Sinema Pagi - Anak Tukang Sapu Jadi Dokter

https://m.vidio.com/watch/160781-sinema-pagi-anak-tukang-sapu-jadi-dokter

Diterbitkan October 08, 2015
Terlahir dari keluarga miskin dan kehilangan ibunya di usia muda membuatnya harus putus sekolah. Namun, keadaan tersebut tidak membuatnya putus asa menggapai mimpinya menjadi Dokter. Ia tetap belajar seusai membantu ayahnya membersihkan sekolah. Suatu hari, sang ayah bertemu dengan mantan pacarnya dan memutuskan untuk menikah kembali. Keberadaan ibu tiri tersebut ternyata menghalangi Dini untuk meneruskan sekolah. Akankah Dini bisa menghadapi kekejaman ibu tirinya, dan akankah DIni bisa menggapai cita- citanya menjadi Dokter?
#Anak Tukang Sapu Jadi Dokter #Sinema Pagi #Ajeng Kartika #Fadlan Muhammad #ikif d'academy

Ajeng Kartika: Rina
Ikif D'Academy
Lesti Kejora: Dini
Fadlan Muhammad: Rahman, ayah Dini
Bu Nila, ibunda Dini
Riana Chalid: guru
Tatiek Ciganjur: guru

Dini terlahir dari keluarga miskin, ayahnya bekerja sbg tukang sapu sedangkan ibunya bekerja sbg tukang gorengan, Dini tak malu memiliki ortu dgn profesi seperti itu selama pekerjaannya halal.

Bu Nila, ibunda Dini belakangan ini sakit sehingga tak dapat bekerja. Bu Nila terkena kanker payudara, peralatan medisnya di klinik terbatas. Dini dgn tekun merawat ibunya itu selagi ada kesempatan utk berbakti kepada ibunya, ayahnya juga bergantian merawat ibu Dini lalu balik kerja lagi jadi tukang sapu.

Bu Nila akhirnya meninggal dunia dalam keadaan sujud, ketika solat berjamaah bersama ayah Dini dan Dini. Dini kini ikutan juga menjadi tukang sapu dgn membantu ayahnya. Ayah Dini merasa bersalah krn Dini tak dapat melanjutkan sekolah, Dini sudah ikhlas, yg penting dapat menghabiskan waktu menjelang saat-saat terakhir ibunya sebelum meninggal.

Dini yg tidak memakai seragam sekolah hanya bisa mengikuti pelajaran dari luar kelas. Dini ini sangat ingin bisa bersekolah, namun hanya tamatan SMP saja. Ayah Dini bekerja sbg tukang sapu di sekolah, Dini niat mencatat yg ada di papan tulis ke buku tulisnya.

Rina ini sudah ditagih uang kontrakan, org yg minjam duit belum pada mengembalikan uang. Bapak pemilik kontrakan ini sudah tua, malah menawarkan menikah dgnnya agr tak perlu bayar kontrakan. Kebetulan Rina baru bertemu dgn Rahman, Rina adalah mantan pacar Rahman, dulu memutuskan hubungan ketika Rahman ini kerjanya msh serabutan. Rina sendiri masih lajang, ingin kembali kepada Rahman. Rahman berkata bhw pekerjaan hanya penjaga sekolah, bkn org tajir, bagi Rina tak masalah drpd menjadi gelandangan.

Beberapa bulan kemudian, Rahman menikah dgn Rina. Ternyata sikap Rina itu tidak ramah kepada Dini, awal kenal dikira akan menjadi sosok ibu yg baik tetapi ternyata suka teriak-teriak. Dini biasa suka ikut ayahnya ke sekolah utk belajar gratis, ama Rina tak diperkenankan krn disuruh mengurus rumah. Rahman kira setelah menikah maka kehidupan akan bahagia, tetapi sikap Rina malah seperti itu, kasar ke Dini. Rahman ingin berhutang utk Dini sekolah pun tak diperkenankan.

Penghasilan sehari-hari  Rahman bagi Rina masih kurang yg diberikan, Rahman selain jadi penjaga sekolah juga menjadi tukang ojeg. Rahman yg tak dapat bekerja krn sakit pun dikunciin oleh Rina utk suruh tidur diluar.

Rahman sampai sakit bahkan muntah-muntah. Krn Rarman sakit dan tak dapat bekerja, Dini menggantikan pekerjaan ayahnya utk bekerja di sekolah sekalian belajar gratis. Ketika ada guru bertanya di kelas, tak sengaja Dini dgn spontan menjawab, guru sekolah memanggil Dini. Guru sekolah tau bahwa Dini ini anaknya cerdas bahkan menawarkan beasiswa untuk sekolah namun Rina tak menyetujui Dini utk sekolah meskipun sekolah gratis.

