Pintu Berkah - Berkah Nenek Jompo Yang Teraniaya

https://www.vidio.com/watch/1807503-pintu-berkah-berkah-nenek-jompo-yang-teraniaya

Diunggah 26 Oct 2019
Pintu Berkah, Berkah Nenek Jompo yang Teraniaya, Kiki Amalia, Mutia Datau, Denino, Aisyah,

Hanya karena Nek Arum (Mutia Datau), nenek yang sudah jompo dan membuat Nabila (Aisyah) celaka, Hendra (Denino) dan Anisa (Kiki Amalia) tega mengusir Nek Arum. Hendra juga berlaku kasar pada Nek Arum karena selalu membuatnya kesal. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Berkah Nenek Jompo yang Teraniaya.
#denino #mutia datau #kiki amalia #berkah nenek jompo yang teraniaya #pintu berkah

Kiki Amelia: Annisa
Denino: Hendra
Aisyah KL: Nabila
Muthia Datau: Nek Arum, nenek Hendra
Hanna Soeratno: Bu Kiyai
Alex Jonson: dokter
Faisal Sikumbang: petugas dealer
Agus Ibnu Sahlan: Pak Kiyai pesantren
Alam Sambas: Haji Muchtar
Anto Ahmad: dokter

Hendra sedang mencari2 dokumen penting di lemari sambil marah, kata Annisa yg beres2 barang adalah nek Arum. Hendra menanyakan dokumen itu, nek Arum hanya melihat koran2 bekas dan sudah jual ke tukang loak. Hendra marah dan kecewa, ternyata di koran2 bekas itu terdapat dokumen penting Hendra. Ternyata benar nek Arum menjual koran2 bekas berisi dokumen penting Hendra, yg ada Hendra kena masalah oleh bossnya. Hendra ingin membawa neneknya ke panti jompo, tapi kata Pak RT tak mungkin memberikan surat keterangan tak mampu kepada Hendra dan Annisa, bahkan rumah yg mereka tinggali itu harga milyaran. Annisa pikir lebih baik nek Arum dikaryakan sbg pembantu seperti sekarang ini.

Nek Arum memasak nasi goreng sampai tumpah dan tangan nek Arum perih, dimarahi oleh Annisa dan Hendra krn selalu membuat masalah. Nabila melihat uyutnya sakit tangannya, Nabila ingin jadi dokter biar jika uyut sakit maka Nabila yg mengobati.

Annisa ngiri melihat Bu Maya, teman arisannya sudah naik mobil, Annisa menunjukkan hpnya ke Hendra. Annisa bertanya kapan memiliki mobil, krn sudah bosan naik motor terus seperti tukang ojeg. Nek Arum tidak dibelikan bakso oleh Hendra, hanya Annisa dan Nabila saja. Nek Arum selalu mendoakan cucu2nya rejeki dan kebahagiaan meskipun Nek Arum sering dianiaya oleh cucu2nya. Masalah hal warna piring untuk makan salah saja sampai dimarahi oleh Annisa, sampai susu Nabila saja kelupaan saja dimarahi lalu nek Arum menumpahkan minuman itu sampai dimarahi Hendra krn membuat masalah.

Annisa sudah memperingatkan ke Nek Arum sebelumnya bahwa akan ada teman2 arisan yg datang ke rumah, agar tidak malu2in teman2nya. Ketika teman2 arisan Annisa datang, Annisa malah menganggap Nek Arum itu sebagai seorang pembantu. Kata Bu Maya, salah satu teman arisan Annisa melihat rumah Annisa ini bagus, lokasi strategis bahkan bisa menawarkan rumah Annisa ini dgn harga tinggi.

Annisa memberitau soal rumah yg ditinggali dihargai tinggi, kata Hendra bahwa rumah ini sudah diwakafkan kakeknya kepada Haji Muchtar untuk musholla belakang, jadi tak mungkin bisa dijual. Annisa memberitau hal sebenarnya ke Bu Maya soal rumahnya susah dijual, Bu Maya naikkan harganya ke lebih tinggi, lagipula janji hanya sekedar janji tanpa ikatan hukum, status rumah masih milik keluarganya. Dgn uang segitu, Annisa bisa shopping keluar negeri, jalan2 keliling dunia, fotonya dipamerin ke medsos.

