Sinema Indosiar - Ketulusan Seorang Penjual Nasi Uduk


https://m.vidio.com/watch/604112-sinema-indosiar-ketulusan-seorang-penjual-nasi-uduk?channel_id=569403

Diterbitkan February 13, 2017

Ibu Arya adalah seorang penjual nasi uduk. Sangatlah baik, setiap hari jumat ia memberikan nasi uduk gratis sebagai bentuk sedekah. Namun, ia mempunyai anak yang bernama Johan dan sikapnya berbanding terbalik dengan dirinya. Ia selalu memarahi ketika Ibu memberikan makanan gratis kepada orang-orang. Ibu Arya pun menangis karena dibentak oleh Johan. Hal itu pun diketahui oleh Siti. Siti sangat peduli dengan Ibu Arya yang sering dimarahi oleh Johan. Johan mempunyai istri yang sikapnya sama seperti Johan. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, Johan meminta uang kepada ibunya sekaligus untuk keperluan bersolek sang istri. Suatu hari sang ibu bermimpi dan mengigau sedang pergi ke tanah suci. Karena merasa terganggu, Johan membangunkan sang ibu dengan nada tinggi. Lantas bagaimanakah kelanjutannya ? saksikan hanya di Sinema Indosiar yang berjudul Ketulusan Seorang Penjual Nasi Uduk..

#kartika waode #sheila tohi


Kartika Waode: Siti
Yati Surachman: Bu Ariyah
Robby Tremonti: Johan
Sheila Tohir: Nur, istri Johan

Bu Ariyah ini suka membagikan nasi uduk secara gratis utk niatnya sedekah, namun usaha tsb dicegah oleh Johan. Siapapun yg berani datang utk minta sedekah gratis maka akan berhadapan dgn Johan. Ini yg terakhir Johan memperingatkan. Johan selama ini uangnya dari ibunya, kebutuhan istri Johan banyak.

Siti datang ke rmh melihat bu Ariyah sedih, Siti berusaha menasehati Johan dan istrinya, Siti katanya hanya orang luar yg tak berhak turut campur. Siti itu memang bukan siapa-siapa Bu Ariyah, memang dulu gagal berjodoh dgn Johan. Siti sudah ikhlas. Siti menganggap Bu Ariyah sbg ibu kandungnya sendiri.

Bu Ariyah bermimpi sedang di tanah suci, Johan dan istrinya mendengar ibunya mengigau sangat kencang, bu Ariyah terbangun dikira ada dimana, dikira sedang di Mekkah. Bu Ariyah berkata ingin naik haji, istri Johan malah meremehkannya. Bu Ariyah berharap mimpinya jadi kenyataan.

Ada seorang ibu pemulung bernama bu Saidah yg bekerja keras utk mengumpulkan barang-barang pulungannya agar bisa membelikan makanan utk Dea, anaknya tapi uang hanya sedikit. Kebetulan ibu tsb lwt di dpn rmh bu Ariyah. Saidah ingin belinya setengah saja krn uang hanya 5000, Bu Ariyah malah membonuskan nasi uduk krn ada yg beli tapi beda yg dibeli, Bu Ariyah katanya hanya ingin minta didoakan agar bisa naik haji krn sudah nyelengin uang. Dea melihat ibunya bawa makanan, dikira krn bawa uang banyak tapi diksh oleh Bu Ariyah. Bu Saidah meminta anaknya setelah solat agar mendoakan bu Ariyah agar dapat berangkat haji.

Nur, istri Johan memperhatikan jualan bu Ariyah ini ramai pembelinya, Bu Ariyah ditemani Siti. Johan dibangunkan istrinya krn kabar penting. Nur menyampaikan soal pembeli ramai, katanya Johan janji memberikan uang 2x lipat. Uang ibu Johan di kaleng ini lgsg diambil Johan, Siti menegur hrsnya Johan bekerja. Dgn ini Nur bisa memenuhi kebutuhannya ini dari uang yg Johan berikan.

