PB RIDHO ORGTUA UTK ANAK YG DURHAKA (SAM)

PB RIDHO ORGTUA UTK ANAK YG DURHAKA (SAM)

Tayang: 31 Okt 2021

Pemain
Ghani : Faisal LIDA
Bu Hamidah : Dewi Affandi
Pak Amir : Arhinza
Ika : Saskiya Hidayat
Pak Marwan,Papa Ika : Abio Abie
Nanang..Riki Saputra
Alex Jonson...dokter
Alexander Benny...dokter


Pada suatu hari ada seorang bapak penjual pisang di pasar bernama Pak Amir, pisang tsb dipetik langsung dari kebunnya. Pak Amir ini memang kondisinya sudah sakit2an tetapi tetap semangat berdagang demi anaknya agar bisa kuliah dan menggapai cita2nya. Ghani ini kerap kali menyakiti hati kedua ortunya, tidak bersyukur apa yg telah diberikan, makan pun bosan dgn yg disediakan di meja. Saat belajar pun ibunya sering diteriakkan krn berisik dgn bunyi lagi mencuci dan gosok baju. Bu Hamidah tak terima dgn perlakuan anaknya yg kasar kepada dirinya dan Pak Amir, gimana pun Pak Amir tetap ikhlas dan sabar menjalani ini semua.

Pak Amir ini taat kepada ortunya dan hormat krn dahulu ortunya ini galak, Pak Amir adalah anak tunggal sama seperti Ghani. Bu Hamidah bertanya kenapa suamina tak galak seperti ortunya dahulu, Pak Amir tetap sabar menghadapi anaknya ini. Ghani yg setelah lulus ini diharapkan bahwa ortunya jadi tak bekerja lagi, Ghani malah keberatan, Pak Amir tetap konsisten untuk berdagang pisang.

Beberapa waktu kemudian, Ghani pun lulus jadi sarjana dgn nilai terbaik. Ghani malah ingin segera keluar dari rumahnya yg sumpek ini setelah dapat kerja, kedua ortunya tak rela jika ditinggalkan Ghani begitu saja. Ghani pun diterima bekerja di sebuah perusahaan di staff keuangan, pemilik perusahaan bernama Pak MArwan (Abio Abie) memiliki anak gadis bernama Ika. Ika ini lah yg akan menjadi teman dekat Ghani hingga mereka pacaran. Saat Ghani di jalan menjemput Ika, tak sengaja ada tukang pisang yg kelelahan di jalan, Ika kasihan kepada tukang pisang itu, Ghani meminta sopir jemputannya terus nge-gas mobilnya, Ghani takut ketahuan jika dirinya adalah anak seorang tukang pisang yg jualan di pasar.

Ghani ingin menjalin hubungan lebih serius lagi dgn Ika, tak hanya sekedar teman. Ghani ini berbohong di hadapan Ika dan papanya bahwa ortunya ini berada di luar kota, menjadi pengusaha perkebunan, Ghani tinggal di Jakarta sendiri ini mandiri.

Pak Amir yg saat jualan ini pernah pingsan di pasar, setelah dibawa ke RS ternyata menderita penyakit paru2 akut, ada flek di paru2nya. PAda suatu malam ini Bu Hamidah samperin Ghani ke kontrakan, meminta agar biayai pengobatan bapaknya tapi Ghani menolak. PAda saat itu Ika merasa ada dompet Ghani yg tertinggal, bertemu lah Ika dgn bu Hamidah, ibu dari Ghani. Bermula dari sini lah kebohongan Ghani ini terbongkar, Ghani menjadi anak yg durhaka, Ika ini sampai menjenguk bapak Ghani yg sakit.

Ika di rumah sedih menceritakan ke papanya soal Ghani ini berbohong soal keluarganya, ortunya bukan pengusaha perkebunan melainkan penjual pisang di pasar, Ghani mengakui ortunya ini. Ika gak mau memiliki calon suami yg durhaka kepada ortunya. Di kantor pun sikap Ika menjadi dingin dan jauh dari Ghani akibat kecewa dgn Ghani.

Ghani pulang ke rumah ortunya dgn marah, apa yg sudah dikatakan sampai Ika benci kepadanya. Ghani menyalahkan bapaknya yg jadi masalah maka jadi benci bapaknya. Bu Hamidah menegur sikap Ghani, meminta Ghani minta maaf ke bapaknya. Bu Hamidah jadi benci kepada Ghani yg tak bisa menghargainya. Pak Amir tetap sabar menghadapinya, memohon jangan sampai benci kepada Ghani.

Di suatu malam Ghani samperin Ika utk minta maaf, Ika malah menyuruh Ghani minta maaf ke kedua ortunya lalu pergi begitu saja. Pak Amir selalu percaya bahwa setiap anak ini dilahirkan dgn baik.

Di suatu siang ada seorang pria (Riki Saputra) memperhatikan lapak Pak Amir ini kosong, pria tsb biasa membeli pisang dari Pak Amir sampai menanyakan ke warung sebelah. Diketahui bahwa Pak Amir ini sakit lalu menanyakan alamat Pak Amir. Di suatu siang ada rentenir bernama Pak Samsul yg menagih hutang ke Pak Amir, Pak Amir ini berhutang 20 juta demi kuliahnya Ghani dgn menggadaikan sertifikat rumahnya. Jika tak bisa melunasi hutang beserta bunga maka akan disita. PAk Amir sudah diberikan wkt 4 thn tapi blm ada pencicilan pembayaran, mulai detik ini Pak Amir dan Bu Hamidah terusir dari rumah sendiri.

