RBH AKU BAGAI ANAK YG TDK DIINGINKAN

 RBH AKU BAGAI ANAK YG TDK DIINGINKAN (ASEP)

Tayang 20 Feb 2021

Pemain
Anisa : Kayyisah
Firza :  Bima
Ranti : Garneta Haruni
Damar : Indra Rooney
Anisa Besar...Adam Vina
Firza Besar...Lodi Wiradinata
Kepala sekolah : Endi Utomo
Nenny Christiny..ibu warung
Pak Abdul..Agus Ibnu Sahlan

Ada wanita yg berjualan daster keliling, yaitu Ranti. Ranti ini sudah keliling kesana kemari tapi baru laku 1. Damar sbg suaminya kepergok lagi jalan bersama wanita lain, Damar langsung kabur begitu saja. Ranti padahal sudah berjuang mencari nafkah utk keluarganya.

Sementara Firza seenaknya maen bola di dalam rumah sementara Anisa sedang belajar. Anisa mengingatkan Firza utk belajar. Damar pulang ke rumah ribut dgn Ranti, ini krn Damar sudah bosan kepada Ranti, penampilan menarik. Ranti padahal sudah kasih 2 anak. Damar memberikan uang bulanan dikit krn perempuan lain, Damar akan menikah dgn Nala. Berhubung anak mereka ada 2,   Firza dan Anisa mendengar keributan kedua ortu mereka, kedua ortu mereka memperebutkan Firza, tak ada yg memperebutkan Nisa. Kalau Firza ini diharapkan jadi pelindung, jika sudah besar nanti bisa bantu keuangan ortu.

Damar menarik Firza keluar, Firza sendiri berat meninggalkan rumah krn sayang keduanya. Nisa ini tersinggung mengapa tak ada yg dipilih sama sekali. Damar akan pastikan Firza sekolah setinggi mungkin, tak mgkin dgn ibu Firza yg jualan daster. Firza akhirnya memilih ayahnya. Ada surat pisah sudah turun, 

Nala tak jadi menikah dgn Damar krn tak mau membawa anaknya sama sekali, padahal Damar sudah lama pacaran dgn Nala, sudah lama memanjakan Nala dgn uangnya. Nisa pun baru pulang sekolah, tasnya ini jebol dan minta tas baru. Ranti malah ngomel bahwa suruh jahit saja, Nisa disuruh utk minta kepada ayahnya. Damar sudah didatangi merasa tak bertanggungjawab. Nisa disebut anak tak diinginkan, krn Damar dahulu menginginkan anak laki2 saja.

Nisa baru pulang ke rumah, memberitau soal ayah Nisa tak bisa membelikan tas. Ranti menelepon Damar soal Nisa tak dibiayain. SPP sekolah Nisa padahal gratis. Kata Ranti untuk apa bisa sekolah kalau ujung2nya ke dapur juga.

Nisa sedang di skeolah ditanya gurunya soal buku pelajaran. Nisa berkata soal ibunya tak ada uang utk beli buku sekolah. Guru menyarankan Nisa utk menghadap kepsek agar ada keringanan. Guru Nisa melihat Nisa pakai kantong plastik, alasan Nisa krn tasnya ini jebol.

Ranti kali ini dagangan dasternya laris, kebetulan Nisa dari jauh melihat ibunya hitung banyak uang. Nisa ingin dibelikan tas sekolah tetapi Ranti menolaknya, Nisa menyarankan ibunya menghadap kepsek tapi malah Ranti tak mau Nisa sekolah.

Tiba lah Nisa di sebuah warung, Nisa menawarkan pekerjaan cuci piring dan gelas. Ibu warung (Nenny Christiny) menanyakan ibunya, uang hanya cukup utk makan. Nisa diperkenankan utk bantu cuci piring dan gelas di warung krn Nisa cuci piring sambil belajar, ini membuat gelas pecah lalu diusir pulang oleh ibu warung itu.

Firza pamer ke Nisa baru dibelikan tas dan baju baru oleh ayahnya. Damar berkata soal kodrat wanita itu jadi ibu rumah tangga dan di dapur, tak perlu sekolah tinggi2. Nisa disuruh bantu utk beres2 rumah, krn setelah besar juga harus terbiasa beres2 rumah. Nisa diam2 ke sekolah sambil mengintip ke pintu sekolah, Nisa mendikte dari gurunya ini dgn Nisa duduk diluar. Guru menanyakan Nisa kemana yg belum hadir.

