PB Amanah Suami, Ujian Berat Bagi Istri

 PB Amanah Suami, Ujian Berat Bagi Istri

Tayang: 28 Jan 2021

judul awal: PB BIDADARI SUBUH YANG TAK PERNAH LELAH BERIKHTIAR (USMAN)

Saripah : Raslina Rasidin
Nadia : Megi W Rachma
Herman : Frederick
Ilham : Haydar Ozim
Kokom....Leona Linda
Tika....?
Sholeh....Rahman Tolles
Bu Nunung...Hafida Gerizz
Pak Maksum..David Liman
Rosita Simatupang...dokter
Nickma Fadil..penjual
Alvino Lee..preman

Pada suatu hari Saripah dan Nadia baru saja pulang pengajian, tak lama Herman turun dari mobil dan datang ke bapaknya dgn marah2 bahwa tak terima tanah wakaf tsb dibangun masjid, tak lama bapak Nadia mengalami sakit jantung. Jangan pernah pernah biarkan Herman dan ibunya utk menjual tanah tsb, suami Saripah tak lama meninggal dunia.

PAk Maksum ini baru saja meninggal, Herman dan Kokom datang ke rumah kecil Saripah/Nadia. Herman merasa berhak atas rumah ini krn adalah anak kandung Pak Maksum, Saripah hanya istri siri PAk Maksum. Saripah hanya menyerahkan sertifikat tanah, yg tanah wakaf ini ditagih juga. Saripah memang tak ada niat utk menguasai tanah tsb. Nadia tak akan tinggal diam jika ibunya disakiti, Kokom dan Herman mengusir Nadia dan Saripah dari rumah itu. 

Tak lama ada seorang cewe (bernama Tika) marah2 krn Nadia maka Ilham menolak dijodohkan krn Ilham memilih Nadia. Beberapa waktu lalu Tika memang pernah datang ke rumah Ilhamm dan bertemu ibunya, ternyata Ilham menolak dijodohkan.

Saripah dan Nadia berjalan hingga hujan2an, tiba lah di rumah Wati. Sarippah ingin minta izin bermalam sebentar tetapi ditolak, suami Wati juga tak akan mengizinkan, hingga tibalah Saripah dan Nadia di masjid.  Seorang bapak (Rahman Toles) di masjid mengajak Saripah dan Nadia ke sebuah rumah, mereka ingin mengontrak tetapi bapak itu menggratiskan, rumah itu rumah anaknya, anaknya sedang dinas keluar kota. Saripah dan Nadia menyerahkan uang ke bapak itu.

Nadia dan Saripah melihat ke masjid melihat kantong semennya berantakan. Nadia memiliki ide utk membuat pernakpernik dari kantong semen, krn pernah belajar prakarya di sekolahan. Sementara Herman memasang plang bahwa rumah dijual. Herman tak sabar utk menikmati uang hasil penjualan, padahal Kokom dan Herman sedang terlilit hutang. Tak lama ada seoarng pemuda bernama Ilham yg datang, kaget soal rumah dijual. Kokom tau soal Ilham cari Nadia, bahwa Nadia sudah diusir. Ilham ingin ikut campur atas urusan Kokom dan Herman.

Ilham pun datang ke rumah Nadia yg baru, Nadia awalnya ingin menghindari Ilham krn tak pantas, akhirnya Nadia mengakui bahwa baru dilabrak oleh Tika. Ilham tak lama samperin Tika krn atas sikapnya kepada Nadia.

Kokom dan Herman tak lama datang ke masjid yg sedang dibangun, bertemu pak Sholeh bahwa mereka meminta tanah wakaf ini agar mereka jual tetapi menolak. Saripah tak lama didatangi oleh Kokom, meminta sertifikat tanah wakaf. Herman dan Kokom mengancam akan rebut paksa sertifikat tsb, mereka mengikuti kemana Saripah tinggal, Nadia sedang mengecat prakarya dari bekas semen. Saripah menceritakan kejadian di jalan tadi ketemu Herman dan Kokom, Nadia mengingatkan bahwa ancaman tak main2. Herman dan Kokom sudah mengintai dari belakang jadi tau dimana Saripah dan Nadia tinggal.

Ilham ingin pamit ka mamanya utk bertemu Nadia, mama Ilham seperti tak suka, penasaran seperti apa Nadia itu. Bu Nunung melihat rumah ini tak mau masuk, Bu Nunung ingin Ilham meninggalkannya krn tak selevel dgnnya.

Nadia dan Saripah mendorong gerobak sambil berjualan pernakpernik dari kantong semen. Masih banyak yg tau soal barang dagangan mereka ini. Untung saja Kokom punya kunci serep rumah, mereka nyelinap ke rumah Nadia utk mencari sertifikat tanah wakaf tsb, ternyata ditemukan di bawah kolong. Saripah ingin meneriakin maling saat Herman dan Kokom datang ini. Saripah bersyukur sertifikat tsb masih ada. Herman ingin singkirkan saja Nadia dan Saripah, Herman memiliki ide khusus yg dibisikkan ke ibunya.

