Hidayah Ramadan - Aku Membuat Ibuku Menderita



https://m.vidio.com/watch/387375-hidayah-ramadan-aku-membuat-ibuku-menderita

Diterbitkan July 03, 2016

Doni (Fery Ixel) bangkrut setelah pabriknya mengalami kebakaran dan sejumlah karyawannya meninggal. Raya (Masayu Anastasia) tidak bisa menerima keadaan yang miskin dan jauh dari fasilitas mewah yang sebelumnya menjadi kehidupannya. Doni terus berusaha walau harus menjadi sopir taxi online. Tetapi Raya tetap bergaya wanita glamor dan lebih mengutamakan gengsinya. Lantas bagaimana kehidupan keluarga Doni dan Raya selanjutnya? simak kisah selengkapnya Hidayah Ramadan - Aku Membuat Ibuku Menderita.

#Karlina Inawati #Anindika Widya #fery ixel #Masayu Anastasia

Fery Ixel: Doni
Masayu Anastasia: Raya
Karlina Inawati: Nisa, mama Raya
Anindika Widya: Lina, adik Raya
Syadine Aulia "Banyu": Indah, anak Raya/Doni
Anto Ahmad: notaris
Chandra Setiawan: pemilik rumah Raya
Ridwan Ansori: pembeli rumah mama Raya
Makmur Sentosa: dokter Indah.

Pada suatu hari pabrik Doni mengalami kebakaran, Doni menghimbau para karyawannya utk menyelamatkan diri. Keluarga karyawan bersedih atas kematian anggota keluarganya dari pabrik tsb, orang keuangan blm memperpanjang asuransi pabrik Doni jadi tak dapat asuransi kerugian, seorang bapak menunjuk Doni sbg pemilik pabrik dan meminta ganti-rugi, Doni dituntut bertanggungjawab krn putranya ini anaknya masih kecil-kecil, mslh gantirugi kata Doni jangan khawatir.

Ada orang-orang yg mengambil barang-barang pribadi milik Raya, mas itu hanya menjalankan tugasnya utk menyita, Doni berkata sudah bangkrut dan hrs jual rumah untuk menutupi hutang-hutangnya, mobilnya jg sudah hrs kehilangan. Raya depresi dan tak terima, Doni dapat beli rmh yg lebih kecil. Raya ini nyesel dan ngeluh dgn rmh yg seperti kandang ayam, Raya ingin Doni bangkit lagi, tak bisa hidup susah lg.

Mobil yg Raya liat ini di rmh adalah mobil bekas, yaitu mobil Carry yg panas. Mobil ini bisa dimanfaatkan jadi sopir taxy online, Raya malu jika ada keluarga dan kerabatnya, Raya merasa malu jika ada orang tau soal jatuh miskin. Kata Doni utk apa menyembunyikan jika jatuh miskin. Penumpang mengeluh soal mobil panas dan jelek, penumpang tsb mengenali Doni sbg suami Raya, penumpang tsb adalah Fani, teman Raya. Doni cerita kalau dirinya bangkrut makanya jadi sopir taxy online. Dgn ini ketahuan Raya tukang bohong, Raya ini bergaya tinggi.

Raya mengamuk di rumah sampai banting barang, Raya malu dgn teman arisan. Kata Doni utk apa pajang foto kalau mau keluar negeri.  Raya berkata jangan seorang pun tau kalau keluarganya miskin.

Ada pigura jatuh di rumah ibunya Raya, saat itu sedang solat berjamaah dgn adiknya. Raya ini sedang mencuci bajunya sendiri. Raya ditelf Lina, adiknya serasa ada firasat, Raya berkata seolah-olah tak seperti orang susah dan seperti orang sibuk. Mama Raya merasa lega jika Raya tak kenapa2, belakangan ini Raya sedang sakit. Tak lama Roni, adiknya yg SMA pulang. 

Ada temannya bernama Fani yg menghampiri Raya, temannya itu 1 arisan, katanya tak perlu malu jika suaminya bangkrut. Kata teman arisan tsb ini bisa bangkit, temannya itu punya perusahaan catering, bahkan menyarankan menanamkan modal maka keuntungan 50%, jika modal 10 juta maka keuntungan ada 5 juta. Raya ini tertarik ikutan investasi. Untuk investasi ini, Raya rela menjual perhiasannya yg ditotal bisa 60 juta, Raya tak sangka mendapatkan keuntungan 50% langsung. Fani menyarankan tanam modal lebih besar lagi dalam bisnis Fani, jika memasukkan keuntungan yg 30 juta maka total invest adalah 90 juta dan bulan depan akan transfer 90 juta, andaikan tanam modal diatas 200 juta maka keuntungan adalah 70%. Raya bingung darimana uangnya, rumah juga butut, mobil juga bekas selalu dipakai Doni untuk kerja.

