PB TUKANG GALI SUMUR YANG MENDAPAT BERKAH DARI SEDEKAH AIR

 



*PB TUKANG GALI SUMUR YANG MENDAPAT BERKAH DARI SEDEKAH AIR*


Sutradara : Nanang


Ihsan : _Ikhsan Tarore_

Wiwin : _Meitha Thamrin_

Neli : _Shirin Safira_

Sodikin : _Rian Rizky_

Ustadz... Zaenal Chaniago

Awank..warga


Ihsan ini adalah bekerja sbg penggali sumur, Ujang yg merupakan teman Ihsan merasa pendapatannya ini kecil. Ada pelanggan yg lebih beralih ke sumur bor. Ihsan menasehati temannya agar berapapun tetap disyukuri.


Neli bertemu dgn Wiwin dgn seperti meremehkan, marah mengira bahwa Wiwin senang dgn kemarau diperpanjang biar dapat orderan gali sumur. Wiwin ini yakin jika rejeki datang darimana saja. Ihsan menerima uang dari warga ini merasa bahagia diatas penderitaan orang lain, sumur Ihsan ini ga pernah kering dan ingin sekali bisa berbagi kepada orang lain. Ihsan ini ingin ada kerjaan lain yg membuat tenang.


Ihsan ini rutin mengisi air wudu di masjid, air wudu ini berasal dari sumur Ihsan. Neli ini mendapat uang setoran dari Sodikin ini dibilang sedikit, cuma dapat capeknya saja tapi hasil dikit, kerjanya hanya memperdalam sumur saja.


Ibu2 mengeluh soal sumur kering, menunggu kapan musim hujannya, ingin perdalam sumur tetapi tak ada uang. Ihsan dan Wiwin menawarkan para ibu2 di masjid agar dapat mengambil air. Sumur tak pernah kering ini kenapa, kata Ihsan ini lah berkah dari Allah. Para warga pada antre ambil air di sumur Ihsan.


Belakangan ini warga biasa beli air di Neli dan Sodikin tetapi sepi, ada pedagang gerobak yg biasa ambil air di Neli tp katanya warga pada ambil air yg gratisan di sumur Ihsan. Neli kesal ini pasti cari2 perkara. Neli buktiin ternyata benar, tunggu sepi dulu. Neli menyarankan soal air lbh baik dijual saja drpd gratisan. Wiwin tetap akan sedekahkan air di sumur sampai kapanpun.


Sodikin menyarankan Ihsan utk jualan air apalagi di musim hujan ini air seperti emas, Ihsan ini seperti sok kaya yg punya banyak uang. Sodikin itu adalah kakak Ihsan. 


Ada bapak yg sudah bayar mahal meminta garansi ke Sodikin, begitu tak keluar lagi maka minta lagi ke Sodikin. Sodikin malah dorong bapak itu jatuh, coba minta buat sumur ke Ihsan pasti bakal tanggung jawab, tak seperti Sodikin. Ihsan juga bekerja di sawah.


Pada malam harinya Sodikin dan Wiwin beraksi di sumur Ihsan dgn menuangkan oli. Ada yg hasut warga soal butuh uang sampai ngotorin air, bahkan menyarankan untuk beli air di Neli. Para warga jadi gak jadi ambil air di sumur Ihsan. Padahal semalam ada yg ambil air di sumur Ihsan ini aman. Ihsan akan bersihkan sumur ini dari minyak. 


Pak Ustad kebetulan mampir ke sumur Ihsan, Ihsan minta maaf jika blm bisa menyedekahkan air ke masjid krn sumurnya kotor, Ihsan yg mengerjaka n sumur sendiri. Para warga pada berdatangan untuk membeli air. Ihsan dan Wiwin bekerja keras membersihkan suur dari minyak dari pagi hingga malam sampai air tak bau lagi.


Warga kmrn pada salah paham dgn Ihsan, ibu2 jadi curiga, Ihsan dan Wiwin sudah rela menguras, pasti ada yg sengaja mengotori sumur Ihsan. Ibu2 itu penasaran siapa yg iseng.


Belakangan ini di hari berikutnya, lapak sumur Neli jadi sepi lagi. Kata ibu warga bahwa sumur Ihsan sudah bersih lagi. Neli melapor soal air di sumur sudah bersih lagi maka harus beraksi lagi di malam hari.


Tiba lah saatnya warga utk ambil air lagi di sumur Ihsan, Ihsan lah yg akan terjun ke sumur. Krn lengah maka Ihsan terjatuh ke dalam sumur hingga pingsan. Ada warga yg ingin meminjamkan jet pump.


Ihsan kini harus berjalan dgn tongkat akibat kecelakaan krn jatuh dari sumur itu. Ihsan ini sebenarnya masih bisa ditahan sakitnya, kondisi ga terllau parah. Sumur Ihsan ini ditutup dan dikunci agar tak ada yg menjahili, ada yg memasang jetpump agar mudah mengambil airnya.


Ada Pak Ustad dan kang Aep, ini adalah keinginan warga. Warga ingin bantu Ihsan agar bisa usaha di rumah, warga menyarankan Ihsan utk usaha jualan air. Soal modal dan mesin, Pak Ustad akan pinjamkan.


