Pintu Berkah - Kisah Pemulung Yang Membuka Taman Bacaan

https://m.vidio.com/watch/1762180-pintu-berkah-kisah-pemulung-yang-membuka-taman-bacaan?channel_id=32822818

Diterbitkan September 23, 2019
Tino (Iqbal Pakula), seorang pemulung yang berhati mulia. Meskipun hidup susah, ia tak pernah menyalahkan takdir. Tino juga senang mengumpulkan buku bekas yang sudah tak terpakai, ia mempunyai mimpi membuka taman bacaan yang bermanfaat untuk semua orang. Akankah mimpi Tino berhasil? Simak selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Kisah Pemulung Yang Membuka Taman Bacaan
#menco hidayat #Vicky Zaenal #Iqbal Pakula #kisah pemulung yang membuka taman bacaan #pintu berkah

Iqbal Pakula: Tino
Vicky Zaenal: Hani, istri Tino
Menco Hidayat: Jamal
Hazel: Anwar, anak Tino/Hani
Ridwan Ansori: tukang parkir
Budi Bejo: Pak RT
Kung Z Boma: juragan Heri, pengepul
Ujang Kumis: pemulung
Mang Odiel: pemulung
Ady Jabrix: preman
Romi: pemulung
Sarah: pemilik warung
Nenny Christiny: warga
Alam Sambas: kepala sekolah

Tino keseharian bekerja sbg pemulung, pekerjaan dia di jembatan sempat mengganggu ada pengendara mobil dan motor yg lewat, Tino hampir mengambil botol minum seorang tukang parkir yg disangka sbg sampah bekas.

Jamal mendapatkan uang sedikit dari pengepul krn memang yg dia dapat tidak berat barangnya. Jamal seperti protes dan tak punya etika. Tino diberikan bonus oleh pengepul krn telah bekerja keras. Jamal melihatnya dari jauh seperti tak suka.

Tino kebetulan bertemu dgn orang yg membuang buku yg tak terpakai, Tino memungutnya siapa tau masih berguna. Jamal kebetulan datang dgn marah, katanya Tino suka menyogok juragan Heri. Juragan Heri tau jika Jamal tak pernah menghargai orang, beruntung Heri td segera datang ketika Jamal ingin menghajar Tino. Heri memperingatkan Tino mengapa tak pernah memberi uang lebih krn tak pernah menghargai orang dan tak punya etika. Tino terlihat pemulung lain mendapatkan rejeki nomplok, yaitu berupa buku.

Istri Tino tau soal Tino telat pulang krn mencari buku, istri Tino sampai dimarshin oleh yg punya kontrakan ditambah yg punya warung sudah nagih hutang. Bagi istri Tino, uang segini tak cukup bayar hutang dan kontrakan, Tino dianggap sbg suami yg tak punya kontrakan. Tino terlihat oleh anaknya bahwa sering dimarahin istrinya.

Hani tak suka dgn Tino yg suka menumpuk buku di lemari, mending kiloin jadi uang. Bagi Tino, buku itu lebih berharga drpd uang  Hani berkata kepada Anwar agar tak meniru bapaknya itu. Tino yg membawa Anwar sampai Tino diremehkan krn menyekolahkan anak, bagi Tino biarkan menjadi cambuk agar sukses.

Tino lagi-lagi mengumpulkan buku-buku bekas lagi seperti biasa. Teman-teman Anwar diledekin Anwar bau sampah, Lidya datang membela Anwar krn mereka pengecut yg mainnya rame-rame  ngeroyok, Lidya itu bangga kepada Anwar yg pintar dan juara kelas.

Tino terlihat pemulung lain termasuk Jamal bahwa sedang membawa buku, pemulung lain meledeknya bhw lebih baik  istrinya Tino nanti bisa masak dan goreng itu buku, campur dgn nasi.

Tino dihadang oleh preman terlihat mengacak-acak hasil pulungannya setelah preman itu memalak Tino, Jamal tak mau membantunya krn nanti siapa yg akan bayar biaya rs.Tino disuruh tidur diluar krn tak membawa uang. Anwar jg dilarang bantuin bapaknya drpd ikutan suruh tidur diluar.

Tino sudah tak bisa kerja krn sakit, Hani hanya bisa ngomel dan mengeluh saja. Anwar masih bisa sabar dan berpuasa, Anwar kasihan dgn bapaknya yg sakit. Tino tak diperkenankan utk ngutang di warung, hutang yg lalu saja belum lunas. Teman pemulung lain juga tak bisa membantu krn sudah tau alasannya, Tino butuh utk anaknya makan, kebetulan Tino mendapatkan makaman sisa, ada seorang ibu yg berkata nanti datang lagi. Hani sering ngeloyor pergi begitu saja di rumah, katanya lebih baik bantu-bantu sodaranya.

Anwar merasakan ada aneh pada ibunya, ke rumah sodara ngakunya tapi sering dandan. Tino demikian bertanya kepada anaknya soal kelakuan Hani belakangan ini.

