Pintu Berkah - Pengorbanan Ibu Petani Padi Untuk Anak Tak Tahu Diri

https://m.vidio.com/watch/1844004-pintu-berkah-pengorbanan-ibu-petani-padi-untuk-anak-tak-tahu-diri

Diterbitkan December 01, 2019

Meski hanya seorang petani, kedua orang tua Doni Pak Rahmat dan Bu Lilis bertekat agar Doni bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dengan segala jerih payah dan hutang sana sini pak Rahmat dan bu Lilis berusaha membiayai Doni kuliah hingga lulus. Pak Rahmat dan Bu Lilis ingin Doni menjadi orang sukses yang bisa mengangkat derajat kehidupan keluarganya. Tapi harapan itu nampaknya sia-sia, setelah Doni menikah dengan Ajeng. Semua penghasilan Doni dikuasai dan dikenadalikan oleh Ajeng. Sampai-sampai Doni dilarang Ajeng memberikan uang pada orang tuanya padahal orang tua Doni sangat membutuhkanya. Bahkah saat Doni diPHK, Ajeng tega membujuk Pak Rahmat dan Bu Lilis untuk menjual sawahnya dengan dalih untuk modal usahanya. Simak kelanjutan kisahnya dalam Pintu Berkah - Pengorbanan Ibu Petani Padi Untuk Anak Tak Tahu Diri!

#pintu berkah #firstiana #rendy septiano #dewi affandi #tabah panemuan

Rahmat : _Tabah Penemuan_
Lilis : _Dewi Affandi_
Doni, anak Rahmat/Lilis : _Rendy Septino_
Ajeng : _Firstriana_
Rangga yusuf: boss baru
Fuz fauzy
Hilman ross: Andy, debt collector
Annisa Ratna: dokter

Rahmat ini terlilit hutang oleh rentenir bernama Andy, bahkan Andy tak akan memberi hati jika tak bisa bayar. Andy ingin menyita sawah sbg satu-satunya mata pencaharian Rahmat. Doni malah berpikir utk tak kuliah setelah mengetahui kondisi kedua ortunya ini.  Doni berjanji akan membelikan rumah bagus dan sawah utk kedua ortunya jika sudah sukses.

Doni akhirnya lulus SMA juga meskipun tak mendapatkan beasiswa. Doni bisa bayar uang semester tepat waktu, jika tidak nanti tak bisa ikut ujian. Doni di kampus kuliah sambil kerja juga.

Andy menagih hutang lg kepada Rahmat dan Lilis, katanya sok2an menguliahkan Doni pdhl kondisi sedang susah. Lilis ragu utk menguliahkan Doni hingga selesai. Rahmat ingin cari kerja lain sembari nunggu padinya panen, yaitu coba jadi kuli bangunan. Lilis berjualan kue keliling hingga kue-kue berjatuhan akibat nyaris diserempet motor.

Beberapa tahun kemudian berlalu, tiba lah Doni utk sidang skripsi, Rahmat mendoakan agar diberi kelancaran dlm sidang skripsinya. Doni dinyatakan lulus sidang skripsi juga dan jadi sarjana. Doni akhirnya dapat diwisuda juga, kedua ortunya datang, berkat tangan kedua ortu Doni membuat Doni bisa seperti ini. Doni ingin kedia ortunya tak bekerja, Doni terikat kontrak kerja di perusahaan besar.

Doni kini sudah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dgn posisi yg bagus. Kalau kedua ortunya tau pasti akan senang. Doni tak sengaja bertabrakan dgn seorang wanita bernama Ajeng. Sbg permintaan maaf, Doni akan traktir makan siang, Doni berkenalan lah dgn wanita itu. Uang gaji Doni diserahkan kepada Ajeng, sebagian utk ortunya di kampung. Kata Ajeng mending nabung dulu saja, takut nanti berantakan semuanya.

Doni sms kali ini tak bisa kirim uang, bagi Rahmat itu tak apa-apa krn sudah ikhlas. Ajeng meminta Doni utk segera menikahinya tapi malah Doni tak ingin buru-buru krn terlampau janji dgn kedua ortunya utk membelikan rumah bagus dan sawah yg luas baru lah menikah. Ajeng tak suka jika Doni lebih memprioritaskan ortu Doni dahulu, Ajeng ngambek mending tak usah nikah saja.

Kedua ortu Doni menunggui Doni yg akan pulang kampung, Doni datang membawa pacarnya yg bermama Ajeng. Maksud Doni ke kedua ortunya bahwa ingin menikah dgn Ajeng, Doni tau kedua ortunya kecewa krn belum membelikan rumah dan sawah. Bagi Rahmat, masalah janji tak perlu dipikirkan. Krn Ajeng tak punya ortu maka akan melangsungkan pernikahan di kampung Doni. Ajeng dan Doni akhirnya menikah, Ajeng melarang utk membawa kedua ortu Doni ke Jakarta. Rahmat bisa maklumi jika Doni ada tanggung jawab baru kepada istrinya. Lilis merasa mantunya tak tulus mencintai Doni.

