AZAB - Juragan Tanah Penipu, Semasa Hidup Disambar Petir Berkali-Kali

https://m.vidio.com/watch/1703490-azab-juragan-tanah-penipu-semasa-hidup-disambar-petir-berkali-kali

Diterbitkan July 15, 2019
Ruslan (Verji), seorang juragan tanah yang amat serakah. Ruslan tega mendzalimi orang lain bahkan keluarganya sendiri hanya memenuhi hasratnya. Sikap Ruslan makin menjadi-jadi dengan merebut seluruh warisan keluarganya, Ruslan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan warisan itu. Tanpa sepengetahuan istri dan anak-anaknya, Ruslan selalu berbuat curang dan menipu untuk menjual tanah hasil rampasannya milik warga sekitar. Saksikan selengkapnya hanya di AZAB - Juragan Tanah Penipu, Semasa Hidup Disambar Petir Berkali-Kali
#ratna yayang #verji #semasa hidup disambar petir berkali-kali #juragan tanah penipu #azab

Verji: Ruslan
Ratna Yayang: Wina, istri Ruslan
Nardirey: Pak Ustad
Asha Putri: anak Wina/Ruslan
Nabil Revano: anak Wina/Ruslan
Dwi Cpns: Risna, adik Ruslan
Jefry Pausta: Adi, suami Risma
Aznoor: Bu Ida, ibu Ruslan/Risma

Ruslan itu penipu, pertama krn adik-adiknya sampai adik ipar meninggal, ibu Ruslan sakit dan adiknya putus kuliah, kedua anak Ruslan sakit. Istri Ruslan kini tak tinggal diam, para warga pada berkumpul di rmh mencari Ruslan utk menuntut haknya utk dibawa ke kantor polisi. Ruslan katanya seorang penipu.

Ruslan kabur dari rumah krn ada warga yg mencari-cari sampai mengejar-ngejar.  Tiba lah petir menyambar pohon hingga Ruslan tertimpa pohon.

Petir menyambar Ruslan yg tertimpa pohon itu, para warga yg menemukan melapor kepada Pak Ustad. Warga ingin menolongnya tetapi ada petir yg akan menyambar.

Listrik menjadi mati saat di RS akan merawat Ruslan yg berada di RS, Ruslan mengalami patah tulang. Kaki Ruslan harus diamputasi agar membaik, luka sudah melebar ke bagian tubuh lain. Suster membicarakan Ruslan yg harusnya bersyukur diberi kesempatan hidup tetapi malah ngeluh, Ruslan dibicarakan itu suka mengambil tanah orang, tanah adiknya pun diambil jg.

Ruslan menuntut haknya kepada ibunya, masih ada Dewa, adik Ruslan yg kuliah. Bagi adik Ruslan yg perempuan, mereka tak berhak menyentuh apapun selama ibu mereka blm meninggal. Ruslan butuh uang utk buka usaha, kata Ruslan masa harus nunggu ibu mereka meninggal. Ruslan menuntut hak saat ayahnya blm lama meninggal.

Ruslan di malam harinya menyelinap ke lemari utk mengambil sertifikat tanah termsk milik ibunya, Ruslan tau-tau ajak anak dan istrinya pindah. Ruslan meminta orang suruhannya utk memalsukan tandatangan adik dan ibunya.

Beberapa bulan kemudian, Ruslan baru saja membeli rumah baru utk keluarganya. Anak-anak Ruslan pada senang dan bangga kepada ayahnya. Tak lama petir menyambar yg membuat Ruslan jatuh pingsan. Diantara yg laen, hanya Ruslan yg kena petir.

Adi, suami Risna pulang dalam keadaan kurang sehat, kata dokter bahwa sel darah putihnya tinggi, yg diduga kena kanker darah. Adi dirujuk ke RS yg lbh besar. Risna meminta hak warisan berupa surat-surat rumah/tanah utk digadaikan agar Adi bisa berobat. Ibu mereka mencari surat-surat tsb ternyata tak ada di lemari, surat-surat tsb hilang.

Ruslan melarang Wina utk mengundang adik dan ibu Ruslan, jangan sampai tau jika adil dan ibu Ruslan tinggal di rumah baru. Bu Ida, ibu Ruslan datang mencari Ruslan tapi ternyata Ruslan sudah pindah. Ada ibu tetangga yg bisa memberitahu alamat Ruslan yg baru,katanya sudah jadi orang kaya.

Ruslan dituduh ibunya mengambil sertifikat tanah/rumah, Ruslan gunakan utk membangun pabrik. Bu Ida tau jika Ruslan memalsukan tandatangan.

Hasil panen di tanah perkebunan Ruslan kali ini kurang banyak, ada pegawai yg menyarankan utk beli tanah baru, kebetulan ada tanah kosong tak terurus milik kakek Harun. Ruslan pikir lebih baik ambil saja tanahnya. Ruslan tersambar petir lg di sawah ketika habis berbicara dgn anak buahnya ttg merampas tanah. Ruslan terkena stroke ringan, sebagian tubuhnya terganggu fungsinya, Ruslan hrs menggunakan tongkat utk aktivitasnya. Bagi Wina, ini adalah teguran dari Allah utk taubat. Bagi Ruslan, hidup ini singkat maka hrs memperkaya diri.

