RBH Apa salahku hingga ibuku tak sayang kepadaku?

RBH Apa salahku hingga ibuku tak sayang kepadaku?

RBH AKU TAK BISA MEMILIH SIAPA IBU YG MELAHIRKAN AKU* (ASEP)
Tayang: 31 Jan 2021

Pemain
Amira : _Chico Radella_
Nina : _Mayang Naomi_
Galih : Rendy Penna
Joko : Aris Kurniawan
Tika : Rita Aprilia
Dokter bedah : Istralian balenk
Linda Azka..dokter kandungan
Sarah Alesha..ibu dari anak orang
Ohza Teddy..preman
Wawan Ansori..bapak dari anak orang
Istralian balenk..dokter

Galih yg baru dari perantauan bergegas ke RS utk menemani istrinya lahiran krn tak sabar utk melihat anaknya lahir, Galih kaget saat melihat anaknya hanya memiliki satu tangan saja. Nina akan kasih nama Amira sesuai dgn rencananya, Galih ini berkata terserah Nina saja soal nama bahkan menolak mengazani anak ini, Galih kecewa mengapa kondisi anaknya seperti ini. Nina juga kalau ingin memilih, ingin anak yg sempurna. Galih menduga ini pasti bukan anaknya krn tak mungkin anaknya seperti itu. Galih pergi meninggalkan Nina begitu saja.

Beberapa hari kemudian, Galih ini pamit untuk pergi meninggalkan Nina. Galih tak mengakui anak ini (Amira) dan tak mau mengurusnya, Nina bersumpah bahwa tak pernah selingkuh dgn laki2 lain. Galih yg kerja di perantauan sengaja pulang kampung utk menengok Nina yg melahirkan. Galih ini selama ini kerja diluar kota ini menuduh Nina diluaran sana pasti ada main dgn laki2 lain, ingin tes DNA ini tapi harganya mahal dan tak perlu kata Galih, Galih sudah yakin anak itu bukan anaknya.

7 tahun kemudian berlalu, Amira tengah di dapur ini baru memecahkan gelas ibunya hingga dimarahi. Amira berandai jika punya tangan 2, pasti akan disayang ibunya dan ibunya jarang memarahinya. Amira disuruh pergi keluar utk beli nasi uduk, Amira memandang anak2 yg diantar oleh ibunya sekolah. Amira ini bingung kenapa ga disekolahkan seperti anak2 lain.

Amira pulang beli nasi uduk, ingin sekolah seperti teman2. Bagi Nina, makan saja sudah susah gimana bisa sekolah, Amira ini sudah merugikan ibunya. Krn Amira, Nina dgn bapaknya Amira ini pisah. Amira memandangi ibunya makan saja dan disiskan hanya sedikit utk Amira.

Amira kini tengah di masjid sedang mengaji dgn diajar oleh Tika, kali ini diajarkan doa kepada kedua ortu. Tika menasehati agar selalu sayang dan mendoakan kedua ortu, terutama kepada ibu.

Amira ini di rumah menunggui ibunya pulang, ibunya lagi di rumah bu Hanifa. Tiba lah waktunya akan segera hujam Amira akan susulin ibunya. Nina habis gosok 3 rumah ini baru dapat gaji, tak lama ada preman yg menagih hutang kepada Nina lalu merampas paksa uang Nina. Amira datang membawa payung. Nina menyalahkan Amira yg membuat hidupnya susah, padahal Amira tidak nakal. Tiba lah hujan. Dulu sebelum Amira lahir, Nina dulu selalu dapat uang transferan yg lancar dari Galih, semenjak Amira lahir dan Galih meninggalkannya, kini Nina harus gali lubang tutup lubang, lalu banting tulang utk cari uang.

Amira habis solat ini berdoa agar ibunya sayang kepadanya dan segera menyekolahkannya. Amira ini teringat akan pesan Tika bahwa surga di bawah telapak kaki ibu, Amira ini memegangi dan memandangi telapak kaki ibunya ini. Amira bingung apakah pintu surga akan tertutup jika ibunya tak pernah sayang kepadanya.

