Lebaran Tanpa Suami

Cast : Hans Hosman, Rini Yulianti, Winda Amanta, Jurike Prastika, Jane Watkin

Hans Hosman: Amar
Rini Yulianti: Hamidah
Winda Amanta: Ratna
Jurike Prastika: ibu Hamidah
Jane Watkin: Tita, anak Amar/Hamidah
Fadel Muhammad: ibnu
Faisal Sikumbang: orang suruhan ibu Hamidah
Kiko,anak Ratna

Amar saat ini hanya bekerja sebagai kuli bangunan yg bagi ibu mertuanya tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari2, ibu Hamidah ini sampai berhutang pun semua krn Amar ini, beruntung Amar bisa melunasi hutang ibu mertuanya ini.

Ibu Hamidah ingin sekali menyingkirkan Amar sampai membayar orang untuk mencelakai Amar sampai patah tulang, Amar yg akan berangkat bekerja ditabrak motor oleh orang suruhan ibunya Hamidah. Dengan ini Amar tidak dapat bekerja, kata ibu Hamidah jika selama 3 bulan tidak dapat memberikan nafkah maka ibu Hamidah menyarankan Hamidah untuk pisah dari Amar.

Ibu Hamidah ini sudah menyiapkan calon suami baru untuk Hamidah, namanya Ibnu yg kaya raya. Ibu Hamidah akan membantu agar Hamidah dapat pisah dari Amar, hanya demi uang saja. Amar tetap sabar meskipun dihina oleh ibu mertuanya, Amar menasehati Hamidah agar dalam keadaa apapun tetap menghormati ibunya. Hamidah merasa beruntung memiliki lelaki soleh seperti Amar. Amar pun akhirnya dapat sembuh juga setelah beberapa bulan dirawat di rumah dan tak dapat bekerja, Amar akan mencoba bekerja kembali.

Tita terkena kanker otak dan membutuhkan perawatan rutin/intensif, ibu kontrakan juga sudah menagih uang kontrakan. Saat keadaan kepepet ini, Ibnu datang sebagai pahlawan, Ibnu akan bersedia membantu asalkan Hamidah meminta pisah kepada suaminya. Hamidah menolak tawaran dari Ibnu.

Amar mendapatkan telepon dari Rudi untuk tawaran kerja di Jakarta dari temannya, gajinya disana lebih besar, kontrak selama 3 bulan. Amar meminta pendapat kepada Hamidah, dgn ini bisa membayar hutang2 ibu mertua Amar dan membiayai pengobatan Tita. Amar rasanya berat jika harus meninggalkan keluarga.

Amar merantau ke Jakarta, di jalan ditepok oleh kedua preman hingga kerampokan dan jatuh pingsan, Amar ditolong dan dibawa ke rumah seorang janda bernama Ratna. Amar ini lupa siapa jati dirinya, sering merasa sakit pada kepalanya. Kata dokter ini Amar mengalami amnesia sementara, tak permanen. Amar ini masih inga solat dan dapat mengajari Kiko mengaji. Ratna senang dengan Kiko yg sangat dekat kepada Amar. Amar ditempatkan tinggal di paviliun milik Ratna bahkan Amar diminta utk mengelola perusahaan milik Ratna.

Tita sudah lama menunggui kehadiran ayahnya pulang namun masih belum ada kabar juga, janjinya 3 bulan akan pulang tetapi ini 4 bulan juga masih belum pulang. Kata ibu Hamidah seharusnya Hamidah bisa meminta pisah kepada Amar jika selama ini tak ada kabar.

Kedekatan Amar dgn Kiko membuat Kiko merindukan sosok ayah. Ratna pasti mau menikah dgn Amar jika mengetahui asalusul Amar dengan jelas. Kiko malah ingin agar Amar tidur di kmarnya, kata Ratna jangan krn akan menimbulkan fitnah krn bukan muhrim.