Beberapa bulan kemudian berlalu, tiba lah musim hujan. Ihsan mendapatkan upah setelah mengantar air ke pelanggan. Tadi pak Ustad datang memberika kuitansi bahwa hutang sudah lunas ke pak ustad yg membantu pinjaman modal. Wiwin ini ada yg mau disampaikan kepada Ihsan bahwa dirinya ini sedang hamil. Ihsan senang dan bersyukur mendengarnya.


Neli membuka usaha depot isi ulang, mengumumkan ke para warga utk isi ulang tetapi blm ada pelanggan yg mampir, kali ini memberikan pengumuman bahwa khusus hari ini adalah gratis maka para warga datang menghampiri. Ada ibu warga melihatnya lalu pergi.


Sudah siang seperti ini blm ada satupun orang yg beli air di usaha depot air minum Ihsan. Ihsan mengingatkan Wiwin soal rejeki sudah ada diatur oleh Allah, tinggal kita berikhtiar menjemput rejeki kita. Ada ibu2 datang membisik soal Sodikin buka usaha isi ulang juga, malah sedang digratiskan sehingga orang2 pada beli disana. Ihsan malah tidak marah, mendoakan rejeki lancar dan berkah. Ibu2 itu kagum dgn Ihsan, ini belajar dari istrinya.


Mana ada jaman sekarang yg gratisan, untung saja Neli pintar. Tak lama ada ibu2 datang meminta pertanggungjawaban krn beli air ini maka anaknya ini sampai sakit, katanya makan sembarangan dan jorok kata Neli. Beli air ini sudah 2 hari sudah lumutan. Neli pintar bekelit, mending beli di tempat Ihsan lbh bersih dan terjamin. Neli dengar nama Ihsan lagi...Ihsan l agi.


Depot air minum Neli jadi sepi, ii pasti gara2 Ihsan lagi, Sodikin malah asyik maen game di hp. Dgn tak ada beli, hrsnya Sodikin bergerak utk jatuhin usaha Ihsan agar ramai lagi. Neli memberikan botol kecil seperti racun kepada Sodikin.


Ihsan ini pamitan akan berangkat ke masjid dgn pamitan ke Wiwin. Sodikin saat itu beraksi dgn nyelundup ke depot Ihsan dgn memasukkan racun. Di sebuah tempat ada anak yg sakit perut setelah minum air, ibu itu juga ikutan sakit perut. Warga laen di tempat habis minum air pada sakit perut dan setelah makan lalu minum air juga pada sakit. Para warga warga pada berdemo di rumah Ihsan, katanya gara2 beli air makanya jadi sakit perut. Para warga akan menghancurkan mesin airnya, Wiwin sampai terdorong jatuh oleh para warga krn berusaha mencegah warga. Ihsan baru pulang melihat barang2 pada berantakan, istrinya pingsan di depan teras rumah. Selangkah lagi membuat Ihsan benar2 hancur, Wiwin dan Sodikin dari kejauhan hanya bisa senyum saja.


Wiwin ini dibawa ke RS dgn keadaan baik2 saja tetapi janin dalam kandungannya tak bisa diselamatkan, Wiwin harus melakukan operasi pengangkatan janin. Ihsan bingung gimana mendapatkan uang utk biaya operasi istrinya. Sodikin dan Neli kebetulan mampir ke RS, mereka bersikap ramah, menawarkan bantuan biaya utk RS Wiwin. Neli memberikan syarat kepada Ihsan, tinggal tandatangan blanko kosong yg dibawa oleh Sodikin. Kalau keadaan seperti ini, Ihsan tak bisa tandatangan. Tak lama suster datang lagi menanyakan soal administrasi krn pasien harus dilakukan tindakan. Ihsan yg awalnya tidak mau jadi mau tandatangan lalu setuju asalkan istrinya selamat.


Wiwin (22 thn) kini terbaring di tempat tidur ruang perawatan dgn ditemani Ihsan. Wiwin sadar dari komanya ini, Wiwin menanyakan gimana bayinya tetapi Ihsan berkata sambil menunduk sedih. Wiwin yakin bhw Allah memiliki rencana lain. Kata dokter bahwa Wiwin tak boleh banyak kerja keras setelah operasi. Katanya Sodikin dan Neli meminjamkan uang.


Tiba lah Sodikin dan Neli saat Wiwin dan Ihsan baru pulang, Neli ini lalu berkata masalah pembayaran lalu berikan surat perjanjian. Bingung isi surat perjanjian seperti ini, jika dalam 3 bulan tak melunasi maka rumah Ihsan akan disita. Padahal Ihsan sudah tandatangan diatas materai, dibawa ke pengadilan pun tak akan menang, Neli dan Sodikin memberikan waktu 3 bulan, mereka menjebak Ihsan.