Hani suka jalan bareng Jamal, dulu curhat soal Hani tak tahan dgn Tino. Jamal juga tak suka dgn Tino. Mereka diam-diam menjalani hubungan spesial, Hani ingin cari waktu utk menyingkirkan Tino.

Anwar sempat dijahili temannya di saat hujan deras, sehingga baju basah dan sampai sekolah tak diperkenankan satpam sekolah utk masuk, beruntung ada gurunya yg baik yg memperkenankan masuk. Anwar jg belum bayar uang sekolah, alasan Anwar adalah makan aja sulit, Anwar tak enak bicara ke bapaknya.

Juragan Heri terlihat uangnya banyak, tabungan bertambah. Jamal mengintip dari jendela ketahuan lah oleh Tino. Jamal langsung pergi begitu saja.

Tino melihat ada buku tak terpakai di dekat pengepul, kata Pak Heri boleh ambil buku itu. Tino ini memang hobbynya adalah membaca.

Tino berpikir utk menjual buku-buku bekas itu utk biaya sekolah Anwar, kata Anwar lebih baik jangan dijual. Anwar memiliki ide utk membangun taman bacaan, drpd bengong lebih baik membaca lalu buku itu bisa menghasilkan tanpa dijual. Hani tak suka dgn Anwar yg ikut-ikutan Tino mengumpulkan buku-buku bekas. Jika bawa pulang nanti bisa menyewa.

Anwar bersama Tino dan para anak-anak pemulung membantu utk membangun taman baca, mereka bersedia membantu Anwar dan Tino. Para anak pemulung senang jika ada taman baca, para anak pemulung jg membantu mengumpulkan buku-buku bekas. Anwar senang dgn usaha taman baca yg membuat anak-anak kampung tambah pintar.

Jamal melihat ada para anak pemulung bersama Tino dan Anwar di taman bacaan. Anwar dgn ramah melayani para anak pemulung di taman baca.

Para warga pemulung kebetulan bertemu Hani, mereka merasa resah krn suami dan anak Hani membangun taman baca. Krn taman baca itu, penghasilan para pemulung berkurang. Jamal datang membela Hani, kalau mau marah ke Hani ini salah alamat, lebih baik ke Tino. Jamal memiliki ide agar Tino diusir dari kampungnya, ide Jamal ini agar Jamal dan Hani bisa cepat bersama.

Pak Heri salut dgn Tino yg berhasil membangun taman bacaan, itu adalah ide Anwar. Bagi Pak Heri, itu adalah sungguh luar biasa. Pak Heri jg akan menyumbang utk perpustakaan kecil Tino. Tino kshtau bahwa tak ada yg setuju. Bagi Heri, suatu saat nanti  mereka akan mengerti hikmahnya.

Terjadi lah kebakaran pada taman baca yg dibangun Tino dan Anwar. Hani diam-diam melakukan hal ini. Tino diprotes para pemulung krn membangun taman baca, anak-anak pada malas memulung dan jarang di rumah. Mereka ingin taman baca ditutup. Tino menjelaskan bahwa Tino tak mau masa depan anak-anak hanya menjadi pemulung saja. Anwar baru mengabarkan kalau taman baca terbakar. Jamal senyum saja menandakan senang.

Para warga berkata ke Pak RT bahwa Tino harus diusir, Pak RT membela krn anak-anak butuh belajar. Bagaimana jika kebakaran merembet ke rumah para kampung pemulung krn taman baca itu.

Hani memutuskan utk pisah lalu mengusir Tino, Anwar lebih memilih ikut bapaknya saja drpd tinggal bersama ibunya. Sebulan lebih berlalu, Anwae tak terlihat sekolah. Lidya memberitahu ke gurunya soal rumah terbakar. Guru Anwar ditemani Lidya mencari Anwar, ternyata sudah tak tinggal di rumah itu.

Anwar bersama Tino mencari buku-buku bekas, ada yg memberikan. Saat mampir ke sebuah rumah lg, ternyata rumah guru Anwar. Guru Anwar diperkenalkan kepada bapaknya Anwar, Anwar cerita semenjak kejadian kebakaran itu. Guru Anwar cerita semuanya ke kepala sekolah untuk keringanan Anwar masalah biaya sekolah, kepala sekolah menyetujuinya, lalu Tino bekerja juga menjadi satpam di sekolah. Dgn ini Anwar dapat bersekolah lagi tanpa memikirkan biaya sekolah.

Anwar dan Tino dapat mengumpulkan lagi untuk buku2 bekas, masalah tempat Lidya dapat membantu menyediakannya. Pak Heri salut dengan Tino yg dapat bangkit lagi menyediakan taman baca, sekarang lokasi taman baca adalah di mobil pickup.

Hani dan Jamal mengendap2 di rumah Pak Heri untuk mencuri uang, setelah mereka keluar akhirnya ketahuan juga, ada polisi datang meringkus mereka. Tino hanya bisa melihat saja,tak bisa membantu, semoga Hani menyadari atas kesalahannya. Beberapa bulan kemudian, pada akhirnya Anwar dapat lulus SMA dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah, teman2 yg dulu menjahili Anwar kini pada minta maaf kepada Anwar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online