PB Ramadan - Ramadhan Membawa Berkah



Vlarissa Puteri Banyu: Tari kecil
Cindy Banyu: Nurma kecil
Nimaz Dewantari: Nurma
Vocke Victoria: Tari
Fredy Amin: Wawan, ayah Nurma, suami Marni
Eksanti: Marni, ibu Nurma
Jefry Pausta: ayah Tari
Fajar Rezky: Doni, suami Tari
Anto Ahmad: dokter
Muhammad Rizal "Genit": tukang kredit
Bang Utay: Pak RT
Asep Saepuloh: pihak kampus Tari

Pada suatu hari seorang ibu bernama Marni habis solat, kunci mobilnya dibawa pergi oleh Risma, suaminya dan Tari. Rem mobil tsb padahal blong, Marni (Eksanti) berusaha mengejar mobil tsb. Kedua ortu Tari baru menikmati enaknya naik mobil tanpa kepanasan dan desak-desakan. Mobil melaju makin kencang dan tak bisa direm hingga mengalami kecelakaan.

Kedua ortu Tari diangkut pakai mobil pickup. Marni menjelaskan ke Risma bahwa dilarang bawa mobil krn remnya blong dan rencana akan diservis, ayah Tari sudah meninggal lebih dahulu. Risma membisikkan ke Tari bahwa dirinya sudah tak kuat dan mengatakan bahwa ini semua krn Marni yg tak bilang2, membiarkan keluarga Tari kecelakaan dan ingin semua meninggal. Marni menjelaskan bahwa Tari akan jadi tanggungjawabnya. Marni bersama suami dan anaknya datang menjenguk, Risma akhirnya meninggal dunia.

Ayah Nurma di kantor ini mengalami sakit dada, jantungnya kumat. Ayah Nurma minta maaf jika selama ini tak jujur bahwa sudah lama sakit jantung, penyakitnya disembunyikan krn takut membuat khawatir dan sedih, ayah Nurma berpesan jika dirinya tiada maka meminta Marni menjaga Tari dan Nurma, mereka hrs sekolah setinggi mungkin. Meski Tari bkn anak omnya bahwa Marni dan Nurma akan menyayangi dgn tulus, Nurma dipesankan agar jadi anak baik, ayah Nurma tak lama meninggal dunia.

Marni ini membawakan baju baru untuk Tari dan Nurma, kebetulan mereka sedang belajar. Baju untuk Nurma diambil Tari, Nurma mengikhlaskannya krn Tari ini yatim piatu.

8 thn kemudian sudah berlalu, Marni melihat Tari mengenakan baju yg Marni belikan utk Nurma, Tari yg serakah jg ingin bajunya Nurma. Ketika bajunya minta tukar, Nurma malah ikhlas bajunya utk Tari saja krn msh ada baju lain.

Nurma baru saja mendapatkan beasiswa tanpa biaya sama sekali hingga lulus. Tari ini ga diterima di universitas negeri, universitas swasta padahal mahal. Tari menyuruh tantenya utk usaha. Tari mengingatkan janji tantenya kepada om Wawan bahwa akan menyekolahkan Tari setinggi mungkin. Usaha katering Marni msh sepi dan bingung biaya tambahannya, Tari menganggap Marni ini pilih kasih hanya ke anak kandung sendiri. Nurma malah menyarankan Tari nunda setahun lalu coba lagi, Tari ini marah dan tak terima.

Marni melihat perhiasan peninggalan suaminya yg ikhlas untuk dijual agar Taro bisa kuliah. Marni menyambi jualan kue keliling sbg tambahan. Ada ibu warga yg menegur Marni yg jualan keliling. Kata Marni bahwa rela banting tulang utk ponakannya. Ibu warga itu lalu berminat membeli kue Marni.

Ada Tari yg sedang jalan melihat ada tukang kredit, Tari melarikan diri dari bapak tukang kredit itu dan tak sengaja bertabrakan dgn Marni. Kata bapak itu bhw Tari mengambil tas, baju, sepatu yg hingga sekarang blm dicicil, Tari suka kabur setiap ditagih. Marni disuruh membayari, kata Tari bahwa adalah tanggungjawab Marni sbg tantenya. Tari tak peduli dgn kesusahan Marni , bagi Tari penampilan itu sangat lah penting, kuliah jg cari jodoh.

Nurma ini kerja partime sbg guru les utk membantu ibunya, uang yg dikumpulkan Marni msh blm cukup utk spp Tari, Nurma menambahkannya dari gajinya dari mengajar les. Nurma selalu mengerti kondisi ibunya.

Marni mendapatkan telf dari kampusnya Tari bahwa Tari ini sudah sebulan tidak masuk kampus kata pihak kampus. Tari ini malah sedang nongkrong bersama pacarnya di kafe, Nurma ternyata memergoki Tari yg nongkrong sam pacaran lalu Nurma menegur Tari di kafe, Nurma kali ini turut campur krn menyangkut ibunya. Tari berkata tantenya tak ikhlas membiayai kuliah, Nurma hanya ingin Tari menghargai pengorbanan. Tari mendorong Nurma hingga jatuh, Nurma tak suka dgn Tari yg seperti tak tau balas budi, Marni mengingatkan Nurma agar tetap sayang.

Tari datang ke Marni dgn menangis, Tari berkata jika tak selesaikan makalah penelitian maka akan di-DO, biayanya adalah 5 juta. Tari bingung harus bagaimana, Marni jg bingung cari uang sebanyak itu. Tari memutuskan berhenti kuliah, Marni mencegahnya lalu akan mengusahakannya krn janji kepada Wawan. Tari hanya drama saja ternyata.

