PB TIDAK PUNYA HARTA SEDEKAH TENAGA* (SANI)



https://www.vidio.com/watch/2036515-tidak-punya-harta-sedekah-tenaga-pintu-berkah?utm_source=youtube&utm_medium=referrer-description&utm_campaign=indosiar


Perdana Tayang: 28 Sep 2020


Fikri (Ferdi Ali) selalu rajin membersihkan masjid dan selalu ikut kerja bakti. Meskipun tidak punya harta, Fikri masih bisa menyedekahkan tenaganya. Semenjak di PHK, Fikri tidak punya pekerjaan tetap dan tidak bisa membayar utangnya pada Ajeng (Riska Tauchida), kakaknya. Ajeng meminta Fikri untuk menjual rumah warisannya dan bagi hasil dengannya. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Tidak Punya Harta Sedekah Tenaga.

#ivo vainot #denino #riska tauchida #larasati kusnandar #ferdi ali


Pemain:

Fikri : _Ferdi Ali_

Erin : _Larassati Kusnandar_

Ajeng : _Riska Tauchida_

Doni : _Denino_

Ivo Vaynot : Pak Ustad


Fikri adalah seorang marbot yg bekerja di sebuah masjid. Taufik ini selalu membantu membersihkan masjid tanpa diminta oleh Pak Ustad. Taufik hanya ingin sedekah, hanya tenaga yg bisa disedekahkan, hanya harta saja. Lebih baik sedekah tenaga daripada sedekah harta tetapi menyakiti orang yg menerima.


Bu Aan datang ke rumah Erin utk membuat nasi tumpeng, Bu Aan tau keadaan bu Erin dan tau Fikri ini rajin membersihkan masjid. Jangankan sedekah harta, utk makan pun tak punya kata Erin. Fikri memberikan sedekah urunan ala kadarnya saja. Fikri memberikan uang kepada Erin sbg upah mengecat.


Ajeng melihat makanan ke meja Fikri dan Erin, Ajeng meremehkan ttg makanan di meja makan, harusnya gurame bakar. Ajeng adalah kakak Fikri yg memperhitungkan hutang saudaranya sendiri. Ajeng ini siap akan menjual rumah warisan keluarga ini tanpa persetujuan Fikri. Kertas ujian kata Ajeng ini jangan dirobek, tapi berusaha dikerjakan.


Ajeng menegur soal Fikri cari yg kerja tuh yg gaji besaran,percuma sekolah sudah tinggi2. Fikri ini suka sok2an sedekah. Erin ditarik Ajeng utk mengerjakan pekerjaan rumah. Biaya pemakaman ibu juga termasuk dihitung sbg hutang Fikri juga. Anggap saja pekerjaan ini sbg bunga hutang. Erin ingin minta izin suaminya terlebih dahulu tetapi kata Ajeng tak perlu.


Fikri pulang membawa makanan dimana beras dan telur dikasih, Erin ini tiba2 menderita seperti kelelahan. Saat dibawa ke dokter tetapi ternyata sedang mengandung, usia 8 minggu. Dokter menyarankan agar Erin ini tidak kecapekan, jangan kerja yg berat2. Erin sempat berkata ke Fikri bahwa takut keadaan semakin sulit dgn keadaan janin di kandungannya. Fikri ini yakin akan rejeki yg sudah dijamin. Fikri akan giat lagi mencari pekerjaan.


Fikri dan Erin kebetulan baru pulang dari masjid tak sengaja lewat di rumah Ajeng, Fikri melihat ada Ajeng sedang asyik makan martabak sendirian, Fikri memintanya krn Erin sedang ngidam. Ajeng malah menyinyir, yg hamilin Fikri kok harus dirinya yg tanggungjawab.


Fikri menyarankan Erin agar tak mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan ikut puasa senin kamis, kalau ga puasa nanti ga cukup bahan makanan. Fikri yg lihat Erin angkat benda2 berat malah melarangnya. Ajeng malah menyelanya jangan jadi pemalas mentang2 lg hamil, banyak kok yg selagi hamil ini bekerja.