Pada esokan paginya, Nina sedang belanja di tukang sayur ada seorang pengemis yg meminta sedekah. Nina memandangi pengemis yg modal fisik begitu saja tak perlu capek2 kerja, Nina jadi memiliki ide khusus memanfaatkan Amira. Nina membujuk Amira dgn iming2 bisa sekolah, maka harus bantuin dirinya. Nina membawa Amira ke sebuah tempat di kolong jembatan, Amira disuruh menjadi pengemis. Amira disuruh berbohong bahwa bapaknya sudah meninggal, ibunya sakit keras. Amira akhirnya mau asalkan bisa sekolah.

Mengemis atau meminta2 itu dosa, mengemis itu haram, jika ingin sesuatu harusnya kerja. Amira teringat akan pesan Tika di pengajian. Amira dalam hati minta maaf, mengemis itu berdosa. Amira jadi bingung, surga ini di bawah telapak kaki ibu, makanya harus menuruti apa kata ibunya, jika suruh mengemis maka harus ngemis.

Amira menagih janjinya untuk sekolah, kata Nina ini masih jauh dari cukup utk bisa sekolah meski hasil ngemisnya ini banyak. Kalau begini jadinya Nina bisa suruh anaknya terus mengemis, ternyata anaknya ini berguna juga.

Amira yg sedang tidur ini bermimpi sedang sekolah , saat itu Amira dilihat gambarnya bagus, Amira menggambar soal keluarganya. Amira terbangun menanyakan ke ibunya soal gambarnya bagus. Amira tiba2 menanyakan gambar dan tasnya. Nina bertanya mimpi apaan, Amira katanya mimpi sekolah, punya banyak teman, belajar menggambar. Amira bertanya sampai kapan harus mengemis, Amira disuruh pura2 sedih agar dapat uang yg banyak agar bisa cepat sekolah.

Amira bergerak ke pinggir jalan waktu itu untuk mengemis hingga tiba hujan turun, Amira melihat seorang ibu (Sarah Alesha) yg menyelimuti anaknya agar tak kedinginan dan kehujanan. Amira berpikir ibunya tak sayang kepadanya apa krn tangan hanya satu.

Nina ini hujan2an hingga tiba di sebuah warung. Di warung yg sama ada seorang pria yg sedang makan, Nina tak sengaja menumpahkan teh panas ke seorang lelaki. Lelaki tsb bernama Joko, Nina ingin minta maaf, begitu Joko melirik Nina maka langsung memaafkannya krn Nina ini cantik.

Sudah tiba sore hari, Amira menunggui ibunya yg blm menjemputnya, Amira melirik ke seorang anak yg memiliki bapak (Wawan Ansori) dan dibelikan maenan.  Amira berandai jika memiliki bapak, pasti disayang seperti itu.

Nina baru saja pulang ke tempat biasa Amira mengemis, ternyata Amira tak ada di tempat biasanya. Nina menduga jangan2 Amira tertangkap satpol pp, ternyata Amira sudah pulang duluan sampai rumah. Saat Nina cariin ke rumah, dikira Amira bahwa ibunya sayang kepadanya sampai mengkhawatirkannya, tapi ternyata tidak.

Amira sedang membuat mie instan di dapur krn hanya itu makanan yg bisa dikasih, Amira tiba2 merasa sakit kepala hingga tertidur di dapur. Beberapa waktu kemudian Nina mencium hingga bau gosong, panci Nina sampai rusak dan tak bisa dipakai. Amira disuruh ambil obat dari laci hingga melihat ada uang di kotak, Amira menanyakan apakah itu hasil mengemis. Amira diharuskan mengemis sampai ibunya mengatakan cukup, baru lah berhenti mengemis.