Nur yg baru belanja berpapasan dgn Siti di jalan , Siti menyindir Nur bhw tau itu uang belanja dari malakin uang mertuanya. Siti dikira msh suka kepada Johan, kini Nur yg berhasil mendapatkannya. Siti berkata soal tak menyesal gagal mendapatkan Johan, Johan tak berhasil mendidik istrinya menjadi mantu yg baik. Nur tak suka jika Siti membantu Bu Ariyah berjualan, Johan lalu datang memberitahu Siti bahwa tak diperkenankan bekerja membantu jualan nasi uduk, kesalahannya krn Nur tak suka ada Siti di dpn rumah. Alasan Nur agar tak terus berantem dgn Johan gara-gara Siti ini.

Siti pergi dari rumah Bu Ariyah hanya bisa sedih saja, Siti berdoa agar Bu Ariyah terlindungi dari perbuatan semena-mena Nur dan Johan. Bu Ariyah sedang melayani pelanggan kini menderita sakit pada pinggangnya, sakitnya kambuh. Pelanggan menanyakan Siti kemana, kata bu Ariyah sudah dipecat. Ibu pelanggan tau bu Ariyah memiliki mantu perempuan, knp ga suruh dia saja. Akhirnya ibu-ibu pelanggan itu membatalkan niatnya utk membeli, tanpa ada Siti, bu Ariyah kecapekan. Nur tak mau mertuanya menyuruh bantuin jualan, kata bu Ariyah kan Nur yg minta Siti berhenti. Johan tak mengindahkan nasehat ibunya yg menasehati Johan agar mendidik istrinya jadi istri yg baik.

Nur ini meminta Johan pindah dari rmh krn merasa tak betah, kata Johan kan Johan sendiri blm kerja. Johan membujuk ibunya agar minta maaf kepada Nur. Hrsnya Nur lah yg minta maaf. Nur mengancam akan pergi dari rumah. Bu Ariyah akhirnya samperin Nur agar minta maaf, demi Johan.

Bu Ariyah di dpn rmhnya kedatangan ada Saidah yg seorang pemulung, Saidah meminta makanan krn anaknya blm makan, begitu ketahuan oleh Johan dan Nur, Johan lgsg melarangnya lalu nasi yg udah diberikan diambil lg oleh Johan. Johan berkata bkn urusannya kalau anak Saidah kelaparan. Kata Johan hrs bayar kalau ingin makan. Saidah memohon lagi kepada Johan sambil nangis, Nur menambahkan agar jgn ksh makanan gratis. Johan memberikan nasi yg dibungkus kepada Saidah, sengaja dijatuhkan lalu berkata sekali lg hrs bayar jika tak ada makanan. Johan sekali lg memperingatkan ibunya agar tak memberikan makanan gratis, kata Johan jgn sok2an sedekah krn yg ada makin susah. Nur tak mau duit bulanannya berkurang gara-gara mertuanya sedekah.

Dea menanyakan ibunya apakah membawa makanan, Dea msh bisa memaklumi jika ibunya tak membawa makanan. Dea malah minum banyak utk menghilangkan lapar.

Dea di malam hari merasakan sakit pada perutnya, Dea tak mau ibunya tau kalau kesakitan krn lapar. Bu Ariyah jalan kaki membawa  nasi bungkus utk mencari rmh Saidah, Bu Ariyah menanyakan ke warga dimana rmh Saidah, ditunjukkan oleh ibu warga yg tau. Bu Ariyah dapat mengantar makanan tsb, Bu Ariyah dpt merasakan saat suaminya meninggal ini hrs menghidupi dan menyekolahkan anak, kata Saidah apa yg dilakukan itu malah anak Bu Ariyah durhaka.

Bu Ariyah pulang, Johan sudah menunggui utk meminta setoran. Johan bertanya mengapa hanya segini, memang Bu Ariyah kerjanya sendiri saja. Nur melihat uang yg diberikan hanya sedikit, Johan sudah lihat sendiri uangnya. Bu Ariyah memang menyembunyikan uangnya ga di dompet, ini deminya agar bisa naik haji.

