AZAB - Makam Lintah Darat Berbau Amis

https://m.vidio.com/watch/1538313-azab-makam-lintah-darat-berbau-amis

Diterbitkan December 14, 2018
Azab kali ini mengkisahkan tentang seorang lintah darat sadis bernama Umar. Umar juga berbuat jahat kepada warga dengan menarik uang jika ingin beribadah di masjid yang dibangun ayahnya. Warga pun mulai resah dan tidak bisa ibadah di masjid. Lantas azab apa yang akan diterima oleh Umar atas perbuatannya itu? Simak kisah lengkapnya dalam AZAB - Makam Lintah Darat Berbau Amis!
#makam lintah darat berbau amis #azab #puspita #benny ruswandi

Benny Ruswandi:Umar
Puspita: Ningsih
Asha Putri: Mita
Zaenal Chaniago: Pak Ustad
Pak Udin, ayah Umar
Dwi CPNS: Maya, pacar Umar

Umar saat ini kondisi lumpuh dan berada di korsi roda, seorang bapak memohon utk diberikan keringanan masalah hutangnya tp tak dikasih, yg ada malah diusir dan hrs datang lg membawa uang. Umar menelpon anak buah yg lain agar pada menagih hutang-hutang orang yg namanya ada pada daftar catatan.

Rumah Umar mengalami gempa hingga Umar terjatuh dan tertimpa material, ada ular juga yg berdatangan lalu mematok Umar. Warga menemukan Umar tergeletak lalu membawanya ke RS, ada ibu-ibu sekitar membicarakan Umar soal azabnya, suster penasaran apa sebenarnya terjadi.

Demikian diceritakan bahwa dulu Pak Udin, ayah Umar adalah orang yg dermawan, Pak Udin suka menyumbang utk masjid dan membantu orang yg kesusahan. Umar tak suka dengan perlakuan bapaknya yg membuat jatah uang warisannya berkurang, lebih baik dijadikan modal usaha. Di belakang pak Udin, Umar malah menarik tarif utk orang yg akan solat krn material yg disumbangkan itu perlu uang juga. Ada seorang bapak yg menjaminkan kambingnya utk pinjam uang,kata Pak Udin tak perlu. Umar malah mengambil kambing2 tsb.

Pak Ustad datang utk konfirmasi ke Pak Udin soal menarik tarif utk orang yg solat di masjid, bahkan Pak Udin menyangkal bahkan akan memberikan uang utk orang yg solat di masjid itu. Umar memang mengaku melakukan itu, Umar terus merongrong ayahnya utk diberikan uang sbg modal usaha, krn dikabarkan ada usaha yg menguntungkan. Pak Udin terkena serangan jantung lalu meninggal dunia, saat dimakamkan ini jenazah Pak Udin sangat harum sekali krn suka membantu orang dgn ikhlas.

Sepeninggal Pak Udin ini, kelakuan Umar semakin menjadi2. Ada Al Quran yg diwakafkan oleh alm Pak Udin, oleh Umar malah diberikan tarif yg menganggap ini tidak gratis diberikan. Usaha tengkulak beras pun malah Umar menaikkan harga semaunya. Umar mencari list orang2 yg berhutang kepada alm ayahnya, lalu menagih satu persatu. Umar bahkan akan menyita tanah bahkan kambing peliharaan salah satu warga yg satu2nya utk mencari nafkah.

Umar menjadi semakin kaya raya bahkan dapat memberikan rumah bagus untuk istri dan anaknya ini, sayangnya ini diperoleh dari hasil merampas hak orang lain. Bagi Umar ini adalah hal wajar utk memperoleh haknya ini. Umar juga diam2 memiliki perempuan lain diluaran sana yaitu bernama Maya. Kedua anak Umar selalu mendoakan ayahnya yg terbaik agar selalu di jalan Allah.

Kedua anak Umar merasa bahwa teman-temannya menjauhi krn Umar sendiri orang jahat, Ningsih memberi pengertian bahwa ayah dari anak-anak orang baik, makanya bisa memberikan rumah. Umar sendiri menjadi jarang pulang saat Ningsih menunggui Umar. Begitu pulang ini Umar malah diketahui sedang mabuk. Ningsih tiba-tiba pusing dan terjatuh, kata dokter bahwa mengidap kanker darah.

