PB COBAAN HIDUP YANG HARUS DILALUI LELAKI SOLEH PENGRAJIN KALIGRAFI* (SANI)


Pemain:

Imam : _Sahrul Gunawan_

Nena : _Sania Velova_

Nazwa : _Chiko Radella_

Anggi : _Ira Ilva Sari_

Pak Surya... Alam Sambas J

Asep Harun..Pak Ustad

Fuz Fauzi..boss kuli beras

Asep Saefuloh..Pak Haji Nurdin

Alexander Benny..dokter


Imam ini baru mendapatkan pesanan kaligrafi dari orang, tas Nazwa ini sudah robek dan ingin dibelikan baru. Nazwa hanya bisa mendoakan ayahnya agar mendapatkan uang. Nena berbicara kasar dimana Nazwa sedang berdoa. Nena akan pergi jadi TKW jika Imam tak bisa membawa banyak uang.


Imam ini ingin mengantarkan pesanan Pak Surya tetapi Pak Surya sedang keluar negeri, yg ngeladenin ini orangnya judes, krn keluar negeri maka Imam tak membawa uang. Kebetulan lewat ada pickup dgn karung, Imam menawarkan diri utk nyambi jadi kuli angkut yg diupah 3000 per karung. Sudah malam ini Imam belum pulang, Nena memutuskan untuk pergi ke PT. Nazwa ini takut sendirian di rumah. Nena kunci pintu dari rumah.


Imam pulang ini Nazwa menangis di dalam krn dikunciin ibunya dari luar. Imam bertanya apakah ibunya bawa tas besar. Imam teringat akan hal lalu. Nena meminta suaminya tandatangan persetujuan utk ke luar negeri jadi TKW, Nena ini utk menafkahi diri sendiri agar tak diremehkan orang. Nazwa tanya soal ibunya kemana, ayahnya menjawab bahwa ibunya kerja diluar negeri.


Imam lewat masjid ini kebetulan ada pak ustad meminta Imam utk dibuatkan kaligrafi seperti disain. Utk pembayaran ini tak bisa saat ini, Imam jadi bingung bagaimana lagi mendapatkan uang utk makan. Imam berkeliling berjualan kaligrafi lalu jadi kuli beras lagi utk mendapatkan uang makan. Imam jadi kuli hingga terjatuh.


Imam ini mengalami sakit pinggang, Nazwa yg msh kecil ini melayani ayahnya yg sakit lalu ingin cari kerja di tetangga. Nazwa bisa nyapu, ngepel, cuci piring. Imam tak akan biaran anaknya kerja. Nazwa jadi berjualan kantong kresek keliling sbg penyambung hidup krn ayahnya tak bisa kerja. Seorang anak cowo ajak ngamen tetapi Nazwa menolaknya.


Imam datang lagi ke boss beras ini, yg ada ditolak krn kerja ga becus. Tak lama Imam lewat ada mbak2 yg sedang wawancara Imam sekaligus kasih bungkus beras. Mbak ini sedang live di sosmed sambil memperlihatkan kaligrafi Imam. Mbak itu langsung ambil 2. Di live ini mbak itu berkata soal sedekah itu jangan tanggung2, bisa berupa harta ataupun tenaga. 


Imam sedang di rumah tak lama kedatangan seorang mbak yg waktu itu beli kaligrafi Imam lalu menawarkan kerjasama utk jual kaligrafi di galerinya. Mbak itu bernama Anggi, menawarkan Imam utk jualan kaligrafi di galeri Anggi.


Tak lama Nazwa dan Imam ini pulang, ada Nena baru pulang ini hanya untuk mengambil dokumen untuk diurus utk kepergian ke luar negeri. Nena datang sudah ada banyak stok makanan entah darimana. Imam berkata soal ada pelanggan kaligrafi. Kalau ada gaji bulanan tetap baru tenang. Nena ini tak mau dibangunkan utk solat subuh, harusnya memberikan contoh ke anaknya. Nazwa tak pernah liat ibunya ke masjid.


Kaligrafi jualan Imam ini laku keras sehingga mendapatkan uang lebih, Anggi meminta diskon atas kaligrafinya. Kata Nena utk bikin happy adalah kasih uang yg banyak, Imam menyarankan utk tabung siapa tau ada kebutuhan mendadak. Kata NEna mending buat kaligrafi yg banyak.


Ada Pak Haji Nurdin yg datang ke Imam untuk dibuatkan kaligrafi. Nena tak lama keluar dgn emosi, kalau urusan uang ini Nena harus detail. Tiba2 Pak Nurdin membatalkan pesanan tsb, tak jadi memesan ke Imam. Nena kesal krn ada mental gratisan.


Imam tak lama datang ke masjid dimana ada ustad Nurdin sekalian minta maaf atas perlakuan istrinya. Imam ingin membuat kaligrafi utk masjid ini utk sedekah. Imam datang ke kamar Nena yg ternyata membelanjakan barang2 dgn boros. Nena ini mendatangi galeri Anggi dgn memaksa krn Imam belum mendapatkan uang. Nena mendengar soal Anggi ini curang dalam dagang, harga kaligrafi tinggi tetapi membeli ke Imam dgn harga murah. 


