PB BOCAH MUADZIN PENJUAL BENSIN ECERAN BERHASIL MEMBANGUN MESJID SINGGAH UNTUK AYAHNYA* (USMAN)

 PB BOCAH MUADZIN PENJUAL BENSIN ECERAN BERHASIL MEMBANGUN MESJID SINGGAH UNTUK AYAHNYA* (USMAN)

Tayang 23 Nov 2020

https://www.vidio.com/watch/2067565-bocah-muadzin-penjual-bensin-eceran-berhasil-membangun-masjid-singgah-pintu-berkah

Bilal (Zikri Daulay) membantu ayahnya, Aceng (Arhinza) menjual bensin eceran di jalanan. Bilal selalu berniaga mengikuti cara Rasulullah. Namun pedagang lainnya tak suka dengan cara berniaga Bilal dan memfitnahnya bahkan Bilal tak bisa lagi mengumandangkan adzan di masjid seperti biasanya. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Bocah Muadzin Penjual Bensin Eceran Berhasil Membangun Masjid Singgah.

Pemain :
Bilal : _Zikri Daulay_
Nia, adik Bilal : _Kumaratih_
Aceng, ayah Bilal/Nia : _Arhinza_
Mutia : _Lulu Kurnia_
Dadang...Hilman Ross
Sanju bollywood
Zen Zainal
Ridwan Ansori..pedagang
Istralian..bapak pelanggan
Nickma Fadil..dokter
Alam Sambas..pak Ustad

Ada Bilal yg berjualan bensin eceran di jalan, pedagang lain ada yg memperhatikan Bilal memberikan harga yg dilebihkan ini berapa. Bapak itu bertanya mengapa Bilal tak ambil untung besar seperti pedagang lain, Bilal ini katanya berdagang cara RAsulullah. Dadang bersama para pedagang menegur Bilal dgn cara berdagangnya yg ga ambil untung besar selagi macet.

Tiba lah waktu zuhur, Bilal bersama ayahnya berangkat ke masjid, Bilal lah yg menjadi muadzin dalam masjid tsb. Para warga pada bergetar mendengar suara azan Bilal. Warga datang lebih awal hanya utk mendengarkan suara azan Bilal. 18 tahun yg lalu Aceng ini berjualan bensin blm ada yg laku seliter pun, ada mobil berhenti pun tetapi malah jalan begitu saja. Bilal mendengar ada suara tangisan bayi yg berasal dari kotak, saat itu menjelang azan subuh. Ini lah jawaban dari doa Aceng saat itu 10 thn blm dikaruniai anak, diberikan nama Bilal sesuai nama sahabat Rasulullah yg suaranya indah.

Aceng berpesan kepada Bilal jika nanti sudah tiada, setiap keuntungan utk kios disisihkan 5 %, 2.5% utk zakat, sisanya ke kaleng utk infak membangun masjid singgah. Kaleng tsb disembunyikan dan dibenamkan di ebuah tanah dekat gudang rumah, rahasia hanya Aceng dan Bilal.

Nia ini sudah teriak marah2 meminta uang kepada Bilal dan Aceng, Nia mengikuti hawa nafsunya utk membelikan tas baru sesuai model, yg KW tak apa asalkan bisa gaya. Lebih baik Nia berhenti sekolah lalu cari kerja seperti teman2 yg lain.

Dadang ini menawarkan bensin sbg penglaris kepada seorang bapak (Istralian), Dadang menjual bensin seliter 20ribu, alasan tempat jauh apalagi malam begini, tak lama Bilal pun datang diminta isi 5 liter tetapi hanya bawa 3 liter saja. Dadang melihatnya kesal krn datang pengacau. Bilal akan datang bawa 2 liternya, saat itu Dadang diam2 memasukkan air mineral ke bensin bapak tsb. Saat Bilal mengisi sisanya ini ternyata sudah selesai, Bilal diberikan uang 50ribu, 10ribu per liternya, kembalian utk Bilal.

Pak Aceng ini sudah mulai batuk2 krn mulai sakit2an, Nia jadi tak mau sarapan krn Aceng batuk2. Sbg gantinya Nia minta uang drpd makan makanan yg kena penyakit. Pak Aceng berada di pangkalan, ada yg ingin isi bensin 5 liter, Dadang melemparkan kulit pisang hingga Aceng terjatuh.