Kedua ortu Ghani sampai mampir ke kantor Ghani, bertemu lah dgn satpam kantor. Saat Ghani kerja, ada satpam kantor memberitau, hujan2 di jalan dan kedinginan. Ghani ternyata gak mau keluar, dari kejauhan ada Pak Marwan yg mendengar dan memantau. PA Marwan lah yg menhadapi ortu Ghani dan melayani dgn ramah, tak lama langsung pergi. Hingga beberapa waktu kemudian, Pak Marwan memberikan surat PHK kepada Ghani krn tak menghargai ortu, hanya krn masalah pribadi, Ghani merasa pintar dan dapat pekerjaan yg jauh lebih baik. Ghani berkata dgn angkuhnya. Ika jadi kecewa kepada Ghani, mulai saat ini Ika disuruh melupakan Ghani.

Ghani kesal di kontrakannya, menyalahkan bapaknya, kehilangan pekerjaan dan kehilangan Ika lalu jadi benci bapaknya. Pak Amir dan Bu Hamidah hingga malam hari luntanglantung tak memiliki tempat tinggal, Pak Amir ini sakitnya makin parah dan sudah tak kuat hingga tiba di depan masjid. Di masjid bertemu dgn pemuda yg mencarinya yaitu bernama Nanang. NAnang membawa Pak Amir dan Bu Hamidah ke rumahnya. Bu Hamidah bertanya siapa Nanang, Nanang ini punya pabrik roti yg isinya pisang, ortu Nanang sudah meninggal. Nanang yg bukan anak kandung saja begitu perhatian.

Ghani mencari ojeg di jalan krn harus melamar kerja dan datang lebih awal, tiba lah ada ojeg datang ternyata ojeg tsb oleng hingga mengalami kecelakaan krn remnya blong. Keadaan Ghani kritis, tak ada keluarga yg menjenguknya. Tasbih Pak Amir tiba-tiba putus saat kelar solat lalu teringat akan Ghani.

Pak Amir dan Bu Hamidah esokannya samperin Ghani ke kantor tetapi ternyata sudah ga kerja lg semenjak 2bulan lalu, entah kemana mereka mencari Ghani. Ika berpikir knp Ghani menyia-nyiakan ortu yg begitu baik.

Ghani bermimpi dlm tidurnya ada yg mengingatkan soal Ghani menyia-nyiakan ridho ortu, Ghani mendengar suara bapaknya di mimpi bahwa akan memaafkan Ghani, tak lama Ghani sadar dari komanya lalu memaksakan diri utk pergi mencari ortunya, di rumah lamanya ternyata udah ada penghuni baru yaitu Pak Samsul, rumah disita krn hutang, kata Pak Samsul bahwa utk biaya kuliah Ghani. Ghani ke masjid utk berdoa dan mohon ampun atas dosa yg dilakukan kepada kedua ortunya.

Ghani hanya memiliki foto kedua ortunya sbg petunjuk utk mencarinya, tak sengaja bertabrakan dgn seorang pria bernama Nanang yg ternyata mengenali foto tsb, katanya ada di rumah Nanang. Ghani pun datang ke rumah Nanang, bertemu kedua ortunya utk bersujud dan minta maaf krn jadi anak durhaka. Ghani berjanji ga akan pergi lagi.

Kini saatnya kedua ortu Ghani meninggalkan rumah Nanang, Ghani akan merawat kedua ortunya di kontrakan, Nanang pun dipersilahkan jika ada waktu bisa main ke kontrakan Ghani. Ghani hanya bisa ajak kedua ortunya di kontrakan kecil, Ghani janji akan cari kerja dan nanggung kehidupan kedua ortunya.

Ghani akhirnya diterima kerja di sebuah perusahaan, jadi ga sabar kshtau ortunya. Ghani di jalan ketemu Ika di jalan, katanya hbs interview dan dapat kerja, kedua ortunya sudah tinggal bersamanya. Ika senang mendengarnya, hatinya masih ada utk Ghani, Ika menunggu kedua ortu Ghani utk melamar Ika. Hingga akhirnya ortu Ghani melamarkan Ika utk Ghani. Ibunda Ika selama ga ada, maka Ika yg menemani Pak Marwan.

Beberapa waktu kemudian Ghani dan Ika akhirnya menikah juga, tiba-tiba Pak Amir merasakan sesak dada lalu meninggal dunia. Pak Amir berpesan agar Ghani mengazaninya saat meninggal. Ghani pun memenuhi permintaan alm bapaknya di makam saat bapaknya dimakamkan. Pak Amir adalah sosok ortu yg baik, Ghani bangga menjadi anak bapaknya. Kepergian adalah pukulan terbaik, sikap Ghani yg ga baik membuat dihantui rasa bersalah yg tak berkeping, hanya doa yg bisa dipanjatkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online