Doni sudah menyisihkan uang gaji untuk mengirim ortunya di kampung, uang Doni malah diambil oleh Ajeng begitu saja. Doni masih menelpon ibunya bahwa tak bisa transfer, Lilis masih bisa maklumi, Doni beralasan byk cicilan di kota.

Ajeng ingin uang gaji diserahkan untuk cicilan mobil, rumah dan hp mahal. Ajeng menyuruh Doni utk kasbon kantor, jika uang tak dapat maka awas saja deh. Doni menegur Ajeng agar tak boros. Ajeng tau Doni di bagian keuangan, malah menyuruh Doni utk korupsi meski hanya sedikit saja.

Bulan berikutnya Ajeng menyuruh Doni utk korupsi lagi, Doni menolak utk korupsi lagi, kali ini utk bayar arisan sebesar 10 juta. Arisannya adalah arisan berlian, ini terakhir kalinya, jika masih nekad maka Doni akan pisah dari Ajeng.

Bossnya merasa janggal dgn laporan keuangan yg dibuat Doni, boss Doni merasa pengeluaran tak sebesar itu, Doni diduga melakukan korupsi. Doni mengaku bahwa banyak kebutuhan dan masalah rumah. Boss Doni memecat Doni jika Doni tak dilaporkan ke polisi.

Doni memberitahu ke Ajeng yg hidupnya berlebihan, ini semua gara-gara Ajeng, tak sesuai realita. Doni akan cari kerja lagi tapi tak mau disuruh korupsi lagi. Sudah berbagai perusahaan didatangi Doni tapi tetap tak bisa kerja, mungkin tau track record jika Doni korupsi.

Segala tagihan belum dibayar, uang arisan belum dibayar. Doni lebih pusing krn lamaran ditolak. Ajeng tau kedua ortu Doni masih punya sawah, jual saja utk modal usaha. Hutang Rahmat akhirnya bisa lunas lg kepada Andy meskipun lama nyicilnya.

Doni ngelapor ke kedua ortunya soal baru di-PHK krn ketahuan korupsi, Ajeng tak mau diceramahi macam-macam, Ajeng to the point ingin membuka usaha. Jika sawah itu dijual, nanti kedua ortu Doni akan makan dari mana, Doni janji akan membelikan sawah baru jika sudah sukses. Kedua Ortu Doni menjual sawah itu kepada Andy. Terpaksa Rahmat dan Lilis harus garap sawah org lain utk bertahan hidup.

Doni dan Ajeng kini membuka usaha menjadi agen beras yg untungnya besar. Jika begini bisa cepat kaya, Doni mengingatkan utk transfer ke ayah Doni. Doni ingin kirim tapi kata Ajeng malah entar saja. Rahmat terus menggarap sawah hingga kepala pusing lalu terjatuh.

Rahmat ini hanya kecapekan setelah dibawa berobat ke dokter. Biaya RS ini mahal, kue belum laku, Rahmat tak mungkin kasbon lg ke pemilik sawah. Lilis berpikir utk pinjam ke Doni krn usahanya sedang maju. Ada telp dari Bu Lilis, Ajeng lah yg terima telponnya, Ajeng memberitahu soal Pak Rahmat masuk RS lalu tak ada biaya. Ajeng berkata bahwa toko beras kadang sepi kadang ramai, kata Doni bahwa usaha lg ramai. Ajeng berkata bahwa Doni itu berbohong krn tak mau kedua ortu Doni cemas.

Ajeng malah asyik arisan saja di rumah, kedua ortu Doni datang ke rumah dan membuat Ajeng malu. Ajeng malah nyuruh kedua ortu Doni utk pulang lagi, Ajeng berkata dari dulu tak suka dgn kedua ortu Doni. Sikap Rahmat membuat menumpahkan minuman teman Ajeng, Ajeng malah mengakui mertuanya sbg pembantu di kampung. Kedua ortu Doni merasa bahwa Doni mulai berubah. Bagi Doni, apakah itu tak kurang ajar kepada kedua ortu Doni. Lilis tak menyangka bahwa Doni berubah begitu, padahal dulu Doni anak baik, Doni terpengaruh oleh istrinya itu. Rahmat hanya bisa sabar dan istighfar.

Rahmat hanya bisa mendoakan Doni agar menjadi anak yg berbakti lg kepada kedua ortunya setelah tau sikap Doni yg berubah akibat terpengaruh istrinya itu. Doni tiba-tiba merasakan pinggang sakit saat toko sedang ramai-ramainya. Doni tiba-tiba terjatuh pingsan saat baru melayani pembeli. Kata dokter yg menangani ada masalah pada fungsi ginjal Doni dan harus dirawat secara intensif.