Nia ini pulang melihat ayahnya hanya bisa rebahan saja di kamar, dikira ayah Nia malas2an. Nia tak mau dititipin Bilal utk ayahnya yg sedang sakit. Saat Bilal ke pangkalan, ada bapak yg marah2 (termsk Istralian) dan komplain krn mencampur bensin dgn air, Dadang menambahkannya bahwa menambahkan bensin dgn air. Bapak2 laen juga minta gantirugi kepada Bilal, Dadang mengompori utk menghancurkan lapak Bilal.

Bilal berangkat ke masjid utk melakukan azan, oleh bapak2 malah dilarang utk azan di masjid, para bapak warga tak mau mendengar suara azan dari penjual bensin yg licik. Suara Bilal sudah tak diperlukan di masjid ini. Tak lama Bilal mendengar telp dari RS soal PAk Aceng, tulang selangkang pak Aceng mengalami keretakan, nanti ada operasi kecil dan terapi. Bilal akan menggantikan posisi Aceng utk cari uang.

Bilal ingin azan di masjid ini, meminta ke pak ustad. Pak Ustad justru bertanya mengapa Bilal tak datang saat azan ashar. Jemaah ada yg menunggu dan menanyakan. Jika ada yg melarang, maka bilang ke pak ustad.

Di malam hari ada seorang mas yg ingin beli bensin 3 liter, Dadang ini menghasut mas tsb agar jangan beli bensin. Saat Bilal kembali yg ada malah diusir oleh mas tsb. 

Bilal sedang mengaji di pangkalan, tak lama ada seorang ibu yg mobilnya mogok di depan pangkalan Bilal dan mencari bengkel. Bilal mencoba perbaiki mobil ibu tsb lalu memberikan uang, Bilal menolak uang imbalan tsb krn melakukannya dgn ikhlas. Ibu itu bernama Bu Mutia.

Andai waktu itu bu Mutia tidak sakit parah saat melahirkan, waktu itu bertemu dgn perampok sehingga anaknya ini hilang. Bu Mutia yakin bahwa anaknya ini masih hidup. Bu Mutia memandangi kalung dimana ada suami dan anaknya yg masih bayi.

Nia terus mengomel dgn kasar soal makanan di rumah masakannya begini2 saja, katanya gantiin ayah Nia cari nafkah tetapi mana hasilnya. Bilal janji akan cari kerjaan lain selaen jualan bensin. Aceng minta maaf ke Bilal menjadi terus diomelin Nia krn dirinya direpotkan dan dimarahin Nia, Bilal ikhlas menjalankan ini.

Bilal berjualan air mineral keliling, tukang sapu jalanan dan juga tukang cuci motor selaen jualan bensin. Dadang ini diam2 ngerjain sebuah dagangan dgn menumpahkan cairan tertentu ke box. Pak Aceng menggunakan kruk utk dapat berjalan. Bilal memberikan uang tsb ke ayahnya, Nia datang2 minta uang lg ke Bilal utk beli buku, seharga 100ribu.

Bu Mutia datang ke masjid melihat ada Bilal sedang melakukan azan, ibu itu mendengar suara azan itu sangat merdu. Mutia mengingat pemuda tsb yg dulu membantunya di depan kios bensin, Mutia tanya ke pak ustad itu siapa, katanya bernama Bilal, Mutia blm sempet berkenalan dgn Bilal. Mutia cerita bahwa dulu membantunya saat mobil mogok, Pak Ustad menceritakan soal Bilal itu orang baik.

Bu Mutia sedang naik mobil ini tiba2 mobil mati krn bensinnya habis dan tak bawa dompet pula. Dadang datang samperin Mutia utk menawarkan bensin, Dadang sempat meminta hp Mutia sbg jaminan jika Mutia pergi lalu balik lagi, kebetulan ada Bilal kebetulan lewat. Bilal kali ini kasih bensin cuma2 ke bu Mutia dgn ikhlas. Dadang dari jauh memantau dgn penuh sinis. Jika tidak krn Bilal, maka sudah dapat hp bagus.