Ratna membantu untuk mengedarkan pengumuman orang hilang di surat kabar, tentang Amar. Ratna pun menikah juga dgn Amar meski statusnya belum jelas apakah sudah menikah dan memiliki anak. Ratna belakangan ini sedang sakit dan terkena penyakit kanker paru2. Amar saat ini dgn telaten dan ikhlas merawat Ratna dan Kiko, anak Ratna.

Ibnu sudah menagih janji kepada ibu Hamidah tetapi belum juga ditepati, maka utk itu ibu Hamidah diminta utk mengembalikan uang milik Ibnu yg sudah diserahkan semua, oleh ibu Hamidah uang itu sudah habis. Jika tidak bayar, maka Ibu Hamidah akan dipenjarakan.

Ibu Hamidah memaksa Hamidah utk menandatangani suatu surat utk pisah dari Amar tp Hamidah tak mau, tiba-tiba Ibu Hamidah terjatuh lalu terkena penyakit stroke.

Ibnu datang menagih hutang lg kepada Ibu Hamidah, Hamidah lah yg kena sasaran. Dikira oleh Ibnu bhw ibu Hamidah hanya pura-pura, beruntung istri Ibnu yg sebenarnya datang menyuruh pulang, kata istri Ibnu orang mana lg yg akan ditipu oleh Ibnu. Beruntung Hamidah dan ibunya sudah tau bagaimana Ibnu sebenarnya. Ibu Hamidah akhirnya meridhoi hubungan Amar dgn Hamidah, Amar itu adalah lelaki baik dan soleh. Amar sudah kurang lebuh setahun meninggalkan keluarganya.

Amar di rumah Ratna ini terpeleset hingga kepala terbentur meja, maka Amar mulai teringat sesuatu. Amar yg tadinya amnesia kini ingatannya sudah pulih kembali. Amar memberitahu ke Ratna bahwa sebenarnya Amar memiliki keluarga, punya istri dan anak. Ratna menanyakan siapa anak dan istri Amar lalu tinggal dimana, Amar memberitahunya bahwa istrinya itu solehah, Amar memberitahu soal anak Amar yg terkena kanker otak. Ini bukan kesalahan Ratna, ini semua keadaan krn amnesia. Ratna ingin Amar itu pulang ke rumah istri dan anaknya itu, tak masalah dgn kondisi Ratna, kata Ratna bahwa Amar adalah titipan sementara. Amar sedih mendengar ucapan Ratna itu.

Tiba lah Amar utk pulang ke rumahnya bersama Hamidah, Tita dan ibu mertuanya. Kiko masih berat utk melepas Amar. Ratna menitipkan uang utk Amar, ini adalah hasil kerja keras Amar juga. Uang yg sangat banyak merasa tak pantas diterima oleh Amar.

Amar kembali ke rumahnya di kampung pada malam takbiran lalu merayakan bersama istri, anak dan mertuanya. Ibu mertua Amar minta maaf kepada Amar. Amar menjelaskan hal sebenarnya ke Hamidah soal dirinya menikah dgn Ratna yg waktu itu menolongnya ketika amnesia. Ratna adalah wanita soleha dan baik yg tak menyalahkan baik Amar maupun Ratna, Hamidah ingin berkunjung ke rumah Ratna di Jakarta.

Setelah solat ied, Hamidah sekeluarga akhirnya bisa mengunjungi Ratna. Ratna seperti keadaan tak ada harapan lagi, jika tiada nanti bagaimana dgn Kiko, Amar datang bahwa ada dirinya nanti. Hamidah dapat berkenalan dgn yg bernama Ratna, Hamidah dapat memaklumi kejadian mengapa dinikahi oleh Ratna, ini semua krn keadaan. Ratna memuji Hamidah yg berhati mulia dan Amar beruntung memiliki istri sepertinya. Ratna ingin titip Kiko kepada Hamidah dan Amar hingga akhirnya Ratna meninggal dunia, maka Kiko akan menjadi anak asuh Hamidah dan Amar. Kiko dan Tita menjadi bersaudara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online