Dgn kekayaan yg dimiliki, Ruslan dapat membelikan mainan untuk kedua anaknya. Adi akhirnya meninggal dunia di RS. Risna bersedih atas kematian suaminya ini, saat itu Risna sedang hamil besar. Risna melahirkan anak tanpa kehadiran suaminya. Wina mendatangi rmh Risna, sikap Risna menjadi sinis krn Ruslan yg merampas haknya membuat ibu Ruslan menjual barang-barang utk pengobatan Adi, Dewa sampai putus kuliah bahkan bu Ida sampai sakit-sakitan. Wina butuh bicara dan ketemu ibu mertuanya. Wina sampai menjual perhiasannya utk ibu mertuanya, bagi Risna uang itu tak akan cukup utk membayar sakit hati dan kecewa ke Ruslan.

Pak Harun mengurus istrinya yg sedang sakit2an, Pak Harun berpikir utk menggadaikan surat tanah tsb tapi ternyata tanah tsb sudah dibeli dan dipindahtangankan. Istri Harun sudah dirawat selama 3 hari, pengobatan dihentikan. Putra, anak Pak Harun, melapor soal tanah sudah dijual entah siapa yg membelinya.Pak Harun sama sekali belum pernah menjual tanahnya. Istri Pak Harun mendadak kumat lalu meninggal dunia.

Ada seorang warga pasangan suami-isteri yg baru diusir dari rmhnya krn sertifikat rumahnya palsu. Putra mencaritau bahwa tanah ayahnya sudah atas nama Dodi, membelinya itu dari Ruslan.

Ada bapak yg baru tau soal tanah miliknya sudah dijual, ditugaskan Ruslan utk menjaganya. Bapak-bapak lain juga mengaku bahwa tanah dan rumahnya dijual tanpa izin. Para warga bersama Pak RT akan mendatangi rumah Ruslan. Para warga miskin malah dianggap penipu, jika ingin berbicara kata Ruslan maka bicaralah dgn pengacaranya. Krn Ruslan ini adalah orang kaya raya.

Kedua anak Wina/Ruslan sakit berbarengan. Para warga datang meminta haknya, dibilang tukang serobot tanah orang, pantas saja terkena sambaran petir berkali-kali. Wina baru sadar harta yg didapatkan suaminya berasal dari merampas tanah orang lain.

Ada kakek yg meminta hak tanahnya utk dikembalikan krn anaknya sedang sakit kanker, baju Ruslan katanya lebih mahal drpd makam kakek itu.  Oleh anak buah dikabarkan soal Heru, teman Ruslan meninggal. Ada kakek yg hadir dimana Ruslan dan para warga hadir, makam Heru ini disambar petir akibat menipu orang. Para warga datang utk meminta pertanggungjawaban kepada Ruslan. Ruslan malah kabur begitu saja dari rumah, petir menyambar pohon lalu menimpa Ruslan.

Sepertinya Ruslan sudah membayar dosa-dosanya, Ruslan terkena stroke krn tersambar petir, kini kakinya diamputasi. Wina memohon maaf atas nama suaminya kepada adik dan ibu Ruslan. Risna sendiri masih berat memaafkan Ruslan, krn Ruslan ini suami Risna meninggal dan anaknya lahir tanpa ayah.

Di RS ini Ruslan mendengar seperti ada orang yg memanggil Ruslan. Ruslan berjalan dgn kruknya, kaki kanan yg sudah diamputasi. Para warga berdatangan ke RS utk menuntut haknya. Ternyata ini hanya mimpi saja, Ruslan menjadi kejang-kejang lalu Ruslan meninggal dunia. Disana ada ibu dan adik-adik Ruslan.

Mobil ambulan membawa jenazah Ruslan dgn diiringi petir. Keranda jenazah sampai jatuh dari mobil. Terlihat ada petir menyambar keranda jenazah Ruslan. Ambulan yg mengangkat tak bisa membawa Ruslan lg, keranda Ruslan panas ketika dipegang. Bu Ida memohon maaf kepada Allah agar dosa Ruslan diampuni. Ada warga yg menyerah krn takut kena petir.

Ada bapak yg anaknya meninggal krn Ruslan, warga lain pada menuntut haknya agar tak kembali. Meski Ruslan sudah meninggal, warga melarang peziarah utk lewat. Wina berjanji akan mengembalikan hak para warga yg dirampas oleh Ruslan, Wina akan menjual aset-aset yg dimiliki. Janji Wina akan dipegang lalu pemakaman Ruslan dapat dilanjutkan. Tak lama setelah Ruslan dikebumikan, cuaca berubah lalu petir menyambar makam Ruslan hingga nisan terbelah. Setelah peziarah pergi, petir menyambar makam Ruslan sampai berapi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online