Lilis menjadi kepikiran dan keingat akan Doni, ternyata teleponnya tak diangkat. Bagi Rahmat mgkin sibuk mengurus toko berasnya. Doni tak bisa beraktivitas sampai mendapatkan donor ginjal dan cuci darah secara rutin. Ajeng tak mau kerepotan mengurus suami yg sakit-sakitan, lebih baik pisah saja.

Lilis menelpon Doni, baru kali ini Doni mengangkat telponnya lalu mengabarkan bahwa Doni terkena gagal ginjal lalu Ajeng meminta pisah dari Doni. Kata Lilis biarkan istrinya pergi  Kedua ortu Doni akan pindah ke kota ini, rumah mereka akan dijual utk pengobatan Doni.

Doni teringat akan kejadian lalu meminta jual sawah lalu saat kedua ortu Doni dianggap datang saat tak tepat waktu Ajeng arisan di rumah, Doni minta maaf kepada kedua ortunya krn sudah menjadi anak durhaka.  Diantara ginjal kedua ortu Doni, yg cocok hanya ginjal Lilis tapi sayang kurang cocok, katanya berat badan harus diturunkan.

Lilis berlari-lari utk menurunkan berat badan agar bisa mendonorkan ginjal utk Doni, Rahmat bekerja sbg tukang sapu jalanan. Selama di Jakarta, bertahan hidup ini Rahmat menjadi penyapu jalanan krn pendidikan rendah dan umur sudah tua. Dgn ini bisa dapat uang utk pengobatan Doni. Lilis tetap berjualan kue keliling tanpa lelah, sekalian olahraga. Rahmat dikabarkan kepada Doni menjadi tukang sapu jalanan kadang jadi satpam, Doni menyesal atas perbuatannya krn yg dipentingkan hanya mantan istrinya saja.

Rahmat menjadi penyapu jalanan merasa sakit pusing tak hilang-hilang, Rahmat sampai sempoyongan lalu jatuh di trotoar lalu ditemukan warga sekitar. Lilis yg sedang jualan kue juga baru tau soal suaminya pingsan. Kata dokter ada pendarahan di kepala Rahmat dan kondisi sangat parah, Rahmat minta maaf jika tak kuat, Rahmat ingin Lilis berjanji membantu Doni utk jadi orang sukses. Lilis akan berjuang utk Doni, lalu Rahmat kumat dan melemah, Rahmat meninggal dunia (dlm usia 47 thn), Doni menyesal sbg anak tak tau diri dan durhaka, Doni rasanya ingin mati saja. Doni yg lg di makam dgn korsi roda ini kumat lagi, dari hasil pemeriksaan keadaan Doni menurun. Kondisi ginjal Lilis masih belum bisa didonorkan. Lilis pantang menyerah, rela olahraga agar bisa donor ginjal utk menyehatkan anaknya.

Pada akhirnya ginjal Lilis sudah siap dan cocok utk didonorkan kepada Doni. Kini Lilis memberikan kehidupan kedua kepada Doni, Doni sekali lg minta maaf dan berterimakasih kepada ibunya pdhl Doni sudah durhaka.

Doni akan mulai dari 0 lg utk mencari pekerjaan, hanya demi ibunya saat ini yg sudah berjuang utk Doni. Lamaran Doni ditolak lg dan belum bisa diterima di sebuah perusahaan.

Doni akhirnya diterima bekerja di perusahaan oleh calon bossnya (Rangga Yusuf).Doni tak sabar utk mengabarkan ke ibunya, Ajeng sendiri sekarang sibuk menghitung uangnya.

Semenjak toko beras dipegang Ajeng, pendapatan merosot dan tak bisa foya-foya lg dan harus irit. Listrik di rumah Ajeng mengalami korsleting hingga mengalami kebakaran. Ajeng mengalami luka bakar hingga muka diperban.

Setahun kemudian, Doni mengajak ibunya tinggal di rumah baru lalu membeli sawah yg luas utk ibunya di kampung, Doni melakukan ini utk membahagiakan ibunya. Tak lama ada pengemis datang meminta sedekah, Doni kaget jika pengemis itu adalah Ajeng, Ajeng ingin lari krn malu. Ajeng mengaku rmhnya kebakaran dan hrs dirawat di RS, usaha Ajeng bangkrut dan kehilangan semuanya, Ajeng minta maaf kepada Bu Lilis dan Doni krn sudah banyak salah. Jika ingin ksh kesempatan, Ajeng ingin jd mantu dan istri yg baik, Doni tak bisa rujuk lg kepada Ajeng, fokusnya adalah membahagiakan ibunya, Doni memberikan uang kepada Ajeng sbg pegangan. Ajeng menyesal sudah jadi mantu dan istri durhaka. Ajeng permisi utk pergi dari rumah Doni sedangkan Doni masuk rumah bersama ibunya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online