Annisa merayu Hendra untuk menjual rumahnya dgn modus bahwa untuk masa depan Nabila nanti butuh biaya, lalu nanti tinggal di apartmen. Soal nenek nanti ditaro di panti jompo saja. Tiba2 terdengar suara Nabila yg kesakitan kena jarum pentul yg ternyata milik Nek Arum yg jatuh, krn hal sepele ini dianggap Nek Arum ingin mencelakai Nabila yg membuat Nek Arum hampir diusir oleh Hendra, beruntung ada warga yg datang utk menanyakan keadaan, dengan ini nek Arum bisa masuk rumah kembali. Nabila sendiri tak ingin uyutnya itu pergi dari rumah. Padahal hanya kesalahpahaman, Nabila ngaku waktu itu dilarang nek Arum utk lepas sandal tetapi malah lepas sandal maka kena jarum. Nek Arum ini memang penglihatan sudah tak awas, malah ingin ganti kacamata, oleh Hendra tak diperkenankan mendekati Nabila lagi.

Annisa merasa perlu bawa nek Arum ke panti jompo, yg gratisan saja. Hendra membalikkan perkataan Annisa dulu bahwa tak mungkin krn Pak RT tak mungkin memberikan surat keterangan tak mampu, lagi pula rumah itu masih atas nama nek Arum. Annisa memiliki sebuah ide.

Kali ini tumben Annisa membawa Nek Arum pergi keluar, dikira akan dibawa ke RS untuk operasi penyakit katarak, Nek Arum dibawa ke pasar, alasan Nisa adalah utk membeli cemilan utk antre di dokter. Kacamata nek Arum takut hilang, katanya dibutuhin utk periksa ke dokter, Annisa ingin menyimpannya, selama tak ada atau hilang, Annisa memberikan kertas itu kepada nek Arum, katanya itu no telf Annisa. Nek Arum merasa seperti orang hilang di pasar, menunggui Nisa yg lama tak kembali. Rencana Nisa berhasil sesuai dgn rencana.

Nisa menjumpai Maya soal Hendra setuju utk menjual rumah warisannya. Dgn ini maka deal untuk menjual rumah itu. Nisa menghubungi Hendra bahwa sudah beresin, bisa beli mobil yg diimpikan, Nisa bisa shopping keluar negeri.

Kali ini Nisa pulang ke rumah terlihat oleh Nabila tak membawa nek Arum, Nabila menanyakan kemana Nek Arum perginya. Nek Arum ditinggalkan di jalan begitu saja oleh Nisa, Nek Arum menunggui Nisa yg tak kunjung kembali yg alasannya ingin beli makanan. Nek Arum meminta warga sekitar untuk menelpon yg ada di kertas yg dipegang tapi tak ada warga yg membantu.

Hendra baru saja mobil baru itu krn disuruh Nisa, makanya motor dijual ke orang kantor untuk nambah DP dan cicilan, kata Nisa mulai bulan depan itu beli mobil secara cash. Nisa berkata ke Hendra bahwa baru saja meninggalkan nek Arum sendirian di pasar, jika tidak begini maka nek Arum tak mau jual rumah ini. Nisa melakukan ini semua demi Nabila.

Sudah malam begini ditunggui nek Arum, Nisa belum juga datang. Nek Arum memberikan kertas ke orang bahwa di kertas tidak ada nomor cucunya. Nabila tau2 bertanya kepada  mamanya, berbicara bahwa suatu saat orang akan tua, bagaimana jika nanti mamanya tidak dianggap oleh Nabila. Nabila menanyakan keberadaan uyutnya, kata Nisa masih terlalu muda dan paham, suatu saat akan paham bahwa yg mencintainya harus berkorban. Nabila merasa kasihan kepada uyutnya yg belum juga pulang lalu ingin menyusul uyutnya.

Nabila keluar malam2 mencari uyutnya sampai bertemu dengan Bang Juki yg naik motor, yg Nabila tau bahwa uyutnya berada di pasar lalu meminta Bang Juki untuk mengantarnya ke pasar yg jauh dari tempat ini. Nisa melihat Nabila di kamarnya, celengen sampai terbuka. Nisa mencari sampai ke telf teman2nya tapi tak ada yg tau, Nabila menitipkan surat bahwa ingin mencari nek Arum ke pasar. Beruntung Nabila bisa menemukan uyutnya di pasar, Nabila berlari menghampiri uyutnya hingga mengalami kecelakaan krn terserempet mobil. Bang Juki memberitau Hendra bahwa Nabila bersama nek Arum tertabrak mobil, kini berada di RS. Nisa mendengar kabar itu langsung shocked lalu pingsan.