Umar menjadi saudagar terkaya si kampung ini, sawah dari ujung sana adalah milik Umar. Ningsih yg hrsnya kemoterapi tapi Umar tak peduli dgn kesehatan Ningsih, Ningsih malah pergi sendiri dan Umar malah berboncengan dgn wanita lain.

Rambut Ningsih sudah rontok akibat pengarug kemonya itu, Umar menghancurkan dagangan warung seorang ibu krn tak bayar hutang.

Maya sudah menuntut Umar utk menikahinya, Umar tak cinta lg kepada istrinya yg penyakitan. Umar berkata ke Ningsih krn tak mau punya istri penyakitan, lalu usir Ningsih dari rumahnya. Umar berkata lbh baik nikah dgn Maya yg muda, cantik dan sehat. Anak-anak suruh bawa semua. MayaMaya sendiri tak suka dgn anak-anak.

Kini Ningsih dgn kedua anaknya ditempatkan di rumah kontrakan, tak lama surat resmi dari pengadilan terbit lalu Umar menikah dgn Maya. Ibu-ibu membicarakan Umar yg hbs manis sepah dibuang, istrinya ditinggalkan dlm keadaan sakit.

Anak buah Umar memberikan tagihan kepada Ningsih, mantan istrinya. Pinjaman diberikan bunga termsk biaya berobat, bunga 10%. Anak Ningsih yg laki-laki menjadi benci kepada bapaknya sendiri yg jahat. Tadinya menawarkan tanpa bunga. Orang-orang miskin pada tertipu, soal hutang makin besar.

Pak Ustad melihat Ningsih sakit, lalu menawarkan utk berobat di Jakarta krn memiliki kenalan, biayanya gratis.  Anak-anak harus meninggalkan kampung, bagi anak laki-lakinya tak masalah asal bersama ibu mereka.

22 tahun kemudian berlalu, akhirnya Mita sudah resmi bertunangan. Ningsih sangat bahagia. Mita berpikir utk mencari bapaknya agar bisa menikahkan Mita, Ningsih takut Mita kecewa, calonnya akan menemani Mita. Kata Doni, adik Mita, utk apa mencari bapak, pikir Doni dgn kesal.

Mita datang bertemu ayahnya, awalnya ayahnya tak mengenali, dikira akan pinjam uang. Mita mengakui sbg anak Umar lalu memperkenalkan calonnya yg bernama Adi. Utk datang jadi wali saja harus dibayar, Mita akan bayar asalkan ayahnya datang.

Adi merasa aneh jika utk menikahkan saja harus bayar, Mita memohon ke Adi agar ibu dan adiknya tidak tahu.

Sebulan kemudian berlalu, Umar pun datang utk menjadi wali, maka pernikahan sah dgn berhasil menikahkan Mita dgn Adi, Mita memberikan uang sesuai dijanjikan. Ningsih melihatnya, Umar perhitungan kepada mantan istri dan anak sendiri. Ningsih tak akan memaafkan Umar.

Maya menikmati uang yg diberikan Adi dan Mita dgn Maya berada di mobil bersama Umar, mobil yg ditumpangi Umar mengalami kecelakaan. Kaki Umar tak dapat digerakkan sama sekali. Kecelakaan itu menyebabkan kaki lumpuh, Maya meninggal akibat kecelakaan itu.

Demikian cerita warga sbg saksi, sampai kecelakaan dan istrinya meninggal pun Umar masih blm taubat dan menjalani usaha lintah daratnya. Pak Ustad menelpon Ningsih agar datang ke RS krn Umar keadaan kritis. Anak-anak Ningsih diminta utk menjenguk, kata Mita dan Doni utk apa datang. Kata Doni nanti suruh bayar lg. Ningsih berusaha menasehatinya agar mengerti.

Umar menjadi berbau amis saat Doni dan Mita datang mengunjunginya, mereka mendoakan ayah mereka agar diampuni dosanya dan diberikan kesembuhan. Umar tiba-tiba kumat lalu meninggal dunia.

Pelayat membawa jenazah Umar ini bau, padahal sudah dimandikan berkali-kali tetapi masih saja bau. Peziarah suda tak tahan baunya itu sampai mual, lgsg kebumikan saja. Sudah dikubur pun masih bau amis juga. Sudah berminggu-minggu dikubur, ada warga lain lewat mencium bau amis yg ternyata mereka tau dari makam Umar yg lintah darat itu, semoga dosanya segera diampuni.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online