Johan berkata ke istrinya semenjak tak ada Siti jadi tak bisa jualan banyak, kata Nur itu hanya alasan saja. Nur memiliki ide, gimana jika suruh 2x lipat agar untung 2x lipat. Yaitu harus jualan keliling saja.

Johan berkata ke ibunya bahwa hrs membuat nasi uduk 2x lipat, kalau tak hbs maka bisa jualan keliling. Pdhl bu Ariyah sedang sakit pinggang, Johan tak mau tau dgn alasan ibunya itu.

Bu Ariyah menuruti permintaan anaknya utk berjualan nasi uduk keliling. Ada jg ibu yg membeli 5 bungkus. Hingga hujan turun pun Bu Ariyah masih memikul jualannya. Tak terasa jualan habis sambil menahan sakit pinggangnya. Siti dari kejauhan melihat bu Ariyah yg merintih kesakitan krn sakit pinggang kambuh. Kata Bu Ariyah ini Johan dan Nur ingin mendapatkan untung 2x lipat.

Siti mengantar bu Ariyah pulang, Siti menegur anak dan mantu bu Ariyah krn memperlakukan bu Ariyah dgn tidak baik, katanya akan menyesal nanti jika bu Ariyah telah tiada, Johan dan Nur tak mempan dinasehati oleh Siti. Nur akan terus2an suruh ibu mertuanya jualan terus. Bu Ariyah di malam harinya mengeluh kesakitan pada pinggangnya.

Esok paginya Nur dan Johan menemukan bu Ariyah tak menebar lapak jualan, yg ada malah tidur2an di kamar. Bu Ariyah berkata pinggang sakit dari kemarin. Nur tak mau tau dgn alasan ibu mertuanya, yg pntg hrs jualan. Kata Johan gpp sehari istirahat dulu, bsk setorannya 2x. Kata Nur ini hanya modus saja soal ibu mertuanya. Nur ini tiba-tiba merasakan sakit pada perutnya saat membicarakan soal modusnya ibu mertua.

Dokter memeriksa Nur, katanya ditemukan ada kista yg cukup besar di rahim Nur, jika tak diangkat maka tak bisa memiliki keturunan. Kata dokter disarankan utk segera melakukan operasi. Johan disuruh Nur utk cari uangnya. Nur ingin segera dioperasi, yg jadi masalah kata Johan ini membutuhkan biaya besar.

Dea ini akan dikeluarkan dari sekolah krn Saidah blm membayar sekolah utk Dea, Saidah dipanggil pihak sekolah Dea.

Bu Ariyah ini mendengar soal Nur hrs dioperasi, Bu Ariyah selama ini celengin uang utk naik haji, sepertinya tau Johan lbh membutuhkannya.

Saidah keluar sambil bingung gimana mendapatkan biaya utk bayar uang sekolah Dea, Saidah memperhatikan Bu Ariyah tak jualan, Saidah bertamu ke rumah. Saidah melihat ada celengan nganggur di kamar, Saidah teringat hrs segera bayar uang sekolah. Saidah terpaksa melakukannya demi masa depan Dea. Tak lama ada Johan dan Nur datang, kata Saidah hbs nengokin bu Ariyah. Nur msh menderita kesakitan.

Nur terus kesakitan mengerang utk menahan rasa sakit, Johan ingin operasi tp tak ada uang. Bu Ariyah begitu sadar ini celengan sudah tak ada. Bu Ariyah mendengar Nur dan Johan ribut, Bu Ariyah datang ini tak lama bertanya apakah ada yg masuk ke kamarnya. Kata Johan bknkah Saidah nengokin ibunya, Bu Ariyah berpikir apakah mgkin Saidah yg ambil.

Saidah melihat uang-uang di celengan, katanya kalau begini bisa bayar uang sekolah Dea dan tak perlu capek-capek mulung lg. Tak lama Dea memergoki ibunya melihat celengan, Dea tau ibunya ga ada tabungan, Dea berkata bahwa tak mau dibayarin sekolah pake uang yg bkn haknya. Saidah mengaku jg ini uang bu Ariyah, Dea berkata nek Ariyah sudah baik dan hrsnya uang ini dikembalikan. Saidah janji akan mengembalikan uang tsb, Dea ikhlas berhenti sekolah gpp asalkan jadi orang yg jujur.