Nia tau soal Bilal kasih bensin miskin, padahal ibu itu orang kaya. Nia kompor2in ini hanya modus saja, aslinya kere. Tak lama ada seorang bapak yg minta bensin hanya 1/2 liter krn harus segera ke RS, Bilal memberikan gratis. Bilal dipanggil warga lain krn ada mobil kehabisan bensin. Saat Bilal pergi, Nia langsung tagih bapak tsb bahkan suruh bayar 5x lipat, KTP dari bapak tsb ditagih oleh Nia.

Pada malam harinya ada bapak2 marah ke masjid, bilang bensin gratis, mas2 laen juga kena KTP ditahan, bilang sekongkol dgn temannya. Pak Aceng juga kebetulan ada bersama Bilal, membela Bilal yg ga salah, yg salah itu temannya. 

Pak Aceng memberikan ktp tsb sekalian kenang2an berupa kalung kepada Bilal, padahal lelaki ga boleh pake perhiasan, PAk Aceng menyuruh simpan saja mana tau berguna. 18 tahun lalu Pak Aceng menemukan kalung tsb waktu menemukan Bilal saat bayi.

Pak Aceng blm bisa cerita asal usul Bilal yg sebenarnya. Nia melihat Bilal pegang KTP dan minta dikembalikan, Pak Aceng menegur soal sikap Nia agar tak datang ke kios lagi. Bilal bergegas keluar utk mengembalikan KTP para bapak/mas yg ditahan krn blm bayar bensin.

Pak Aceng datang ke kios ini blm melihat Bilal di kios yg tumben blm buka, Aceng merasa ada perasaan tak enak. Tiba2 saja terjadi korsleting hingga terjadi kebakaran pada kios tsb. Bilal ini akhirnya bisa menyelesaikan kesalahpahaman di kantor polisi. Tak lama Nia menelepon Bilal soal ayah mereka mengalami kecelakaan dan ada di lokasi saat kios meledak.

Bilal meminta izin ke pak Aceng utk membuka celengan tsb utk pengobatan pak Aceng sendiri, Pak Aceng menolaknya dan jangan dipakai, bahkan ikhlas jika harus menghadap Allah. Nia mengintip dari balik pintu dan mendengar soal ayahnya diam2 menyimpan banyak uang.Pak Aceng berbicara seolah2 akan pergi lalu akan cerita rahasia besar ttg Bilal. Pak Aceng menceritakan soal Bilal bukan anak kandungnya, liontin ini akan menjadi wasilah utk mempertemukan Bilal dgn ortu kandungnya, pak Aceng menitipkan Nia kepada Bilal, tak lama setelah itu Pak Aceng meninggal dunia (dlm usia 50 thn).

Bilal bersama Pak Ustad berada di makam Pak Aceng, Bilal berjanji di pusara PAk Aceng bahwa akan menjaga Nia dan membangun masjid singgah. Pak Ustad cerita bahwa Pak Aceng pernah menunjukkan gambar masjid yg dicita2kan.

Nia ini di dekat gudang mengambil uang dalam kaleng, tinggal langkah selanjutnya yaitu menyingkirkan Bilal dari kehidupannya utk selama2nya. Bilal tiba ke rumah ini Nia sudah membereskan baju2 Bilal lalu usir Bilal dari rumah ini. Nia ini tau soal Bilal ini hanya anak pungut dan tak berhak tinggal di rumah itu lagi. Nia merasa bisa hidup sendiri tanpa Bilal meski Pak Aceng sudah menitipkan Nia kepada Bilal. Bilal hanya pesan kepada Nia agar tak berhenti sekolah.

Bilal kembali melakukan azan di sebuah masjid. Bapak2 berbisik soal Bilal blm terima kenyataan jika orang tuanya sudah meninggal, Bilal ini melakukan azan sambil nangis. Ada warga laen memberitau bahwa Bilal tak diizinkan tinggal di rumah itu krn bukan anak kandung Pak Aceng, ini blm ada apa2nya dibandingkan penderitaan Rasul. Bilal ditawarkan tinggal di tempat marbot tetapi Bilal memilih tinggal di kios.

Nia senang bisa belanja baju2 baru, ternyata hidup sendirian itu enak. tak lama Dadang datang nyamperin Nia utk negur krn Bilal masih berjualan di kios, katanya Dadang bahwa Bilal tu bukan siapa2nya, Bilal tak berhak mendapatkan kios tsb bahkan Dadang menyarankan Nia utk jual kios. Dadang membujuk2 Nia yg butuh perawatan, siapa tau bisa jadi artis terkenal. Dadang memberikan uang DP kepada Nia, Dadang akan keluarkan barang2 Bilal dari kios.