Ihsan kini bekerja di bengkel sbg tukang cuci mobil/motor yg diberikan upah lalu juga menyambi sebagai kuli bangunan juga hingga 3 bulan kemudian sudah berlalu. Ihsan dan Wiwin menghitung uang penghasilan mereka ini, uang baru terkumpul 10 juta, sedangkan mereka butuhnya 30 juta. Coba saja Ihsan diksh waktu lbh lama lagi utk bayar hutang, Ihsan yakin pasti bisa bayar hutang2nya. Ini semua krn Wiwin sakit, maka hrs kehilangan rumah. Ihsan tak permasalahkan krn Ihsan merasa kurang jadi kepala rumah tangga yg baik, Wiwin bahagia hidup dgn Ihsan. Ihsan adalah lelaki beruntung memiliki Wiwin tetapi Ihsan ikhlas rumah ini bukan rejeki mereka. Wiwin tetap bahagia bersama Ihsan meskipun tak tinggal di rumah ini lagi. Wiwin yakin Allah akan memberikan rejeki dari arah yg baik.


Tiba lah saatnya Ihsan dan Wiwin harus meninggalkan rumah mereka sendiri, Sodikin dan Neli sudah menunggui rumah mereka. Sumur Ihsan kan airnya bagus, mereka yg serakah sudah ambil rumah lalu memindahkan usahanya ke tempat Ihsan.


Ihsan ingin pakai uanngya utk  modal usaha tetapi hanya bisa dapat kontrakan yg kecil. Ada seorang lelaki suruhan Sodikin memantau Ihsan sbg target. Lelaki itu di malam hari nyelundup ke kamar lalu Ihsan berantem dgn rampok itu tetapi gagal mempertahankan krn kalah bertarung. Wiwin memanggil warga sekitar soal ada rampok masuk, uangnya diambil. Kata para warga disini malingnya susah ditangkap. Ihsan bingung gimana nasibnya setelah uang dibawa oleh perampok tsb. Ihsan jg bingung jika tak punya uang, gimana bisa buka usaha sedangkan jika cari kerja serabutan ini susah dapat kerjaan. Wiwin malah berikan cincinnya utk modal, Ihsan menolak ini krn harta Wiwin yg tak mau digunakan, nanti kalau sudah punya uang bisa belikan cincin yg baru.


Wiwin kini berjualan air mineral keliling, hingga ada yg memborong semua air mineralnya. Ihsan juga jualan air mineral keliling. Ihsan menawarkan air mineral bernama Ihsan Mineral ke para warga, ada bapak lain yg memantau dari jau dgn bingung. Esokan harinya punya Wiwin blm ada yg laku terjual, Ihsan keliling bareng Wiwin sama2 jualan air mineral. Ihsan sudah ikhlas ini sudah jalannya Allah, jika ikhtiar dan semangat maka yakin bahwa mereka bisa sukses. Ihsan seperti ada kelupaan sesuatu, kalau harus sedekah air utk diantarkan ke masjid.


Wiwin membagi2kan air mineral gratis ke masjid. Pak Ustad merasa bersyukur dgn Ihsan yg suka sedekah air, ini kewajiban Ihsan sbg jemaah, jika bukann Ihsan yg membantu maka warga tak bisa berwudu. Tak lama ada ibu2 yg datang menegur soal air kemasan, bahkan ada meminta Ihsan mengirimkan air kemasan ke warteg. Ibu2 tau air kemasan dari temannya yg sempat ambil air gratis di istri Ihsan.


Ihsan baru pulang sudah banyak tamu, bapak2 ini ingin minta tolong utk jualan air mineral tetapi tak ada modalnya, mereka ingin ambil air kemasan di Ihsan utk dijualin lalu hasil disetor ke Ihsan, masalah keuntungan diatur, harga jual jangan kemahalan kata Ihsan. Esokan hari dan hari berikutnya Ihsan mengantarkan air mineral kemasan ke warung dan para pedagang pada menyetor hasil penjualan ke Wiwin.


Neli ini mengecek mesin pompa airnya ini kenapa tak keluar, para warga sudah pada antre. Ada yg bergosip soal Ihsan yg usaha maju, bilang krn menzalimi Ihsan maka ini balasannya. Neli tersinggung lalu para warga pulang. Sodikin ini baru pulang mancing tak ada hasil, Sodikin merasa hidupnya apes, Neli berkata seperti tak ada gunanya. Neli malah jadi ribut dgn Sodikin lalu berbuat kasar krn menyinggungnya.


Neli datang bertamu ke rumah Ihsan dgn muka lebam. Sodikin ini sudah ditahan, semua ulah Sodikin. Neli melaporkan ke polisi dgn tuduhan kekerasan. Neli ingin kembali ke rmh ortu lalu buka usaha sendiri disana. Neli ingin Ihsan beli lagi rumah yg itu utk modal. Ihsan akan usahakan uanngya utk beli lagi rumah lamanya.


Setahun kemudian sudah berlalu, Ihsan mendapatkan dokumen pengiriman air gratis ke masjid dari seorang pegawai. Ihsan ini sudah seperti jadi pengusaha sukses. Pabrik jadi maju lagi krn Ihsan, bapak tsb penasaran apa rahasianya. Ihsan memberikan rahasia soal sedekah air, Ihsan cerita soal kisah sahabat Nabi.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online