Fikri ini dapat job lagi dari ustad sepuh lagi, sembari berjalan melihat ada warga yg kesulitan memasang gas ini dan angkat beras langsung Fikri membantunya. Ustad tau dari warga soal Fikri ini tak perhitungan. Fikri diminta utk benerin yg mampet, Fikri melihat Pak Ustad ini pusing, Fikri malah menyarankan puasanya berhenti terlebih dahulu lalu Fikri melayani Pak Ustad dgn menyiapkan makanan.


Fikri bertanya mengapa tak ingin ikut keluarganya ke kota, alasan pak ustad krn tak bisa mengurus masjid. Pak Ustad percaya bahwa Fikri adalah orang yg terpercaya utk menggantikannya di masjid nanti krn ilmu agamanya lebih cukup. Sementara Erin masih dipekerjakan oleh Ajeng mengerjakan pekerjaan rumah. Begitu Fikri datang ke rumah Ajeng, seolah2 Erin memaksakan mengerjakan pekerjaan rumah dan sikap Ajeng menjadi manis.


Pada malam harinya Erin ini mendadak mual2 setelah Fikri melayaninya dgn kurma dan air putih, di kamar mandi ini Erin mengalami pendarahan. Fikri ini mendadak ingin pinjam motor tetapi Ajeng menolaknya, alasan ga ada bensinnya. Fikri janji akan isiin bensin secara penuh tetapi malah ditanya uang darimana.


Esokan harinya Erin dibawa ke klinik oleh Fikri. Dokter harus mengangkat janin dalam kandungan Erin, dokter membutuhkan persetujuan Fikri utk operasi koret. Fikri mengganggu Ajeng pagi2 utk pinjam uang agar bisa minta pulang Erin ke RS. Kali ini Ajeng mensyaratkan agar rumah yg ditempatin Fikri menjadi milik Ajeng. Fikri dapat menempati rumah ini sebelum ada orang yg ngontrak ini datang.


Erin pun akhirnya pulang dari RS, Ajeng tak lama datang bahwa berterima kasih lah kepada Fikri yg sudah melunasi hutang tsb. Kata Ajeng bahwa menggunakan rumah yg ditempatin ini. Tak lama ada pengumuman masjid bahwa ssolat Jumat dipimpin oleh ustad Fikri. 


Pak Ustad sepuh sedang berjalan tak lama ada Doni, Doni datang mengatakan bahwa tak setuju keputusan Pak Ustad soal imam solat itu orang miskin. Dasar Pak Ustad memilih kandidat imam yaitu harus paham ilmu agama, Ustad sepuh tau soal Fikri ini adalah lulusan pesantren. Doni akan provokasi warga sekitar agar boikot masjid ini tanpa peduli dosanya, Doni merasa gawat jika Fikri akan menguasai seperti infak dan sedekah.


Esokan  harinya masjid menjadi sepi dirasakan oleh Fikri dan Ustad sepuh, ini cobaan belum seberapa katanya, masih ada cobaan lain dan nanti Fikri harus buktikan kepada warga. 


Fikri ini mengaji di rumah dengan suara yg bagus saat Erin sedang tidur di kamar. Saat mengaji ini Fikri berhenti, Fikri curhat curhat ke Erin soal warga ga suka jika Fikri ini jadi imam di masjid, Fikri berpikir utk berhenti jadi imam di masjid krn takut Allah marah kepada Fikri yg menyebabkan masjid sepi. Erin hanya bisa menguatkan Fikri, Pak Ustad memilih suaminya tanpa alasan, Erin merasakan kenyamanan saat Fikri ini imamnya.


Sementara Doni datang ke rumah Ajeng menanyakan kepastian utk menikahinya, Doni itu sudah punya istri. Doni akan minta pisah kepada istrinya dan minta harta gono gini. Erin kebetulan lewat ini mendengarnya, Erin dilarang turut campur. Ajeng berkata jika hamil bagaimana, Erin lewat mendengarnya lalu menegur. Ajeng mengiya-kan bahwa memiliki hubungan khusus dgn Doni. Jika turut campur apalagi ngadu ke Fikri maka Ajeng tak segan2 akan mengusir Erin dan Fikri dari rumah tsb. 