Bu Ariyah berjalan dgn pinggang yg sakit, Bu Ariyah hingga jatuh dgn kaki nyungsep selokan. Siti kebetulan lewat menolongnya. Siti membawa bu Ariyah ke kamar. Bu Ariyah tadi berkata hbs mencari celengan yg diambil Saidah, kata Bu Ariyah itu hrsnya utk berangkat haji, rencana untuk pengobatan Nur. Siti salut dgn bu Ariyah yg berhati mulia. Siti tetap melarang bu Ariyah agar anak dan mantunya merasakan saat ibu mereka tak ada.

Johan menunggui ibunya yg tak kunjung pulang, Nur sudah tak tahan lg dgn sakitnya. Johan berusaha cari bantuan keluar. Johan memohon ke bapak warga bhw istrinya sakit dam butuh dioperasi, bapak tsb menolak, mgkin kena azab krn durhaka kepada ibu Johan kata bapak warga itu, Johan meminta ke ibu warga, katanya utk apa membantu Johan krn Johan pelit tak membolehkan nasi gratis, ibu warga itu tak mau menolongnya, ibu warga itu tak peduli meski Johan sudah minta maaf dan memohon. Johan bingung kemana lg cari bantuan, warga tak ada yg menolongnya.

Johan pulang ke rmh dgn nihil, kata Johan tak ada warga yg mau menolongnya krn Johan dan Nur sudah jahat kepada para warga itu, benci kepada Johan dan Nur. Johan berkata mgkin hukuman krn durhaka kepada bu Ariyah. Bu Ariyah sendiri msh di rmh Siti, Bu Ariyah berpikiran bhw pasti anak dan mantunya menunggui di rumah. Akhirnya Bu Ariyah beranjak pulang jg meski Siti yg akan menemani.

Pada malam hari, Dea mengantar Saidah utk mengembalikan celengan, tak sengaja bertemu bu Ariyah di jalan bersama Siti. Saidah lalu minta maaf dan bersujud di hadapan bu Ariyah, katanya Dea tak mau menerima uang itu, sebagian uang dari bu Ariyah diikhlaskan utk Saidah agar Dea bisa bayae uang sekolah.

Nur jatuh pingsan di teras rmh saat tak kuat menahan kesakitan, Bu Ariyah memberikan celengannya itu utk pengobatan Nur. Johan memperhatikan ibunya khawatir kepada Nur padahal sikap Nur dan Johan tak baik kepada ibu mereka. Nur itu berhasil dioperasi, kata Johan bahwa itu berkat ibu Johan yg merelakan tabungan hajinya. Nur minta maaf jika sudah durhaka. Nur berterima kasih kepada ibu mertuanya, bu Ariyah sudah ikhlas jika tak jadi berangkat haji. Johan ikut menangis dan minta maaf kepada ibunya jika pernah durhaka.

Johan dan Nur kini mau membantu ibunya jualan di depan rmh, mulai saat ini bu Ariyah tak blh capek-capek, tak lama ada pengemis yg minta bungkusin nasi, mas tsb memberikan uang tapi digratiskan oleh Johan. Bu Ariyah bersyukur ana dan mantunya benar-benar berubah. Johan sudah mulai solat berjamaah bareng ibu dan istrinya, Johan bertaubat dalam solatnya atas kesalahannya yg diperbuat, Johan bersyukur diberikan kesempatan berbakti, demikian dgn Nur yg akan memuliakan ibu mertuanya.

2 thn kemudian berlalu, bu Ariyah berkhayal bahwa betapa bahagianya bisa ke tanah suci. Nur datang memberikan kabar gembira bahwa bu Ariyah akan naik haji, katanya thn dpn bisa naik haji, Nur dan Johan sudah mendaftarkan ibu mereka, mimpi Bu Ariyah kini menjadi kenyataan. Bu Ariyah bersyukur atas anugerah yg indah krn akan bertamu ke Ka'bah. Johan kini merangkul istri dan ibunya dgn berpakaian putih-putih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online