicampakkan oleh Ismet di Jakarta lalu menjadi gelandangan. Ratih hanya bisa menyesali perbuatannya dan menangis di hadapan makam Aisyah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online