Rina ini tengah sedang hamil, Rahman disuruh memilih antara Dini atau calon anak dalam kandungan Rina. Dini memutuskan utk keluar. Dini akan ditampung di rumah Bi Ijah, adik Rahman. Bi Ijah akan merawat Dini dgm baik. Ijah ini tak memiliki anak sampai suaminya meninggal. Ijah bahkan ingin menyekolahkan Dini. Ijah bekerja sbg buruh cuci.

Ijah mendapatkan buku-buku bekas dari majikannya utk diberikan kepada Dini agar Dini dapat belajar. Saat Bi Ijah sakit, Dini rela menggantikan bekerja krn Dini lakukan ini kepada ayahnya juga. Dini mengerjakan pekerjaan cuci gosok yg dilakukan oleh bibinya.

Dini dapat membantu seorang anak gadis mengerjakan PR krn Dini dulu biasa menyimak pelajaran di luar kelas ketika nyambi sbg tukang sapu di sekolah. Tak disangka hasilnya benar semua,  Dini memang bisa pintar meski tak sekolah. Seorang ibu menawarkan Dini utk sekolah di sekolah inpres, biayanya gratis. Dini yakin bisa masuk krn pintar dan berprestasi.

Dini mengabarkan kabar baik ini kepada bibinya bhw bisa sekolah gratis. Dini dapat kesampaian juga utk dapat sekolah. meski sudah sekolah, Dini tak malu utk bantu bersih-bersih di sekolah krn dulu pernah menyambi menjadi tukang bersih sekolah sambil menyimak pelajaran. Dini berkata bahwa cita-cita adalah menjadi dokter, memang dirasa tak mungkin krn masalah biaya, jika ada jalan pasti bisa, Dini tetap berusaha optimis.

Belakangan ini Ijah ini sakit, Ijah mengidap penyakit paru-paru ,sempat batuk darah juga. Ijah tak punya biaya utk berobat. Dini jika jadi dokter ingin bantu mengobati orang kecil yg tak mampu.

Sekolah Inpres dimana Dini sekolah, ternyata siswanya lulus 100%, Dini memperoleh nilai tertinggi bahkan bisa masuk Universitas tanpa tes dan dgn beasiswa. Dini mendapatkan surat bahwa lulus tes masuk fakultas kedokteran, ini adalah kado kejutan utk Ijah. Dini mengabarkan bhw dapat beasiswa sehingga tak membebani bibinya.

Rina menyuruh Rahman utk mencari pekerjaan lagi yg lebih layak krn penghasilannya selama ini tsk cukup utk hidup, ditambah lg sekarang mereka baru memiliki anak bayi. Rahman hanya lulusan SD, Rahman sudah berusaha bekerja tapi hasilnya tak dihargai Rina. Rina ngeloyor begitu saja tak mau mengurus anaknya bahkan sampai berhutang , gara-gara hutang maka Rahman kena getahnya sampai digebugin debt collector.

Untuk uang ekstra, bahkan Rina menyuruh Rahman mencuri komputer di sekolah tempat Rahman bekerja namun menolak krn itu perbuatan dosa. Pada akhirnya Rina memutuskan utk pisah dari Rahman, Rina membawa Tio, anak mereka, pergi meninggalkan Rahman.

Dini menghampiri ayahnya setelah lama tak bertemu, Dini melihat ayahnya pucat. Rahman mengatakan sudah pisah dari istrinya krn tak tahan hidup susah, Dini mengabarkan bahwa diterima di fakultas kedokteran. Dini tinggal utk menemani ayahnya, padahal dari kampusnya lebih dekat ke rumah bibinya.

Dini berterimakasih kepada majikannya krn membantu sekolah di SMU Inpres, berkatnya maka sekarang diterima di fakultas kedokteran, Dini tak malu bekerja sng tukang cuci.

Dini pada akhirnya lulus dan diwisuda jg dari fakultas kedokteran. Meski Dini hanya anak seorang tukang sapu, kini dapat lulus menjadi calon dokter. Dini ingin mengabarkan berita baik ini kepada Bi Ijah, tak disangka ternyata Bi Ijah sudah meninggal.

Dini kini bekerja sbg dokter di sebuah klinik, Dini memberikan pengobatan gratis dan memberikan ongkos utk naik angkot, Dini cerita bhw dirinya dulu adalah anak tukang sapu dan pernah menjadi tukang cuci gosok.

Ada pasien laen yg tergeletak, yaitu adalah Rina bersama Tio yg sudah batita, anak Rahman bersama Rina. Rina minta maaf krn sudah kejam kepada Dini. Rina batuk-batuk dan sesak hingga akhirnya meninggal. Tio akan dirawat dan disekolahkan oleh Dini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online