Nadia dan Saripah berdoa di musholla, agar mereka dapat menjalankan amanah alm Pak Maksum, agar tanah wakaf yg dibangun masjid itu tidak dijual. Saripah berpikir apakah masih bisa solat di masjid ini jika Kokom dan Herman menjual tanah wakaf itu.

Saripah dan Nadia baru pulang pengajian, tak lama ada mobil yg ingin nyerempet Saripah, Nadia menyelamatkannya hingga dia yg terserempet. Mobil tsb adalah mobil Herman, Herman merasa gagal lalu kabur.

KEcelakaan membuat Nadia mengalami luka serius di bagian kepala kata dokter yg memeriksanya. Sementara Kokom di rumah ini panik menunggui Herman yg blm pulang, Kokom ga sabar nunggu berita. Herman berkata merasa gagal tapi berhasil mencelakai Nadia, yg penting Nadia tak tau jika Herman yg nabrak krn tempatnya gelap.

Saripah di depan rumah bingung mendapatkan uang utk biaya pengobatan Nadia, tak lama datang lah Kokom bersama Herman. Kokom melihatnya sepertinya Saripah tak sadar jika Nadia itu ditabrak oleh Herman. Herman dan Kokom memberikan penawaran utk menjual tanah wakaf itu lalu hasil bagi dua, Saripah gimana pun bersikeras tak akan jual tanah wakaf itu. Saripah yakin ada jalan lain.

Ilham sedang di rumah, tak lama ada Tika bersama mama Ilham. Tika ini berkata ada disini krn disuruh Mama Ilham, Tika diminta mama Ilham utk menjaga Ilham. Sikap Ilham masih dingin kepada Tika.

Nadia masih terbaring di RS ditunggui oleh Saripah, tak lama Nadia pun sadar juga. Nadia minta maaf krn sudah menyusahkan ibunya. Dokter mengingatkan perihal tagihan yg harus dilunasi. Saripah bingung membayar tagihan sementara blm pegang uang.

Saripah berkeliling hingga melihat bekas semen di dekat proyek bangunan, meminta bekas semen ke bapak2. Saripah mengukir barang2 dari semen utk dijualin. Saripah coba titip ke warung tetapi belum ada ibu yg mau dititipin utk dijual.

Saripah sedang berjualan pernakpernik, ada juga ibu2 yg tertarik, butuhnya banyak, yaitu 50 buah dgn berbagai macam. Saripah memberikan no hp ke ibu itu.

Beberapa waktu kemudian ada kedua preman yg datang menagih hutang 500juta kepada Kokom dan Herman, Kokom dan Herman meminta waktu. Krn menunda2 maka bunga terus berjalan. Bunga pinjaman semakin besar. Satu2nya cara kata Herman adalah jual tanah wakaf bapaknya ini. Utk rebut sertifikat saja susah, ingin jual rumah peninggalan PAk Maksum saja tak laku2.

Saripah ingin bergerak jualan, tetapi Herman dan Kokom datang marah menghancurkan dagangan Saripah ini krn Saripah tak menuruti kemauan mereka utk jual tanah wakaf. Saripah akhirnya tak bisa memenuhi pesanan ibu itu (Nickma Fadil) hingga ibu itu kecewa, lalu meminta uang DP dikembalikan. Saripah mengaku uang tsb sudah terpakai, gimana pun uang itu harus dikembalikan. DAgangan rusak ini sebenarnya krn ulah Herman dan Kokom.

Saripah datang ke ruang rawat Nadia sambil sedih, minta maaf bahwa blm bisa membiayai RS-nya. Nadia ini ingin pulang saja katanya, Nadia merasa kuat jika harus dirawat jalan saja.

Nadia masih merasakan sakit di kepala sambil berbaring, kepala semakin sakit. Saripah yg panik ingin jual sertifikat tanah tsb krn tak ada pilihan utk pengobatan Nadia, Nadia memohon agar tak menjualnya.

Saripah khawatir jika tanah wakaf dijual, masjid yg akan segera rampung ini pasti akan dihancurkan. Saripah memandang ke bangunan masjid dgn sedih, bertemu lah dgn pak Sholeh yg melihat Saripah sedih. Pak Sholeh tau soal Nadia kecelakaan lalu menanyakan kabarnya. Biaya pengobatan akan ditanggung oleh Pak Sholeh.

Dokter memeriksa lebih lanjut, ternyata ada pembekuan di kepala Nadia dan harus dioperasi. Kata Pak Sholeh, langsung lakukan tindakan operasi krn akan urus biaya administrasinya. Keadaan Nadia pun sudah membaik berkat bantuan Pak Sholeh. Pak Maksum beruntung memiliki sahabat seperti Pak Sholeh.

