PB KEBAHAGIAAN SATPAM YANG TIDAK PERNAH MENINGGALKAN IBADAH (NANANG)

 PB KEBAHAGIAAN SATPAM YANG TIDAK PERNAH MENINGGALKAN IBADAH (NANANG)

Tayang:26 Des 2020

Pemain
Efendi : Aiman Ricky
Asih : Cut Ara
Dudi : Haydar Ozim
Pak Burhan : Abio Abie
Bu Mira : Gessy Silvia
Pak RT.... Jedi Saputra
Nenny Christiny
Ahmad Furqon..satpam
Harry Jambzky..satpam
Hermalinda Azka..dokter
Dicky Zecko..korban begal

Pada suatu hari ada seorang satpam jaga bernama Efendi, ada ibu2 (Nenny Christiny) yg mencari pa Dirman bagian marketting. Tiba lah azan berkumandang, Efendi langsung bergegas ambil air wudu utk solat. Efendi solat di ruangan jaganya ini.

Dudi kesal saat jaga di belakang ini orangnya ribet, cerewet dan membuat kesal. Dudi liat ada yg jaga sedang solat, maka dia lagi yg harus bukain gerbang. Dudi menegur dgn kesal soal Efendi yg solat, Efendi malah menasehati soal solat tepat waktu.

Efendi pulang liat ibunya mempersiapkan perlengkapan solat baru, ibunya mempersiapkan untuk calon istri Efendi. Padahal Efendi dgn Asih blm sejauh ini mempersiapkan. Efendi ingin berbicara sesuatu ke Asih, ingin Asih bilang ke ayahnya. Maksudnya adalah utk melamar.

Pak Yeyep ini sakit, Efendi saat itu bersama Asih di masjid. Efendi diminta utk menggantikan Pak Yeyep. Sementara Dudi sedang makan bersama Pak Burhan, pengen dijodohkandgn Asih tetapi tak bisa krn Asih sudah cinta masih dengan Efendi, teman sesama satpam. Dudi ingin membuat Pak Burhan benci kepada Efendi.

Dudi menyelinap diem2 ke sebuah ruangan setelah situasi dinyatakan aman oleh Efendi. Efendi berdoa utk membahagiakan ibunya. Tiba2 saja pabrik mengalami korsleting lalu terjadi kebakaran. Akibat kelalaian yg dilakuan oleh Efendi ini, Efendi terpaksa diberhentikan. Petugas ini memberikan surat dan pemberitahuan dari direktur, tetap menasehati agar Efendi ini istikomah di jalan Allah. Dudi dari kejauhan meihatnya dgn senang, Efendi sudah dibereskan tinggal Asih dan PAk Burhan.

Efendi baru pulang, ibunya memberikan kabar baik, katanya ayahnya menunggui malam ini. Bu Mira melihat Efendi ini diam dan murung begitu saja, Efendi cerita bahwa di-PHK, gudang pabrik kebakaran. Sepertinya harus menunda silahturahim ke rumah Asih, bagaimana menafkahinya ini. Bu Mira meyakinkan bahwa pernikahan membuka pintu rejeki.

Tiba lah Efendi bersama ibunya di rumah Pak Burhan. Sikap Pak Burhan menjadi berubah, katanya mulai saat ini tak mau melihat Efendi berhubungan dgn Asih, tak mau menikahkan Asih dgn pengangguran seperti Efendi. Efendi dan ibunya diusir oleh Pak Burhan.

Pada suatu malam, Dudi datang ke rumah Pak Burhan, menanyakan hp baru untuk Pak Burhan. Dudi membawakan hp baru utk Pak Burhan, Pak Burhan jadi senang kepada Dudi yg royal. Asih seperti berteriak "Tidak" dari dalam akibat shocked mendengar pembicaraan ayahnya dgn Dudi.

Efendi datang berkeliling untuk mencari pekerjaan, tetapi tak ada lowongan. Ada yg tau Efendi satpam pabrik yg baru dipecat, katanya hrsnya datang ke pabrik lagi, melaenkan di toko. Dudi sudah menyebarkan berita pemecatan Efendi ke komunitas satpam. Efendi mampir hingga ke musholla, bertemu lah dgn Pak RT. Musholla ini seperti tak terawat, tak marbotnya, semenjak Pak Fajar meninggal ini musholla ini tak terawat. Tak ada warga yg berminat menjadi marbot, Efendi menawarkan utk merawat musholla ini. Efendi kebetulan pernah sekolah di pesantren.

Para warga mendengar seperti suara azan di kampung, tak seperti biasanya ini. Para warga pada berdatangan ke musholla, ibu2 laen ada yg tau soal anak bu Mira diangkat menjadi marbot. Semenjak jadi marbot ini, Efendi sering dipanggil satpam oleh para warga. Efendi ini menyampaikan tausiah ke pada para anak2 di musholla, masalah jadi penghafal Quran, ternyata banyak anak2 yg ingin jadi penghafal Quran. Efendi akan mengajarkan anak2 utk jadi penghafal Quran. Efendi sempat akan diberikan uang saku sbg marbot tapi Efendi seperti menolaknya, insya allah akan dicukupkan Allah rejekinya.