Di sebuah sekolah ada anak yg diajarkan gurunya. Amira dari balik pintu hanya bisa mengintip saja, hingga Amira kaget dan terjatuh dari kursi. Seorang guru ada menegur Amira. Guru itu menanyakan ortu Amira, Amira berbohong soal ibunya sakit hingga harus bantu cari uang, guru tsb bertanya mengapa tidak sekolah, tak lama Nina datang memanggil nama Amira. Guru ada melihat Nina sbg ibunya tak terlihat sakit, kata guru tsb bahwa skeolah disini gratis, jadi tak ada alasan tak bisa sekolah, soal peralatan ini akan ditanggung. Nina akhirnya mau menyekolahkan Amira. Nina di hadapan guru itu hanya drama saja, sebenarnya tak mau mendaftarkan ke sekolah.

Tika di masjid tengah sedang menunggui anak santrinya Tika menanyakan Amira kepada anak didiknya ini, lama tak kelihatan. Amira teringat akan Tika dulu memberikan Juz Amma, Amira sempat berkata bahwa jangan mengemis, ternyata Amira sendiri malah mengemis. Akhirnya Tika menemukan Amira, mengapa tak ikut ngaji di masjid. Amira berkata bahwa disuruh ibunya mengemis dari pagi hingga sore sehingga tak bisa belajar mengaji lagi, Amira tau itu dosa tapi harus berbakti kepada ibunya. Tak lama Nina dari kejauhan memanggil Amira, Tika lalu menegur Nina yg menyuruh Amira mengemis. Nina bertanya memang akan menanggung hidup Amira, menyekolahkan hingga beli token listrik. Tika tak menyangka, ada seorang ibu yg memanfaatkan kekurangan anaknya, semoga saja ibu dari Amira segera diberikan hidayah.

Amira dan Nina baru pulang ke rumah, Joko sudah ada di rumah. Joko mengaku akan menjadi ayah sambungnya. Amira berkata ingin merasakan gimana punya ayah, Amira senang bahwa ortunya akan lengkap jika punya ayah. Amira berharap bisa cepat sekolah jika punya ortu lengkap, akan berusaha menyayangi ayah barunya dan menurut apa kata ibu dan ayahnya, Amira ingin merasakan punya ortu lengkap, diantar sekolah oleh kedua ortunya.

Amira di kertas ini menggambar soal keluarga, yaitu anak dengan kedua ortunya. Beberapa waktu kemudian, Joko ini menikah dgn Nina, Amira juga hadir di pernikahan ibunya.

Beberapa waktu kemudian, Amira ini ingin memanggil Joko dgn sebutan ayah, saat tibanya makan ini Amira tak diperkenankan utk makan. Joko ternyata tak mau menyekolahkan, yg ada Amira disuruh cari uang utk mengemis.

Setelah punya ayah pun, Amira tetap disuruh mengemis. Amira memandang ada seorang anak yg dibelikan eskrim oleh ibunya, Amira lalu memiliki ide saat ada seorang bapak meninggalkan sebuah buku di bangku. Amira menggambar sebuah es krim lalu membayangkan sedang makan eskrim, tak lama ada seorang preman (Ohza Teddy) yg merampas uang Amira tanpa peduli utk sekolah.

Amira pulang ke rumah dgn nangis, Nina ingin beli beras dari uang tsb tapi uangnya diambil preman. Joko menduga bhw Amira ini bohong, pasti uangnya dipakai jajan. Amira sama sekali tak pakai uang jajan, kali ini Amira tak dikasih makan oleh ibunya pdhl blm makan dari siang.

Amira berpikir ibunya msh marah krn pulang tak bawa uang, tiba lah hujan turun. Amira memiliki ide utk menjadi ojeg payung. Amira menggantikan uang yg dirampas preman agar ibunya senang.

Amira yg sedang di jalan tak lama melihat ada seorang ibu yg terjatuh membawa barang2, Amira menolong ibu tsb membawakan barang. Ibu itu memberikan roti kepada Amira krn tau pasti lapar dan kedinginan.

Nina ini pada malam hari mencari Amira tak ada di ruang tamu dan akhirnya Amira pulang. Amira ini katanya habis jadi ojeg payung utk menggantikan uang yg dipalak preman.