Raya melihat pengumuman di koran soal mamanya menjual rumah, andai saja Raya mendapatkan hasil penjualan, dgn begini bisa menanam modal dan hidup hura2 seperti dahulu. Rumah tsb membuat satu2nya membuat hidup enak seperti dahulu. Raya bertanya mengapa rumah dijual, katanya nanti bisa buat berobat mama Raya dan adiknya kuliah. Raya bermaksud untuk membeli rumah tsb agar tak jatuh ke tangan orang laen bahkan Raya ingin menyiapkan rumah yg nyaman, Lina dan Roni, adik2nya harus setuju. 

Doni tau kalau Raya ingin membeli rumah mamanya dgn omong kosong, Doni ini dilarang ikut campur. Raya ini meminta balik nama dulu untuk rumah mama Raya. Mama Raya yakin jika Raya tak akan membohonginya. Surat balik nama akhirnya berhasil dibuat di hadapan notaris. Dgn ini Raya menunggu SHM atas miliknya, begitu deposito cair maka Raya akan bayar. Lina merasa ada sesuatu yg disembunyikan kakaknya. Setelah diperiksa maka sertifikatnya aman.

Bu Nisa memanggil2 nama Raya krn kangen, Roni ini ingin samperin Raya ke rumahnya, pengen tau Raya ini sesibuk apa sampai tak sempat samperin mamanya. Lina dan Roni ke rumah ini katanya sudah tak tinggal di rumah itu lagi. 

Lina menelepon Raya bahwa pindah tanpa bilang2, Raya ini ngomong besar bahwa memiliki rumah besar yg jauh lebih besar daripada rumah yg dahulu. Raya tak memberitau alamat barunya, kata Roni tak apa2 asalkan datang mengunjungi mamanya. Kali ini Doni dan Raya datang membawa Indah ke rumah mama Raya, Roni melihat mobilnya beda, Raya ngeles itu mobil fasilitas pinjaman dari bengkel. Raya tak suka adik2nya kepoin hidupnya. Raya omong besar di hadapan adik2nya ini seolah tidak hidup susah, nyinyir Lina yg belum menikah, padahal Lina ini hanya ingin membahagiakan Roni dan mamanya.

Doni berkata mengapa Raya tak jujur saja ke keluarganya, Raya merasa gengsi kepada Lina jika sudah miskin. Kata Doni kebohongan akan terus berlanjut, Raya ingin Doni kaya lagi. Doni menyarankan harus intropeksi diri lalu menjadi ortu yg baik, jangan seperti dahulu yg habis untuk foya2. Indah saja sampai tak diperhatikan oleh Raya.

Indah ini memecahkan gelas krn kepalanya merasa sakit dan mata seperti kabur, Raya ini dilarang manja oleh mamanya ini. Akhirnya rumah mama Raya jadi milik Raya. Lina bertanya apakah ada uang untuk beli rumah ini, sertifikat tsb sudah atas nama Raya, Raya seperti berubah pikiran bahwa tak perlu bayar. Jika tak ada saksi mengapa rumah tsb jadi atas milik Raya, Raya dianggap membohongi mama dan adik2nya. Lina mohon kembalikan rumah ini, Raya ingin pada berkemas krn sudah menyiapkan rumah. Lina butuh uang utk membawa mama Raya/Roni/Lina ke RS. 

Kini tiba lah Lina, Roni membawa bu Nisa di sebuah rumah kecil. Lina memohon utk kembalikan rumah mamanya. Roni tak mau tinggal di rumah kontrakan ini, kata Raya tak bisa balik ke rumah lama lagi, rumah tsb sudah terjual dan katanya suruh nikmatin tinggal di rumah kecil tsb. 

Raya lalu ajak Indah dan Doni utk pindah ke rumah mama Indah. Lina mendatangi Raya untuk mengembalikan rumah mama mereka, Doni kaget jika adik2nya diusir oleh Raya. Raya tak mau mengembalikan rumahnya, sertifikat atas nama Raya. Doni tak nyangka Raya tega melakukan hal tsb kepada keluarganya, ini kata Raya akibat Doni tak becus cari uang. Raya menjelaskan akan bisnis investasi yg ditawarkan, Doni ini menasehati Raya agar tak begitu percaya saja, siapa tau ditipu oleh investasi tsb. Doni berkeras tak akan pindah, Raya sendiri yg pindah krn tak tahan tinggal di rumah butut.

Raya senang menikmati rumah mamanya yg sudah jadi miliknya.  Raya ini bermimpi sedang minta tolong tetapi tak ada orang yg menolongnya. Ada ibu2 yg tak mau menolong Raya krn Raya anak durhaka. Raya merasa sepi tinggal di rumah besar sendirian, Doni dan Indah tak ikutan. Raya akan tinggal di rumah ini sampai rumah mamanya laku terjual. Lina baru tau jika Doni dan Raya sudah jatuh miskin, Doni menjelaskan semuanya. Padahal rumah tsb satu2nya harapan mama Raya utk berobat dan untuk Roni kuliah. Doni memberikan uang hasil taxy online ke ipar dan mertuanya yg hasil tak seberapa. Lina tak bisa menerima uang tsb. Doni akan bekerja keras lagi, Doni akan bertanggungjawab atas semua perbuatan Raya.