Marni hingga hujan-hujanan mengantar pesanan katering, Nurma menemukan ibunya mengantar hujan-hujanan. Marni akhirnya mendapatkan uangnya jg utk biaya penelitian Tari. 

Marni ini terjatuh pingsan akibat kecapekan, Tari malah ngeloyor pergi begitu saja. Tari ternyata membelikan kado berupa jam untuk pacarnya ini, Nurma berjalan ke taman melihat dan mendengarnya bahwa Tari ini menipu Marni dgn modus biaya penelitian. Nurma menegur keras ke Tari yg menyia-nyiakan, kata Marni bhw Nurma menegur krn takut Tari salah langkah. Tari seolah tak tahu diri dan tak tau terimakasih sama sekali.

Tari ini kesal, membawa koper utk meninggalkan rumah Marni dan Nurma, Marni berusaha mencegahnya, kepergian Tari tak bisa dicegah.Ada warga bersama pak RT datang ke kontrakan Doni yg membawa Tari yg bkn muhrim, drpd bikim aib kampung mending Dodi menikahi Tari. Beberapa waktu kemudian, Tari menikah dgn Doni. Dgn ini Tari merasa bebas dari Marni dan Nurma.

Nurma ke kampusnya Tari, kata pihak kampus bahwa Tari sudah di-DO krn spp tak pernah dibayar dan Tari jg ga pernah masuk. Kampus sudah beberapa kali menegur tapi tak pernah digubris, teman kampus ditanyakan oleh Nurma soal Tari bahwa Tari katanya lama di-DO dan sudah menikah. Kata teman kampus Tari bhw Tari menikah dgn pengangguran bernama Doni. Kata Nurma, lbh baik lupakan Tari yg tak menganggap Marni sbg keluarga. Marni mendoakan Tari dlm solatnya agar dosa diampuni, mgkin tak sadar saat membentaknya, semoga Tari hidup bahagia dgn suaminya. Marni memang ibu sejati yg tulus, Nurma melihat ibunya yg msh mendoakan Tari.

Marni memasak banyak utk Tari, kata Nurma tak usah krn teringat apa yg Tari lakukan. Marni menasehati agar berbaik sangka kepada Tari. Nurma menyesal memberikan alamat kontrakan Doni kepada ibunya. 

Doni ini di rumah terus tidak bekerja, Tari hanya bisa bawel saja. Doni memang blm siap nikah tapi didesak utk menikahi Tari. Marni ini diusir dari rmh kontrakan Doni dan Tari.

Tari kini sudah hamil besar, Marni masih baik memberikan makanan buka puasa utk Tari. Tari hanya mengusirnya. Marni bersyukur bertemu bulan Ramadan, Marni mendoakan Tari, ponakannya agar mendapatkan hidayah di bulan Ramadan.

Marni selalu sabar dan memaafkan Tari pdhl orang seperti Tari bagi Nurma susah sekali berubah. Batu sekeras apapun ditetesi air akan berubah, Marni yakin bhw Tari pasti berubah.

2 bulan lg Tari akan melahirkan, Doni ini marah-marah saja bisanya, hrsnya mencari pekerjaan. Tari merasakan kesakitan pada perutnya. Bayi harus diinduksi dan prematur, ketuban sudah habis. Bayi yg dilahirkan baru meninggal.

Tari hanya merenung sedih ingat kejadian masa kecil wkt ibunya meninggal akibat kecelakaan. Tari ingat kejadian masa kecil yg serakah mslh barang, Tari ingat kejadian waktu akan kuliah ini menuntut lebih ke tantenya. Doni marah-marah menyuruh Tari masak tp Doni tak memberikan uang. Tari stress baru kehilangan anaknya. Perbuatan Doni membuat Tari stress lalu kontraksi, Doni msh ingin bebas pun pergi meninggalkan Tari begitu saja.

Tari teringat kata-kata Nurma yg menegur akan sikap Tari. Tari merasakan hampa dan benar-benar sendirian. Tari sadar bahwa melahirkan ini berat, Tari teringat nasihat Nurma agar tak durhaka kepada ibu yg merupakan ortu pengganti. Tari baru sadar ini terjadi krn durhaka, kasih sayangmya seperti ibu sendiri.

Marni bersama Nurma membagikan takjil gratis, Tari terpaksa ke rumah Marni drpd kelaparan. Semoga Marni dan Nurma tak mengenalinya. Nurma dan Marni ternyata mengenali Tari saat antre takjil gratis. Marni bertanya mengapa seperti ini, Tari bersujud di hadapan tantenya krn jadi keponakan yg durhaka. Tari hrsnya berterima kasih kepada tantenya yg rela berkorban utknya, merawat dari kecil. Nurma ini seperti bersikap ketus kepada Tari yg kembali ke rmh dgn keadaan seperti ini. Marni menasehati Nurma agar membuka pintu maaf, Nurma ingin Tari mengubah sikapnya kepada ibu Marni.

Tiba lah hari raya idul fitri, baik Nurma, Tari saling bermaafan kepada Marni dan Nurma. Tari berjanji akan jadi pribadi yg lbh baik, akan menyayangi Marni dan Tari, menganggap tantenya sbg ibu kandungnya. Di hari yg fitri ini, Tari akan menjad pribadi yg lbh baik ke depan. Baik Tari maupun Nurma kini merangkul Marni.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online