Amira datang membawa 2 roti dan digeletakkan begitu saja di meja. KEbetulan Joko sedang lapar, Joko dan Nina memakan roti tsb. Joko ditanya Nina kapan utk cari kerja, katanya nungguin dari temannya jual tanah,nanti dapat komisi. Jika dapat apapun yg diminta pasti akan diberi. Amira habis mandi dan ke meja makan, rotinya sudah tak ada, Amira hanya makan roti kecil dgn air putih.

Amira ingin bisa segera bisa sekolah, Amira berdoa dan mengadu mengapa anak2 lain pada disayang ibu dan bapaknya. Amira padahal tak pernah minta dilahirkan, mengapa hanya punya 1 tangan.

Joko tiba2 mengambil cincin milik Nina begitu saja, niatnya untuk modal, Joko ini beli cincin juga hasil ngutang, Nina terus mengejar Joko, tak lama ada mobil yg menyerempet Nina hingga kaki Nina sakit lalu Nina pingsan di jalan. Amira kebetulan datang melihat ada ibunya korban tabrak lari.

Nina ini berada di RS ditunggui oleh Amira, kaki merasa sakit dan tak bisa digerakkan. Nina menanyakan ke dokter soal kakinya, dari hasil rontgen bahwa kaki kanan Nina ini hancur dan tak bisa tertolong sehingga harus diamputasi.

Amira dengan tekun merawat ibunya yg kini hanya memiliki satu kaki,  membantu mengelap ibunya dan menyuapi makan. Amira dlm solatnya ini terus mendoakan ibunya agar lekas sembuh.

Nina kini berjalan mengesot saja krn hanya punya 1 kaki, utk ambil minum saja tak bisa, Nina ingin minta bantuan kursi hingga kursi tsb jatuh. Nina mengeluh hanya punya satu kaki saja, Amira saja yg punya satu tangan ini tak mengeluh, ingin saling melengkapi dgn ibunya. Amira mengingatkan ke ibunya apa jangan2 doa terkabulkan saat dulu bilang sakit dan berbohong. Nina sepertinya sadar apa yg dulu pernah diucapkan dahulu, doanya benar2 terkabul. Amira memberikan 2 kruk kepada ibunya ini, Amira minta tolong pak Karim sang tukang kayu krn tak mau liat ibunya kemana2 harus ngesot. Nina kini mulai coba dibiasakan utk menggunakan kruk tsb.

Nina memandang ke Amira dgn sedih krn selalu semangat meski keterbatasan fisik, Nina sbg ibu kandungnya tak bisa menyayangi Amira. Nina tak bisa membenci Amira. Nina tak lama kini ingin Amira memeluknya. Nina kini minta maaf ke Amira dan memegang tangan Amira. Nina mengaku memaksa Amira mengemis hingga kedinginan dan kelaparan, tak pernah kasih Amira makan yg cukup, Nina tak menyekolahkan  Amira padahal seusia Amira harusnya sekolah dan bermain dgn teman2. Amira tak merasa ibunya jahat, makanya tak meninggalkannya. Nina janji bahwa mulai besok tak akan paksa Amira utk mengemis lagi, Nina akan akan kerja keras, akan cuci gosok di rumah2 tetangga demi Amira, esok ini Nina akan ajak Amira daftar sekolah.

Tiba lah saatnya Amira utk berangkat sekolah, Nina menasehati Amira utk belajar yg benar, mendengarkan kata guru, jangan berantem di sekolah. Nina bertanya apakah tak malu dgn teman2nya krn kaki ibunya hanya satu, Amira sendiri tak malu krn sayang kepada ibunya, Amira menunjukkan tangan Amira juga satu tapi Nina sendiri tak malu. Nina beruntung memiliki anak soleha seperti Amira.

Tiba lah saatnya Amira utk sekolah diantar oleh ibunya, disambut oleh gurunya. Amira memperkenalkan diri di hadapan teman2 di sekolah. Nina hanya bisa menangis bahagia melihat anaknya sekolah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online