RBH Tangisan Sang Kakak

 RBH Tangisan Sang Kakak

Judul awal: RBH IBU SAKIT, AYAH PERGI AKU MENDERITA* (OLLA)

Tayang:24 Okt 2021

Pemain
Amel : _Jihan LIDA_
Bu Widya : _Linda Ramadhanty_
Vino : _Alessandro Giannini_
Ilham : _Sariel Afrak_
Alex Jonson...dokter
Joko Apriyono...dokter Ifan
Indah Purnama..istri dokter Ifan
Mira, pacar Ilham : Danti Nur
Hanna Soeratno..bu UStadzah

Amel berkeliling jual minuman keliling sementara Vino bekerja dgn tukang semir sepatu keliling. Mereka bekerja utk membelikan makanan utk ibu mereka. Bu Widya bekerja dgn menyetrika pakaian, pelanggan pada puas dgn hasil kerja Widya. Ilham ini  pengangguran dan hanya bisa merongrong hasil kerja istri dan anaknya.

Amel ini meski tidak sekolah masih suka belajar agar tak ketinggalan pelajaran. Widya ini sedang keluar ingin beli obat turun panas untuk Vino yg demam tapi ternyata melihat ada Ilham bersama perempuan lain. Ilham ini tak peduli dgn anak dan istrinya. Ilham pergi begitu saja bersama pacar barunya. Vino ini badannya semakin menggigil. Amel melihat ibunya diluar dgn menangis, Bu Widya tidak akan menceritakan bapak Amel dgn perempuan lain seolah tidak terjadi apa2.

Esokan paginya, Ilham ini datang dengan pacar barunya bernama Mira. Ilham ingin pergi bersama pacar barunya itu, Amel dan Widya berusaha mencegahnya. Bu Widya ini sedang mengandung anak Ilham. Ilham menyesal memiliki anak seperti anak2nya sekarang.

Bu Widya dgn kondisi hamil ini berjalan keliling jualan gorengan sementara anak2nya jadi tukang semir sepatu dan jadi pedagang asongan. Bu Widya yg lagi jualan tiba2 pusing lalu jatuh pingsan. Bayi dalam kandungan bu Widya tak dapat diselamatkan. Bu Widya harusnya di rumah dan tak kerja. Vino dari semalam belum makan, Vino coba memasak mie sendiri sampai terjadi kebakaran di dapur. Ibu kontrakan memarahi Vino dan ingin menuntut Vino krn menyebabkan rumah kontrakan kebakaran, ibu tsb tak peduli soal Vino masih kecil, suami dari ibu kontrakan datang meredakan amarah, Vino dan Amel terpaksa terusir dari kontrakan. Vino merasa bersalah kepada kakaknya. 

Vino dibawa Amel menjenguk ibu mereka di RS, Vino mengakui dirinya lagi bikin mie instan lalu kontrakan mengalami kebakaran, lalu Vino akan terancam masuk penjara tapi gak jadi. Vino bingung akan tinggal dimana setelah ibunya pulang.

Amel pergi keluar untuk bekerja, Vino disuruh tungguin ibu mereka, padahal ingin cari uang juga. Amel merasa bahwa cari uang adalah tugasnya saja. Amel berkeliling hingga tiba di bangunan, bertemu dgn pak Mandor. Tugasnya hanya bikin kopi untuk para pekerja di proyek dan angkat beberapa bahan bangunan proyek.

Amel bersama Vino dan Bu Widya berjalan entah akan tinggal dimana, uang Amel juga pas2an. Vino melihat ke arah orang yg akan bagi2 nasi kotak di masjid. Amel menegur adiknya yg ambil nasi kotak depan masjid lalu ibu ustadzah tsb memberikan nasi kotak itu kepada Amel dan Bu Widya. Amel meminta bu ustadzah utk izin tinggal di masjid ini di kamar belakang, tak masalah jika kamar kecil. Amel akan bayar uang sewanya, jika berkenan maka bisa bantu bersih2 masjid.

Beberapa minggu kemudian berlalu, Amel masih bekerja angkat2 bangunan proyek hingga tangan sakit dan terjatuh lalu istirahat sebentar, badan Amel pada pegal2. Amel diberikan upah oleh pak mandor. Amel melirik ke arah kelas dimana para siswa pada belajar, meski ga bisa ikut sekolah tapi bisa ikut belajar. Amel membawa buku tulis dan mencatatnya.

Amel bisa ikut pelajaran sekolah meski ngumpet2, Amel berharap bisa sekolah lagi setelah uangnya terkumpul. Tak lama Amel lihat bapaknya naek motor dan boncengan dgn pacarnya, Amel ingin ngejar tapi tak terkejar. Bu Widya lagi di masjid ini merasakan pusing hingga pingsan,Vino yg baru pulang semir sepatu baru menemukan ibunya pingsan lalu dilarikan ke RS dgn menggunakan gerobak.

ADa dokter yg menghampiri bernama Dokter Ifan, dokter menanyakan apakah ibunya sering mengeluh sakit, katanya terkena leukimia. Bu Widya ini harus kemoterapi, dokter menanyakan bapaknya kemana. Sejak awal Bu Widya hamil, memang merasakan pusing tapi dipikir hanya pusing biasa. Jadwal kemoterapi ini terlalu lama untuk Bu Widya, kata dokter Ifan yg memeriksa Bu Widya.  Bu Ustadzah mengusulkan utk galang dana agar dapat menolong ibu Amel.