Nisa di rumah malah terlihat belajar, padahal diketahui tidak sekolah lagi. Nisa memiliki cita2 jadi orang sukses agar bisa kasih uang yg banyak. Firza yg tinggal di ayahnya kini datang utk menginap ke rumah ibunya. Ranti malah ingin memanjakan dgn masakan kesukaannya. Ranti memecahkan celengan, untung uang cukup utk belanja masakin Firza, anak kesayangannya. Nisa mengintip dari jauh, ibunya punya celengan tapi tidak untuknya, melainkan utk Firza.

Nisa iri melihat ada Firza begitu dimanjakan oleh ibunya, Ranti ingin nyuapin Firza tp begitu Nisa minta disuapin malah menolak. Nisa hanya boleh makan tahu dgn tempe sedangkan Firza malah makan ikan dan sayur. Firza adalah harapan Ranti di masa tuanya.

Firza ini terlihat kerjain PR sambil tertidur, Nisa melihatnya dari jauh, Nisa mengingat kalau disetrap guru gimana, Firza malah menggampangkan nanti tinggal bolos. Nisa yg ga dibolehin sekolah malah ingin sekolah. Nisa coba ngerjain PR tapi ternyata gampang. Ranti menanyakan PR apakah sudah kelar, ternyata sudah tanpa menyebut Nisa.

Esokan paginya lagi Nisa mengintip dari jendela sekolah sambil mencatat. Lalu Nisa coba mengerjakan soal2 tsb. Guru bilang apakah sudah selesai, Nisa lantas spontan berteriak bilang sudah. Nisa keceplosan lalu langsung kabur begitu saja. Bu guru keluar bingung, ada suara di luar tapi ga ada orang, bu guru menemukan ada pensil jatuh di depan kelas.

Guru Nisa datang ke rumah Nisa, bertemu lah dgn Ranti. Guru Nisa menyampaikan soal Nisa sudah tak masuk sekolah lagi, Ranti berkata soal Nisa ikut ayahnya lalu pindah sekolah ke dekat rumah ayahnya. Ranti ini berbohong kepada guru Nisa. Nisa malah disuruh mahir mengerjakan pekerjaan rumah krn calon ibu rumah tangga dan calon istri nanti.

Penjualan buku lewat majalah sudah laku kata bapak penjual buku, Nisa ini tiba lah mampir di toko buku. Nisa menawarkan diri utk membantu jualan buku. KAtanya butuh uang tambahan utk bantu ortu. Nisa diperkenankan utk jualan buku milik Pak Abdul, Nisa kini berjualan buku keliling. Nisa sambil jualan buku keliling juga sambil belajar dan membaca, Nisa menyetorkan buku yg terjual. Nisa diberikan upah oleh Pak Abdul.
 
Besok harinya Nisa akan bantu jualan lagi. Nisa berharap bisa sekolah setelah uang terkumpul. Nisa menabung sedikit demi sedikit dari jualan bukunya. Ternyata tiba2 hujan turun saat berjualan buku. Krn kehujanan, buku yg dibawa bisa basah dan rusak. Bukunya sampai basah semua. Nisa sampai minta maaf ke Pak Abdul sambil nangis, tadi kehujanan. Nisa malah ingin mengganti tetapi Pak Abdul malah baik. Nisa tetap diberikan upah lebih, PAk Abdul ini kasihan dgn Nisa dan bisa maklumin bahwa ini bukan rejekinya. Nisa masih diperkenankan utk jualan keliling lagi.

Nisa berdoa dalam solatnya agar bisa mengumpulkan uang utk sekolah lagi, Nisa ingin jadi orang pintar agar kedua ortunya bangga kepadanya. Esok harinya Firza diantar oleh ayahnya ke SMP. Damar ini ada dinas, kata ayahnya nanti suruh ke rumah ibunya. Firza hari ini ada ujian Math tapi malas, malah memilih membolos. Nisa sudah bawa payung jadi ga kehujanan saat jualan. Nisa ternyata menemukan ada Firza tidak sekolah, Firza ini belum belajar tapi ada ulangan. Firza melarang Nisa utk ngadu ke ayah dan ibunya.

Nisa kali ini datang ke Pak Abdul, Nisa ikhlas masalah upah. Nisa ini tak perlu pikirin katanya, tetap akan diupah. Pak Abdul ini tetap baik kepada Nisa. Firza ini pulang ke ibunya, ibunya malah senang kalau Firza sering berkunjung. Firza kali ini minta fried chicken dan es teh manis, uang Ranti padahal tak cukup.

Uang Nisa sudah terkumpul banyak, Nisa ingin agar bisa sekolah lagi. Ranti ke kamar Nisa melihat ada celengan yg banyak uang, Ranti bingung ini duit Nisa dapat darimana, Nisa mengakui itu uangnya. Nisa mengaku selama ini jualan buku keliling, ditabung utk sekolah. Ranti ingin pakai utk kakak Nisa beli fried chicken. Nisa memandang dgn sedih, udah capek cari uang tapi utk makan enak kakaknya. Nisa hanya diberikan lauk berupa garam. Saat suruh cuci piring, Nisa memakan fried chicken meskipun hanya sisa.