Pak Ustad tak lama datang ke masjid memberitau ke Fikri bahwa sudah meyakinkan warga utk jadi imam di masjid, para warga memberikan kesempatan selama sebulan ini kepada Fikri. Lama kelamaan warga akan cinta dgn suara Fikri. Pak Ustad yakin Fikri dapat membuktikannya sbg imam utk umat, tak hanya imam di rumah saja. Fikri adalah qori yg hebat bagi Pak Ustad.


Saat Erin di dapur, tak lama kemudian di rumah Ajeng ada keributan bahwa istrinya Doni datang ke rumah, katanya Ajeng ini dituduh umpetin Doni. Ajeng membanting barang2 utk usir istri Doni dari rumahnya krn membuat keributan. Fikri tak lama datang melihat ada barang2 pecah, Fikri tanya apakah ribut dgn istri Doni. Erin tak pernah lapor dan bicara apa2, Fikri bertemu dgn istri Doni di jalan lalu menegur kakaknya. Fikri merasa menjadi wali kakaknya sebelum kakaknya menikah lagi. Kalau Fikri dan Erin memisahkan Ajeng dari Doni, maka akan diusir dari rumahnya.


Fikri yg lagi jalan bertemu dgn Doni di jalan, Fikri menegur Doni di jalan sekalian minta tolong utk menjauhi kakaknya. Fikri berkata Ajeng adalah tanggung jawabnya. Fikri menegur agar Doni pikirkan nasib istri dan anaknya. Doni mencamkan Fikri menyesal krn menghalangi rencananya.


Beberapa waktu kemudian Ajeng mengusir Fikri dan Erin dari rumahnya, salah satu solusi Ajeng adalah ini agar mereka tak ganggu hubungannya dgn Doni. Fikri mengingatkan apakah jadi berkah jika merusak rumah tangga orang lain. Ajeng tak lagi menganggap Fikri dan Erin sbg keluarga, Doni dari jauh ini memantau Fikri dan Erin diusir dari rumah, Doni hanya bisa senang. Berarti Ajeng lebih mementingkan Doni. Ajeng sudah takluk di tangan Doni, Doni merasa akan jadi orkay jika menikah dgn Ajeng. Doni akan cari cara agar warga mengusir Fikri dan Erin dari kampung.


Tak lama kemudian Pak Ustad di rumah kedatangan ada Fikri dan Erin membawa barang2 krn diusir, ini adalah masalah uang piutang. Ajeng marah sehingga mengusir Fikri dan Erin. Fikri menanyakan kenalan utk kontrakan, kata pak ustad bisa tinggal di rumahnya, pak ustad jadi merasa ada temannya di rumah. Pak Ustad tak lama menikmati masakan enak di rumah, padahal Erin memasak masakan sederhana meskipun enak. Pak Ustad menyarankan Fikri agar selalu menyayangi dan mencintai istrinya krn Allah, jaman sekarang banyak perempuan yg segala sesuai ingin serba praktis, beli makanan diluar tapi lupa dgn keluarga. 


Pak ustad merasa tenang ada Fikri dan Erin, suatu saat malaikan maut datang menjemputnya, maka ada yg membimbing membacakan syahadat. Malaikat maut dapat kapan saja menjemput, pak ustad merasa tak sendiri lagi. Pak Ustad menunjukkan surat2 pentingnya, jika dirinya meninggal tolong gunakan uang utk mengurus jenazahnya. Ini amanah dari pak ustad, lalu ada kotak lain yaitu kain kafan, gunakan ini ketika dirinya meninggal. Fikri sedih mendengar pak ustad membicarakan kematian. Pak ustad ini berusia 65 tahun, merujuk ke Rasulullah yg meninggal usia 63 tahun. Pak Ustad merasa waktu tak lama lagi, utk urusan dunia diserahkan kepada Fikri dan Erin.


Esok harinya Fikri dgn Erin memperhatikan pak ustad, bagi Erin pasti pak ustad tidur siang jam 11 mengikuti kebiasaan Rasulullah. Fikri merasa aneh soal pak ustad tak mungkin melewatkan jam solat. Fikri inget pesan pak ustad utk membangunkannya, Erin dengar perkataan Fikri merasa ada sesuatu yg tak enak.