Anggi datang ke rmh menemui Imam utk membuatkan pesanan kaligrafi, krn Nena ini Anggi tak jadi beli. Pelanggan Anggi ini sudah meminta kapan pesanan kaligrafinya jadi akhirnya menyerah dan memanggil Imam melalui Nena. Anggi ini memberikan uang terakhir kepada Imam dan ini adalah uang terakhir dan dianggap kerjasama berakhir. Nena ini malah suka jual mahal, untuk apa mengemis2 kepada Anggi ini. Imam ini padahal terima berapapun. Begitu Imam dan Nena pergi, Anggi ini malah berencana membeli pelajaran kepada mereka yg terlihat sombong.


Nena memasang plank kaligrafi bernama Nena Gallery, Imam malah ingin Nena minta maaf kepada Anggi, katanya tak perlu. Ini sudah jamannya online. Tak lama Nena menerima orderan kaligrafi lagi via telepon. Disain adalah melalui chat. Nena ini dgn pedenya menerima orderan bahkan tanpa DP tanpa tau orderan tsb apakah orderan fiktif.


Esok hari kemudian, Nena menghubungi customer ternyata pesanannya adalah fiktif. Tak ada nomor customer yg aktif saat Nena menghubunginya. Kan Nena sendiri yg bilang bahwa bukan pembeli fiktif. Nena bingung ini kaligrafi akan dijual kemana, Imam akan datang ke Anggi sekalian minta maaf. Besar harapan Imam agar Anggi ingin order kaligrafinya lagi. Anggi ingin pesan kaligrafi lagi untuk diekspor asalkan harga diturunkan. Seperti Anggi kira, bahwa Imam ini orgnya polos, dgn ini akan meraup keuntungan yg besar.


Imam ini bekerja kelelahan hingga galeri terjatuh, tangan Imam ini sampai tak bisa digerakkan. Nena hanya ngedumel, hidup dgn Imam hanya bisa susah saja. Padahal hrsnya Imam menyelesaikan orderan kaligrafi. Tak lama Anggi datang ke RS menanyakan pesanan Imam. Kalau tak bisa selesaikan pesanan, Imam akan dituntut utk gantirugi. Uang yg ada ini habis utk biaya RS.


Nena merasa dokumen beres utk siap berangkat jadi TKW, Nena tinggal ini hanya sementara saja di rumah. Nena ingin mencari peruntungan yg lebih baik lagi. Malam harinya tak ada makanan untuk Nazwa, NAzwa hanya minum air saja. Nazwa mengalami demam tinggi. Saat dibawa ke RS dokter ajak bicara, Nazwa menderita sakit DBD yg harus dirawat. Dokter akan melakukan tindakan utk Nazwa sementara Imam akan cari dananya.


Anggi sudah ada di rumah Imam, Anggi sudah terkena pinalty dimana Imam ini harus ikutan gantirugi sedangkan Imam sedang butuh uang untuk pengobatan anaknya di RS. Imam ini minta waktu utk gantirugi. Jika ingkar janji maka akan telf polisi. Imam berdoa sambil sedih sedangkan Nazwa hanya bisa berkata dalam hati berdoa utk ayahnya.


Di rumah Imam kedatangan ada Pak Surya. Pak Surya datang ingin melunasi pesanan kaligrafi yg waktu itu. Kedatangan Pak Surya jadi berkah hingga bisa melunasi biaya RS anaknya.


Beberapa hari kemudian sudah Nazwa bisa pulang dari RS, tak lama ada Anggi datang ke rumah Imam menanyakan uang gantirugi tetapi blm ada uang. Anggi tak main2, akan lapor polisi. Anggi berkata ke Pak Surya akan menipunya saat PAk Surya kebetulan mampir. Setelah pelajari bahwa tak ada perjanjian tertulis sama sekali kata Pak Surya, Imam tak menyelesaikan krn kecelakaan. Pak Surya tau laporan Anggi akan ditolak lalu ajak Anggi utk selesaikan secara hukum. Lagi2 Pak Surya menyelamatkan hidup Imam. Kali ini Pak Surya ingin pesan kaligrafi utk kawannya lalu memberikan uang muka kepada Imam.


Meskipun pesanan kaligrafi Imam ini sedikit, asalkan berkah. Nazwa ini kangen kepada ibunya yg lama tak pulang. Esok harinya Imam memberikan lukisan kaligrafi ke Pak Surya. Kemudian Pak Surya ingin pesan kepada rekanan2 yg lain. Rekanan Pak Surya tertarik melihat lukisan kaligrafi yg ada di rumahnya.


Nena ini tak lama pulang, datang ke Imam sambil bersujud dan minta maaf. Nazwa pun senang ibunya juga pulang. Waktu ke kota ini Nena dirampok di bis, dihipnotis, semua barang termasuk tas diambil lalu terlunta2. Nena ke rumah jalan kaki ke rumah Imam. Nena sadar, bahwa Imam benar bahwa rido Allah adalah rido suami. Berkah dikirim Allah kepada siapa saja yg mensyukuri apapun yg diterima. Hidup yg ditakdirkan Allah. Imam kini saling merangkul dgn Nena dan Nazwa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online