Ilham ini kangen kepada Nadia dan ingin pergi, mamanya ingin cegah Ilham pergi menemui Nadia dan langsung ngeloyor begitu saja. Sementara Nadia pun baru pulang dari RS, Ilham kebetulan juga datang. Ilham tak tau jika Nadia baru pulang habis dioperasi, bu Nunung tak lama datang bersama Nadia, katanya Bu Nunung tak akan merestui hubungan Ilham. Bu Nunung langsung tarik Nadia utk pulang.

Pada suatu malam, ada pasukan bertopeng menyelinap ke rumah Nadia dan SAripah. Mereka memaksa utk menyerahkan sertifikat tanah atau Nadia menjadi korban. Nadia berkata jangan ke ibunya, setelah itu rampok kabur begitu mendapatkan sertifikat rumah. Nadia bingung gimana pertanggungjawaban kepada alm bapaknya.

Kokom dan Herman ini sedang bersenang2 menantikan orang suruhannya berhasil mendapatkan sertifikat tanah tsb. Dan ternyata berhaisl mendapatkan sertifikat tanah wakaf tsb tinggal tunggu dijual saja.

Pak Sholeh sedang memantau pembangunan masjid, tak lama datang lah Herman utk menghentikan pembangunan tanah wakaf ini krn sudah beli dari Saripah. Kokom menunjukkan bukti tsb kepada Pak Sholeh. Tak mungkin memiliki jika tak menjualnya. Kata para jamaah bahwa saripah tak mungkin seperti itu. Pak Sholeh merasa tak mungkin lalu akan ke rumah Saripah saat itu.

Pak Sholeh datang ke rumah seperti marah ke Saripah. Mereka kecewa bahwa menjual tanah wakaf kepada Kokom dan anaknya. PAdahal pembangunan masjid akan rampung, katanya jika butuh uang tinggal bilang. Saripah akan menjelaskan sesuatu tetapi tak cukup. Saripah baru sadar, bahwa orang yg merampok semalam pasti suruhan Kokom dan Herman, Nadia ingin langsung bergerak utk bicara kepada Kokom dan Herman.

Nadia lalu datang ke rumah Kokom, mengapa tega suruh rampok utk curi sertifikat tanah demi ambisi. Saripah memohon agar tak jual tanah itu. Kokom tetap bersikeras akan jual tanah itu.

Bu Nunung tak perkenankan lagi Ilham menemui Nadia lagi dan harus menikahi Tika, tak lama kemudian Bu Nunung merasakan sakit pinggang. Sakitnya ini kambuh lagi. Ilham dan Tika melarikan bu Nunung ke RS. Kondisi ginjal Nunung ini parah dan harus segera mendapatkan donor ginjal kata dokter yg memeriksa, Ilham bersedia mendonorkan ginjal, Tika juga bersedia. Tak lama Tika malah berubah pikiran, tak mau hidup dgn 1 ginjal saja. Tika memutuskan mundur saja jika utk jadi istri Ilham ini harus mendonorkan ginjal.

Ilham jalan sedang kebingungan utk cari pendonor ginjal, bertemu lah dgn Nadia dan Saripah. Nadia mendengarkan itu semua soal keluhan Ilham. Bu Nunung ini akhirnya sadar dari komanya, bu Nunung katanya baru menjalani transplantasi ginjal. Bu Nunung bertanya siapa yg mendonorkan, ternyata adalah Nadia dan Saripah datang, Ilham menunjuk bahwa Nadia lah yg mendonorkan ginjal tsb. Bu Nunung baru sadar jika selama ini jahat kepada Saripah dan Nadia, lalu minta maaf.

Herman dan Kokom mengantarkan seorang bapak utk ditawarkan membeli tanah wakaf yg lokasi strategis. Beberapa waktu kemudian ada guruh disertai petir, Herman dan Kokom tertimpa material bangunan hingga pingsan. Pak Sholeh dan para jamaah menemukan Kokom dan Herman pingsan, lalu menghentikan orang2 yg meminta pertolongan. Pak Sholeh menyampaikan tak ada orang2 yg bisa dimintai pertolongan, para warga berusaha mengangkatnya ternyata sulit diangkat. Nadia dan Saripah kebetulan lewat, katanya tertimpa bahan2 bangunan. Warg ada memeriksa Herman dan Kokom ini baru meninggal.

Akibat ambisi Kokom dan Herman, mereka meninggal secara tragis. Beberapa waktu kemudian Ilham mengantarkan Nadia dan Saripah ke rumah lama yg penuh akan kenangan. Saripah menyerahkan sertifikat tanah wakaf kepada Pak Sholeh dgn dihadiri para jemaah. Masjid ini sudah rampung 100%. Saripah sudah menjalankan amanat alm suaminya. Saripah berharap suatu hari nanti bisa dipertemukan di jannah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online