Asih kabur dari rumahnya utk samperin Pak RT utk menasehati ayahnya ini, saat itu di rumah ada Dudi juga. Asih terlihat kabur dari rumah, meminta tolong kepada Efendi krn tak mau dinikahkan dgn Dudi. Pak RT menasehati soal tindakan Pak Burhan ini tak bisa dibenarkan. Warga lain menegur ini sudah masuk KDRT, Dudi kesal rencananya gagal utk menikah dgn Asih.

Efendi pulang ini ibunya sudah sakit, mencari Pak RT tetapi sedang keluar ama istrinya kata ibu tetangga, Efendi ingin pinjem uang ke ibu warga tapi tak ada uang cukup. Asih ini sudah tiba di rumah Efendi melihat ibunya Efendi ini pingsan. Efendi ingin bawa ibunya ke dokter tapi tak ada uang, Asih langsung memberikan kalungnya ini. Dari kejauhan ada Dudi yg memantau sekaligus mengabadikannya di hpnya ini.

Saat di RS ini Efendi ingin bayar administrasi RS, uang tsb lansung diambil kembali oleh Pak Burhan yg saat itu sedang bersama Dudi. Efendi dianggap hanya memanfaatkan Asih saja, Dudi mengejeknya krn Efendi hanya jadi beban.

Para anak2 pengajian pada membawakan uang celengan kepada Efendi yg dianggap sbg ustad utk biaya pengobatan ibunda Efendi, Pak RT juga memberikan uang kepada Efendi, uang dari urunan warga utk tambah2.

Asih dibawa oleh ayahnya utk tinggal di rumah neneknya. Asih tak mau tinggal di rumah neneknya. Asih mencari cara untuk kabur, tiba2 saja Asih izin ingin ke toilet. Asih ini diam2 kabur tanpa sepengetahuan ayahnya. Pak Burhan menunggui Asih di toilet ini belum juga keluar. Pak Burhan baru saja menerima telf dari ibunya.

Di malam hari ini Dudi sedang jaga sbg satpam, Dudi mendapatkan telf dari Pak Burhan soal Asih ini kabur. Ini kesempatan utk memanfaatkan keadaan. Asih ini di malam hari dicegat oleh kedua preman, tak lama datang lah Dudi yg datang bak pahlawan. Asih berkata tak mau pulang ke rumah.

Saat Efendi di RS, Efendi ingin ke ruangan ini dicegat oleh Pak Burhan krn dituduh menyembunyikan Asih, Pak Burhan memeriksa hp Efendi dan ternyata tidak ditemukan ada bukti apapun.

Dudi menyewakan tempat untuk Asih, ternyata Asih menganggap Dudi tak seburuk dikira. Ternyata kedua preman tsb sekongkol dgn Asih, Asih melihat Dudi dgn penjahat2 itu. Asih langsung menelepon Efendi utk menyuruhnya kabur. Efendi mengajak Asih utk kabur, Asih kepergok oleh anak buah Dudi. Efendi lah yg menghadapi para preman tsb. Asih berlari dari kejaran Dudi hingga terserempet mobil. Dudi malah menelepon Pak Burhan, membuat berita soal Asih disekap oleh Efendi di losmen lalu melarikan diri.

Pak Burhan ini ke RS menanyakan kondisi Asih, Asih ini baru saja dioperasi dan saat ini sedang koma. Efendi di RS ini kebetulan lewat dekat Pak Burhan, Pak Burhan memandang sinis ke Efendi yg dianggap telah menyekap Asih bahkan menunjukkan bukti fotonya bersama Asih padahal foto itu tidak seperti dipikirkan oleh Pak Burhan.

Pak RT datang ke musholla melihat Efendi ini murung memikirkan sesuatu. Efendi butuh biaya utk bayar RS Asih, kebetulan Pak RT ada kerjaan untuk Efendi. Perumahan cluster di ujung sana sedang butuh satpam kata Pak RT.

Bu Mira ini baru saja pulang dari RS dan tiba di rumah dgn selamat. Efendi menjadi tukang bersih2 musholla, tiba2 melihat ada bapak pedagang yg dorong gerobak (ikan cupang) ini sakit dan terjatuh pingsan. Bapak itu meninggal. Pak RT datang dgn para warga ke masjid, bapak ini meninggal tapi tak ada identitasnya. Bu Mira datang juga ke masjid melihat ada apa. Uang kas musholla tidak cukup untuk biaya pemakaman, bu Mira memberikan cincin tsb kepada Efendi utk biaya mengurus jenazah tsb. Sampai pada akhirnya bapak yg meninggal dadakan itu dimakamkam, utk menghindarkan para warga dari dosa, memakamkan jenazah ini hukumnya fardu kifayah katanya.