Bang Juki menjelaskan soal Nabila kecelakaan, Nabila nyelonong dan lompat begitu melihat uyutnya. Nabila kondisinya kritis di RS. Hendra melihat neneknya masih selamat, Hendra melarang nek Arum untuk bertemu Nabila, meski masih sakit pun ditarik2 oleh Hendra dan dibawa ke mobil. Nisa dibiarkan tetap di RS. Mulai malam ini, maka tempat yg diunjukkan oleh Hendra adalah tempat tinggal neneknya, mulai detik ini Hendra sudah tak memiliki nenek lagi. Dari kecil ini Hendra memang dirawat neneknya, tetapi begini balasannya. Meski Nek Arum teraniaya, Nek Arum berdoa agar mulutnya terjaga dan tetap ikhlas menjalani semua ini. Nabila ini kondisinya menurun, nek Arum kini duduk di depan panti sosial dari semalam hingga pagi hari.

Ada seorang ibu panti yg bernama Setiawati yg melihat nek Arum, pasti ditelantarkan oleh keluarganya. Nek Arum ini cerita bahwa ditelantarkan oleh cucunya yg durhaka, nek Arum merasa dirinya salah krn kejadian kecelakaan itu. Nek Arum memberikan kertas kepada bu Setiawati untuk menghubungi cucu mantunya, ternyata malah tulisan "Siapapun yg menemukan nenek ini, antarkan dia ke panti jompo." Nek Arum sementara tinggal di panti sosial bersama para jompo lain. Nek Arum selalu berdoa untuk kesembuhan cicitnya, Nabila, agar dapat bersekolah lagi dan cita2 tercapai.

Nabila di mimpinya mendengar suara uyutnya dan memanggil2 nama uyutnya itu, Nisa ingin bertemu Nabila tapi disuruh melunasi tagihan RS, uang tabungan kantor hanya untuk daftar di RS, uang tabungan dipakai utk DP mobil krn katanya bulan depan jadi milyader.  Hendra akan coba pinjam kepada Samsul meskipun modal besar. Kata dokter bahwa kondisi Nabila sudah stabil setelah siuman. Nabila sadar pun malah menanyakan uyutnya, setiba di rumah pun Nabila teriak dan nangis memanggil2 uyutnya itu. Hendra dan Nisa menawarkan Nabila untuk berlibur keluar negri, tetapi Nabila malah memilih ke pesantren di Tasikmalaya krn anak Bang Juki juga sekolah disana. Dgn ini terpaksa menuruti permintaan Nabila.

Bu Maya memberikan kabar buruk kepada Hendra dan Nisa bahwa rumah yg disebut sudah dinotariskan, jadi rumah itu terikat perjanjian dgn Haji Muchtar, status hukum rumah itu sudah diwakafkan kakek mereka utk pembangunan musholla sehingga tak dapat memperjualbelikan. Rumah itu dapat dibangun musholla jika kakek dan nenek Hendra sudah wafat tapi apabila salah satu dari mereka belum wafat, maka rumah itu hak mereka. Rumah itu tidak diwariskan kepada Hendra, jadi tak bisa menjual rumah itu.

Hendra datang ke kantor sudah banyak orang yg beres2 barang, katanya perusahaan tempat Hendra kerja terancam pailit. Semua karyawan di-PHK, di kantor sama sekali tidak ada karyawan. Hendra lagi berusaha mencari kerjaan. Nisa sampai 2 bulan belum bayar uang arisan. Hendra sudah 2 bulan juga mencari pekerjaan kesana kemari, kata Nisa ini Hendra kurang gigih. Nisa menanyakan nasibnya gimana,  hutang2 bagaimana. Hendra tau soal Nisa menambah hutang lagi kepada Samsul, hutang yg lalu saja belum lunas. Hendra menyuruh Nisa untuk menjual barang2, itu lebih baik daripada menambah hutang. Ada telp dari dealer (Faisal Sikumbang) bahwa Hendra harus membayar cicilan, jika tak bisa melunasi cicilan maka mobil Hendra akan disita, petugas dealer akhirnya menarik mobil Hendra.