Nisa berdoa ingin sekolah lagi, sudah besar nanti bisa sukses, bisa kerja dgn gaji besar agar ibunya tak perlu berjualan daster lagi. Esokan harinya Nisa berkeliling jualan buku, ternyata bertemu dgn gurunya. Kata Guru bahwa ikut ayah Nisa. Nisa mengaku bahwa kedua ortunya tak mau menyekolahkan, katanya anak perempuan tak boleh sekolah. Kata guru bahwa baik anak laki2 dan perempuan memiliki hak yg sama. Guru dan kepsek nanti akan berbicara kepada Ranti.

Kepsek dan Guru berbicara ke Ranti soal Nisa, masalah Nisa ini tak perlu dipikirkan soal biaya sekolah, jadi tak ada alasan soal Anisa tak bisa sekolah lagi. Kepsek dan Guru tau soal Nisa ini anak pintar, sayang jika tidak sekolah.

Nisa pulang sekolah membawa piala bahwa mendapatkan juara kelas, Ranti lebih senang itu piala jadi duit, prestasi Nisa pun tak dihargai sama sekali oleh ibunya, diucapkan selamat juga tidak. Nisa akan coba datang ke ayahnya memberitau soal juara kelas di sekolah,  Nisa berkata dapat beasiswa sampai lulus. Damar tak mengharapkan kedatangan Nisa, yg ada malah cuek. Damar malah ingin ajak Firza makan.

Nisa mengintip ke resto, melihat Firza makan enak. Firza ini naik kelas sebenarnya, Damar tau soal nilai Firza ini jelek, bisa naik kelas krn dikatrol oleh gurunya. Nisa ingin cepat besar agar bisa membanggakan ayah dan ibunya.

14 tahun kemudian, Firza malah asyik maen hp, sudah 7 tahun kuliah juga blm lulus, padahal Damar sebentar lagi pensiun. Dari dahulu Firza minta uang terus utk beli buku tapi tak ada hasil. Damar memiliki sakit jantung yg ternyata kumat, ingin cari obat jantung. Damar melihat ada surat dari kampus. Ternyata Firza memang sudah di-DO dari kampus, Firza tak pernah cerita sama sekali. Sakit jantung Damar kumat lalu pingsan di lantai.

Firza menunggui ayahnya di RS. Firza minta maaf, takut dan sudah putus asa jadi tak berani bilang ke ayahnya. Nisa pun yg sudah wisuda datang ke RS menjenguk ayahnya ini. Damar jadi salut kepada Nisa, bisa sekolah setinggi ini, Damar tanya siapa yg membiayai sekolah. Nisa ini dapat beasiswa. Ranti ikut datang ke RS menjenguk Damar. Dikira Ranti yg membiayai sekolah dan mendukung kuliah. Nisa bisa jadi sarjana krn usaha sendiri tanpa campur tangan. Ranti jadi malu kepada Nisa, Damar pun jg minta maaf kepada Nisa yg selalu disepelekan bahkan tak peduli biaya pendidikannya. Ranti malu tak bisa datang ke acara wisuda. Firza jadi bangga kepada Nisa, malu kepada Nisa. Firza selalu dimanja dan diharapkan jadi orang sukses tapi malah mengecewakan. Firza minta maaf kepada ayahnya yg terbaring di tempat tidur.

Beberapa waktu kemudian, Nisa datang ke toko Pak Abdul. Pak Abdul sudah tak mengenali, ternyata adalah Nisa yg dahulu jualan buku. Nisa malah menanyakan soal berapa biaya buku yg rusak krn kehujanan. Pak Abdul saja bahagia jika liat Nisa yg sukses. Lebih baik uang utk ibunya. Nisa lalu ingin borong buku2 Pak Abdul utk disumbangkan ke SD, untuk anak tak mampu.

Nisa mengajak ibunya pindah ke rumah dinas. Nisa mengingatkan wkt masih kecil, dalam kondisi apapun tak akan meninggalkan ibunya, saat itu Firza meninggalkannya bersama Damar. Calon suami Nisa nanti mensyaratkan bisa terima ibunya. Krn ibunya dahulu, dapat membentuk karakter Nisa hingga seperti sekarang ini. Ranti ingin mengambilkan sesuatu untuk Nisa yaitu berupa figura. Ranti cetak bingkai foto sebesar ini. Anggapan ibunya salah soal wanita tak perlu sekolah tinggi, krn kelak berumahtangga nanti, rumah akan jadi madrasah pertama bagi anak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online