Tiba lah Fikri utk membangunkan Pak Ustad yg sedang tidur, pak ustad sepuh tak bangun2, tak disangka sudah meninggal dunia dalam keadaan tersenyum. Yg terpenting adalah menjalankan amanah dari pak ustad. Fikri mengumumkan ke masjid soal ada yg meninggal dunia yaitu Pak Ustad Jaka Sasmita. Ajeng merasa aneh, ga pernah kedengeran ustad sepuh meninggal seperti janggal. Doni berpikir akan bertanya2, ini lah saatnya utk beri pelajaran kepada Fikri.


 Erin jadi kepikiran kepada anak ust sepuh. Yg penting adalah menjalankan sebaik2nya amanah sebelum putranya datang. Tak lama ada Doni datang bersama para warga. Semua warga marah kepada Fikri krn tau perbuatan Fikri dan Erin, Doni berkata berusaha menahan para warga. Fikri dituduh sbg dalang di balik kematian ust sepuh. Selama ini baik2 saja, semenjak tinggal bersama mereka ini ust sepuh meninggal. Doni membawa warga agar Erin dan Fikri diadili utk dibawa ke kantor polisi. Kini mereka mendekam di penjara. Kata Fikri, lebih baik berkata jujur saja. Erin takut polisi tak percaya dgnnya. Fikri yakin bahwa hukum atau berlaku adil.


Doni ini di rumah Ajeng berkata serius, tak perlu capek2 bisnis, tinggal lanjutkan apa yg dilakukan ust sepuh. Ajeng heran jika Doni bisa mengelola masjid dan jadi imam solat. Doni meyakinkkan bahwa pernah nyantri di pesantren. Masalahnya orang2 di kampung taunya Doni dan Ajeng berhubungan, masa calon ustad pacaran.  Kalau Doni ingin jadi imam solat, berarti harus membangun citra yg baik, menikahi dirinya saja belum. Doni tersinggung atas ucapan Ajeng, Ajeng merasa capek ini Doni tarik ulur terus lalu Ajeng akan usir Doni dari rumah Doni. Ini krn rumah Ajeng sendiri. Hrsnya bersyukur krn bukan siapa2. Ajeng lah yg memenuhi kebutuhan Doni. 


Fikri menenangkan Erin di penjara agar tak memikirkan masalah, lalu akan ajak puasa senin kamis bersama2, Fikri akan bangunkan Erin saat tibanya solat subuh.


Anak dari ust sepuh akhirnya datang saat Doni di rumah ust sepuh. Namanya Lutfi, anak ustad. Doni memperkenalkan diri kepada Lutfi, mengapa Doni di rumah ust sepuh. Yg Lutfi tau, ayahnya terakhir tinggal di rumah ini bersama Fikri dan Erin. Doni berkata bahwa Fikri dan Erin lah yg meracuni ust sepuh. Lutfi merasa hal ini mustahil, Doni menghasut krn demi harta. Ada hal harus dipastikan sebelum Lutfi mempercayainya.


Erin baru saja diperiksa oleh polisi, Erin ini masih kuat berpuasa hanya saja sedikit capek, polisi terlalu banyak tanya2. Erin yakin bahwa dirinya dan suami tak bersalah. Erin penasaran apa penyebab kematian ust sepuh yg sebenarnya. Lutfi melihat ada buku yg sedang dibaca. Lutfi sudah dapat semua penjelasan, Doni dilarang turut campur. Doni yakin Erin dan Fikri tak bersalah. Lutfi meminta Doni tinggalkan rumah ayahnya ini.


Lutfi memberikan catatan kepada Fikri, ini lah jawaban semuanya yaitu memiliki riwayat sakit jantung. Pak Ustad sama sekali tak pernah bicara apa2, kata Lutfi bahwa ayahnya tak mau memikirkan penyakitnya, Lutfi pernah menyarankan ayahnya berobat keluar negeri. Kepada Fikri pun, Pa ustad tak mau menyusahkannya. Pak Ustad sudah menitipkan surat wasiat kepada Lutfi bahwa pengelolaan masjid diserahkan kepada Fikri, termsk rumah dan tanah sudah diwakafkan utk mendirikan pesantren. Pak Ustad sejauh itu memikirkan Fikri. Lutfi sudah urus semuanya agar Erin dan Fikri bisa bebas dari penjara. Fikri bersujud syukur atas nikmat yg diberikan. Esokan harinya Fikri menjadi imam solat di masjid yg dikelola.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online