Bilal yg baru keluar dari masjid menjatuhkan liontin, bu Mutia menemukan liontin tsb yg dijatuhkan Bilal. Kebetulan bertemu dgn Pak Ustad, Mutia menanyakan rumah Bilal. Pak Ustad memberitau bhw Bilal bukan anak kandung Pak Aceng krn Pak Aceng menemukan Bilal 18 thn lalu di jalanan. Bilal ini diberitau bahwa tinggal di kios bensinnya.

Pada suatu malam, Bu Mutia dgn mobil bergerak ke kios bensin Bilal. Bu Mutia menunggui Bilal di kios ini blm juga datang padahal sedang menggenggam 2 liontin.

Bilal ini ke dekat gudang rumah malam hari melihat ada celengan alm Pak Aceng yg dibongkar, Nia mengakui bahwa telah membongkarnya, padahal tabungan utk bangun masjid singgah. Nia mengakui itu uang ayahnya dan tak berhak diatur2, lagipula kios Bilal sudah dijual ke Dadang kata Nia. Dadang tak lama datang bahwa jangan menginjakkan kakinya lagi di kios. 

Tiba lah hujan deras pada malam hari, ada pohon yg tumbang. Bapak warga ingin gotong tp ga kuat krn ada listriknya, Bilal lah yg bantu angkut tapi malah tersetrum. Mutia msh ddepan kios Bilal tp blm datang2, Pak Ustad memberitau Mutia soal Bilal kecelakaan krn tersambar petir. Mutia mengakui Bilal itu anaknya krn menemukan liontin yg jatuh, Bilal anak yg hilang 18 thn silam.

Tak lama ada dokter datang utk memeriksa pasien. Kondisi Bilal ini cukup baik. Dokter menyarankan Bilal utk terapi bicara saja. Mutia menelepon pak Ustad, utk ajak orang2 yg punya kenangan saat Bilal msh sehat, dgn mendatangkan orang2 tsb maka akan percepat.

Pak Ustad datang ke rumah Nia memberitau bhw Bilal sudah bertemu ortu kandungnya, Mutia meminta Nia besuk Bilal. Nia merasa gawat nanti ibu kandung Mutia tau jika Nia menyebabkan Bilal koma. Nia ini beralasan ingin kerjain PR,biar Pa Ustad yg duluan. Nia akan coba hubungi Dadang, mana tau ada solusinya.

Dadang menunggui kios yg sepi, tak lama Nia meneleponnya. Dadang sudah tau jika Bilal sudah ketemu ortu kandungnya, jangan sampai Nia ketemu ortu Bilal. Dadang menyarankan Nia utk beresin barang2 lalu pergi dari kampung tsb drpd ibu Bilal memenjarakan Nia.

Nia memberikan sertifikat kepada Dadang, mulai saat ini rumah Nia sudah jadi milik Dadang, Dadang memberikan segepok uang kepada Nia. Nia ini mudah ditipu, dgn uang sekedarnya Dadang sudah bisa memiliki rumah ayah Nia.  Dadang menghubungi anak buahnya bahwa target masuk perangkap, meminta culik Nia utk jadi tenaga ilegal di luar negeri. 

Bu Dokter punya kabar baik kepada Mutia, yaitu terapi medis keluar negeri, selama ini tingkat kesembuhan pasien yg dikirim adalan 90%.

Sebulan kemudian sudah berlalu, hari ini Bilal meresmikan masjid singgah dan berkat bantuan ibu kandungnya sendiri yaitu bu Mutia. Tak lama kemudian ada terdengar suara minta tolong yaitu Nia yg sedang diringkus dan dikejar oleh preman. Nia minta maaf kepada  Bilal hingga tak lama meninggal dunia.

Bilal minta maaf di hadapan makam Nia dan makam Pak Aceng dgn ditemani pa ustad dan bu Mutia krn tak bisa jaga Nia, ini krn salah Bilal. Mutia sudah tau Bilal sudah berusaha maksimal dan terbaik utk Nia. Bilal sudah mewujudkan amanah yg lain dari alm Pak Aceng yaitu berdirinya masjid singgah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online