Raya kembali lagi ke rumah Doni, kata Doni harusnya tinggal di rumah tsb, Doni meminta Raya mengembalikan rumahnya. Sayangnya tak bisa krn sudah laku, Raya tinggal hanya sementara sampai mendapatkan tempat bagus.

Lina mencari nafkah dan menyambung hidup dgn berjualan kue keliling, uang yg didapat lumayan. Tak lama ada preman yg datang merampasnya,pdhl utk beli obat ibunya. Indah kebetulan di jalan  melihatnya berteriak polisi maka preman tsb kabur. Indah melihat Lina berjualan kue keliling, alasannya agar bisa membeli obat utk Nek Nisa yg sedang sakit, Indah pun ingin bantu cari uang jg.

Indah juga bantu berjualan kue keliling utk membantu demi pengobatan neneknya. Sementara Raya menyerahkan sertifikat rumah lalu menerima uang tsb dari pembelinya.

Raya pulang ke rumah masih bisa belanja, Indah ditawarkan ingin maenan apa tapi malah bilang lbh baik bantu nenek. Raya itu malah dianggap bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Raya diberikan surat perjanjian hutang dari seorang rentenir, Raya masih tenang2 saja nanti bayar pakai uang hsl keuntungan investasinya. Raya memamerkan perhiasannya ke teman arisannya itu.

Lina dan Roni membawa ibu mereka melihat ada Raya di kafe sedang enak-enak arisan, ada satpam yg menghadang Lina bahwa ruangan sudah dibooking. Lina ini ingin minta bagian penjualan rumah. Lina ingin Raya sedikit bantu uang pengobatan mamanya, keluarganya tak dianggap sama sekali oleh Raya.  Bu Nissa mendoakan Raya agar diketuk pintu hatinya agar disadarkan.Roni dan Lina berdoa agar Raya diberikan hidayah agar tak menyakiti mama mereka lg, Raya kembali ke jalan yg benar.

Doni membentak Raya soal berhutang ini, krn hutang maka mobil Doni jadi diambil untuk hutang. Raya omong besar akan ganti mobilnya dgn lbh bagus. Ada Raya mendatangi rmh Fani sesuai alamat, sebelumnya ada yg tertipu juga kata bu Siska dgn modus investasi, pemilik rmh tsb, Fani ini melarikan uang ratusan juta.

Raya pusing dan merasa itu seperti mimpi, Indah merasa pusing kepala saat mengantar minuman utk mamanya, Indah lalu jatuh pingsan ke lantai rumah. Kondisi Indah mengalami kebutaan kata dokter yg memeriksa, Indah mengalami kelaiman syaraf mata, sudah beberapa wkt belakangan ini Indah mengalami sakit kepala.

Raya ditarik Doni keluar masalah Indah, Raya menganggap paling hanya sakit kepala biasa. Doni seharian narik taxy, Raya berkata bhw Fani menipunya. Doni ribut dgn Raya di lorong RS.

Dgn keadaan buta ini Indah berjualan kue keliling, ibu yg kasihan lalu pada membeli kue Indah. Bapak ada membeli, uang kembali ambil saja. Ibu-ibu komentar membiarkan Indah jualan. Indah memberikan uang ke mamanya utk dapat cicil hutang. Lina berjualan kue keliling, tiba-tiba ada penculik anak, Lina menolong anak itu lalu mengantarkan pulang ke rumah. Anak itu dipulangkan ke kakeknya. Anak itu berkata sesuatu lalu Lina mengenali ini adalah dokter jantungnya bu Nissa, mama Lina. Dokter mengucapkan terimakasih krn menyelamatkan cucunya, Jasmin namanya yg sudah yatim piatu. Dokter menanyakan mama Lina lama tak kontrol, kata Lina tak ada uang lg, rumah harapan sudah diambil kakaknya lalu diusir dari rumah sendiri oleh kakaknya.

Dokter mengundang mama Lina ke RS lalu akan memberikan pengobatan gratis. Lina bersyukur Allah msh baik kepadanya meski sudah kehilangan uang, akhirnya mendapatkan jalan utk pengobatan. Kondisi bu Nissa jadi membaik. dokter akan membiayai sekolah Roni hingga selesai, ini tanda terimakasih kepada Lina yg menolong cucu dokter.

Raya kebetulan jalan bertemu preman rentenir hingga berlari, Raya berlari hingga tertabrak mobil, lalu preman itu kabur. 

Indah berjalan bareng papanya seperti dengar suara mamanya. Doni di jalan melihat kerumunan warga, ternyata adalah Raya. di RS yg sama ada adik dan ibunya juga. Doni berkata bhw Raya mengalami kecelakaan, Raya membisikkan sesuatu ke Doni lalu minta maaf ke mamanya jika sudah jahat krn usir mamanya dari rmh sendiri. Raya jg usir Doni dan Lina. Raya merasa sudah tak kuat lagi dan minta maaf kepada suaminya, Raya titip Indah, Raya ingin mendonorkan matanya utk Indah. Raya minta maaf sekali lg hingga Raya terjatuh. Raya meninggal dunia. Keluarga Raya pada berkumpul dan merangkul Raya yg baru meninggal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online