Nisa sudah membereskan baju2 dan memisahkan batik bekas nek Arum, Nisa akan bergerak ke pasar loak untuk menjual batik2 nenek. Nisa mengajak Hendra untuk pergi. Tiba2 datang lah Samsul untuk menagih hutang kepada Nisa dan Hendra, mereka melarikan diri.

Nisa dan Hendra tiba di rumah yg gelap tanpa penerangan. Listrik ternyata sudah diputus, untuk bayar listrik saja sampai tak punya uang. Hendra memutuskan untuk kabur dari rumah ini krn sudah tak dapat dijual lagi, jadi pagi2 akan mencari rumah kontrakan.

Nisa dan Hendra tiba lah di rumah kontrakan yg kecil, harusnya bersyukur, uang dari hasil jual batik masih cukup utk sewa kontrakan yg kecil ini. Nisa merasa apes, tinggal di rumah kecil, dulu Hendra gaji besar, tinggal di rumah besar, sekarang tinggal di rumah jelek. Nisa kerjanya berat menerima setrikaan dan cucian. Hendra sendiri jadi tukang ojeg, motor juga sewa dgn orang. Jatah makanan Hendra pun diambil oleh Nisa. Hendra membandingkan istrinya dgn rekan tukang ojeg laen yg istrinya pintar mengatur keuangan, kini sudah bisa nyicil motor.

Di rumah kontrakan Hendra, datang lah Pak Kiyai (Agus Ibnu Sahlan) yg di pesantren. Pak Kiyai ingin mengantarkan Nabila pulang, Nabila kondisi menurun krn susah makan, Nabila ini ingin bertemu dgn uyutnya.

Hendra sedang ribut dgn Nisa masalah uang sekolah Nabila yg tak bisa dibayar. Ada seorang bapak bernama Haji Muchtar (Alam Sambas) yg tau Hendra pindah di sekitaran area itu, Pak Muchtar menanyakan apakah ini Hendra cucu Pak Gunawan. Pak Muchtar ini baru kembali dinas di Jepang. Pak Muchtar ingin menyerahkan amplop, Pak Muchtar ingin memperluas musholla, rencana akan membeli tanah kakeknya tetapi malah mewakafkan. Pak HAji memberikan cek kepada Hendra sebesar 1 M, cek sebanyak itu buat apa. Pak Muchtar ingin menyerahkan kepada istri Pak Gunawan, dipikir lebih baik menyerahkan kepada Hendra sbg beasiswa untuk Nabila, nek Arum memang menolak menerima cek itu, lebih baik untuk pendidikan Nabila, yg diketahui bahwa Nabila ingin menjadi dokter. Hendra tidak menyangka bahwa hati nek Arum begitu mulia. Hendra dan Nisa merasa perlu untuk bertemu dgn neneknya. Pak Muchtar mengatakan bahwa nek Arum tak berada di panti lagi.

Hendra dan Nisa diantar oleh Pak Muchtar ke RS untuk bertemu dengan nek Arum. Hendra bingung mengapa diantar ke RS. Nek Arum ini menderita penyakit paru2 krn pernah semalaman di luar rumah, kini penyakitnya kambuh dan parah. Nabila mendapatkan surat dari nenek buyutnya,  ini uyut diberikan kacamata oleh pengasuh panti, uyut hanya bisa mengirimkan doa dari jauh agar terus berjuang, bekerja keras dan rajin belajar untuk meraih cita2 menjadi seorang dokter. Nabila sedih setelah membaca surat dari uyutnya itu. Nabila mencari2 uyutnya itu sampai ke ruang rawat. Kata dokter yg menanganinya bahwa kondisi sangat lemah.

Nisa dan Hendra minta maaf kepada neneknya yg terbaring di tempat tidur, krn selama ini sudah jahat. Nek Arum berkata bahwa Nabila harus mencapai cita2nya agar menjadi dokter. Tak lama nek Arum tertidur lagi, ternyata setelah diperiksa bahwa nek Arum sudah meninggal dunia. Nabila berjanji akan terus belajar dan meraih cita2nya utk membuat uyutnya bangga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online