Bapak yg meninggal ini berjualan ikan keliling, saat Efendi di rumah ini sudah ada Pak Burhan yg meminta biaya rS asih atau barang2 akan diambil, Pak Burhan memaksakan ambil TV milik Efendi. Bu Mira terus menenangkan Efendi bahwa menolong orang sakit itu pahalanya besar. Anak2 musholla pada datang lihat ikan cupang di gerobak. Anak2 tsb menawarkan utk menjualkan cupangnya.

Efendi di musholla menunggui anak2 belum juga datang, tak lama anak2 itu datang barengan. Ternyata cupangnya laku semua bahkan ada yg memesan, anak2 musholla memberikan uang tsb ke Efendi.

Dudi memberikan upah kepada preman2 atas hasil kerjanya yg bagus. Pak Burhan tak lama menelepon bahwa Asih sudah sadar lalu tanya Asih sudah bicara apa saja tapi ternyata belum bicara apa2, para preman merasa gawat, kalau Asih cerita ke ayahnya jika Dudi yg nyekap ini gimana. Dudi ini seperti senyum2 tenang saja.

Pak Burhan menunggui Dudi blm juga datang, katanya ingin memberikan kejutan. Ternyata Dudi yg ditunggu2 pun datang juga, Dudi datang membawa motor baru yg keren untuk Pak Burhan. Pak Burhan jadi malu krn belum berhasil bujuk Asih.

Asih melihat ayahnya senang, katanya baru dibelikan motor baru oleh Dudi. Belum jadi mantu saja sudah royal seperti ini. Asih ingin menjelaskan tetapi dibantah oleh Pak Burhan. Sementara Efendi dan Bu Mira sedang melayani para pembeli yg ingin membeli ikan cupang. Penjualan ikan cupang kali ini lebih banyak dan ada peningkatan.

Bu Mira ini memikirkan Efendi, sudah saatnya Efendi menemui Pak Burhan krn usahanya lancar, yaitu ingin melamar Asih kembali. Efendi terlihat lebih pandai agama. Bu Mira tau apa yg harus dilakukan.

Pada suatu malam ada kejadian pembekalan terhadap mobil, ada polisi di tempat meringkusnya, ternyata pelakunya adalah Dudi bersama anak buah, mereka diringkus oleh polisi. Pak Burhan mengecek saldonya habis di tabungan, Dudi belum juga datang. Pak Burhan menelepon tapi tak diangkat juga. Pak Burhan ingin menyusul Dudi ke pabrik, Asih berusaha mencegah ayahnya untuk pergi. Ibu2 warga membicarakan Dudi soal musang berbulu domba, Dudi kerja jadi satpam ini hanya kedok, ternyata aslinya penjahat. Pak Burhan mendengar hal tsb, untung tak jadi pergi ke pabrik.

Pak Polisi menanyakan semenjak kapan melakukan kejahatan, katanya 2 tahun. Polisi introgasi Dudi di kantor polisi. Uang tsb dikemanakan, Dudi menjawab bahwa diberikan ke Pak Burhan.

Beberapa waktu kemudian, Bu Mira dan Efendi datang ke rumah Pak Burhan. Efendi ingin menjelaskan n niatnya, Pak Burhan sudah tau dan langsung menjawab setuju. Pak Burhan lalu mendadak nangis, Asih baru kali ini lihat ayahnya nangis. Pak Burhan berkata takut tak bisa menjadi wali nikah Asih krn merasa berdosa. Tak lama kemudian ada polisi datang ke rumah Pak Burhan. Polisi melihat ada motor bagus di rumah Pak Burhan. Polisi menanyakan soal harta dari Dudi ini digunakan untuk apa, motor dan hp disita polisi, uang yg diberikan ini sudah habis, Pak Burhan ikhlas dibawa oleh polisi.

Pak Burhan senang Efendi dan Asih menjenguknya di kantor polisi, Pak Burhan menyesal sudah jahat kepada Efendi, meminta tolong utk nikahi Asih meskipun tak bisa mendampinginya. Pak Burhan menyarankan Asih ke wali hakim. Efendi bahkan siap menunggu hingga Pak Burhan dibebaskan. Ini permintaan Pak Burhan terakhir, yaitu Asih menikah dgn Efendi, tanpa Pak Burhan ini Asih tinggal sendirian.

2 tahun kemudian berlalu di pondok pesantren terdengar anak2 yg mengaji, Asih sudah mengenakan hijab. Semakin hari anak santri semakin banyak. Pak Burhan bersama Dudi pun sudah bebas. Dudi datang utk minta maaf jika selama ini sudah jahat. Efendi ini terlihat tak pernah berubah, selalu istikomah. Efendi mengajak Dudi dan Pak Burhan yg blm ada tempat tinggal, ikutan mengelola pesantren dan mengelola peternakan ikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online