Bu Ustadzah datang menjenguk Bu Widya, bu Ustadzah menanyakan soal video penggalangan dana yg diceritakan Amel. Bu Ustadzah yg mengambil video itu melalui kamera hpnya hingga pada viral di sosmed, para pemuda pada kasihan dgn ibu ini yg ditinggal suaminya ketika sedang sakit. Seminggu kemudian sudah berlalu, donasi biaya pengobatan bu Widya sudah terkumpul. Ilham melihat sosmed soal istrinya sakit dan orang pada menyumbang sebesar 85 juta. Krn video kemarin banyak orang baik yg membantu hingga bisa kemoterapi. Ilham tak lama datang menjenguk bu Widya setelah lihat video yg tersebar luas, Ilham modus sudah mencari2 ke rumah tapi tak tinggal di rumah itu. Ilham datang untuk minta maaf krn menyesal telah meninggalkan. Amel bertanya mengapa bapaknya ada disini setelah kejahatannya. Amel meminta bapaknya untuk pergi dari ruangan ini krn telah meninggalkannya atas kesalahannya. Ilham memohon utk diberikan kesempatan berubah, Ilham ini memohon2 sambil menangis.

Ilham mendorong kursi rodanya Widya, Ilham mengingatkan kenangan dahulu bersama Widya. Vino dan Amel senang melihat kedua ortunya seperti sudah akur.  Amel datang utk ke bank, bapaknya menawarkan utk mengambilkan uang itu agar Amel tetap menjaga ibunya. Ilham menasehati dan membujuk, takut Amel diincar penjahat, kalau begitu Amel langsung menyerahkan surat2 untuk diurus bapaknya. Ilham langsung senyum jahat. Amel menunggui bapaknya yg blm kembali ke RS.

Ilham ternyata kembali ke pacarnya membawa sekoper uang yg banyak, Ilham senang ternyata jadi kaya raya. Amel gelisah menunggui bapaknya yg belum jg kembali. Amel jadi berpikir yg tidak2. Amel cek rekening tabungan ke bank, transaksi dilakukan siang ini pengambilan 101juta dan hanya tersisa saldo minimum.

Amel kembali ke ruang rawat ibunya dgn sedih, Amel membicarakan soal bapaknya bawa semua uang pengobatan ibunya, Amel tak menyangka bapaknya melakukan semuanya. Bu Widya meyakinkan soal bapak Amel ini bertaubat, Amel coba hubungi bapaknya tapi nomor ga aktif. KEadaan ibu Amel ini tiba2 pingsan lalu memanggil dokter Ifan. Ternyata diperiksa bu Widya sudah tiada, dokter Ifan yg menyelesaikan administrasi. Dokter sudah berusaha tapi bu Widya tak bisa diselamatkan, dokter menyampaikan ke Vino dan Amel.

Amel dan Vino di makam ibu mereka bersama dokter Ifan sambil Amel sedih, Amel akan bekerja keras utk jadi orang sukses. Bu Ustadzah mengajak Amel utk pulang. Ifan ini di rumah bersama istrinya, menceritakan keadaan anak2 itu (Vino dan Amel), bapak mereka bawa kabur uang donasi, mereka sudah lama putus sekolah lalu tinggal di masjid Ifan memiliki ide utk mengadopsi Amel dan Vino. Ada Bu Ustadzah datang membawa bapak dan ibu dari dinsos utk bawa Amel dan Vino ke panti asuhan, bu ustadzah memohon agar Amel dan Vino tak dibawa. Kehidupan akan terjamin jika di panti, ada cara agar mempertahankan mereka yaitu meyakinkah pihak pengadilan yaitu sanggup utk merawat. bu Ustadzah saja masih tinggal di masjid, blm memberikan rumah yg layak. Vino dan Amel memohon agar tak dibawa ke panti asuhan. Vino dan Amel pun akhirnya dibawa dinsos ke panti asuhan.

Pada malam hari ada dokter Ifan dan istrinya datang ke masjid mencari Amel dan Vino menemui bu Ustadzah, ternyata mereka sudah dibawa dinsos utk dibawa ke panti. Ilham dan Mira sudah ga sabaran utk berlibur dgn uang yg banyak itu, mereka naik motor berboncengan hingga mengalami kecelakaan krn tertabrak mobil, keduanya telah meninggal.

Ada kedatangan kedua ortu asuh yg ingin cari anak laki2 utk diadopsi, mereka melirik ada anak di ujung sana (bernama Vino) yg manis dan ganteng, bapak tsb bernama Pak Andi. Pak Andi menawarkan utk tinggal di rumah, punya banyak mainan dan bisa main sepuasnya. Vino bertanya apakah kakaknya boleh ikut tetapi ternyata hanya Vino saja, Vino lantas menolak PAk Andi. Tak lama yg datang adalah dokter Ifan bersama istrinya, udah berapa hari ini dokter IFan mencari Vino dan Amel kemana2, dokter bersalah krn tak bisa menyelamatkan ibu mereka, mulai sekarang ini Ifan dan istrinya berjanji akan menjaga dan merawat Amel dan Vino, yaitu ingin mengadopsi Amel dan Vino. 

Amel, Vino dan kedua ortu baru pada berdoa di makam ortu Amel dan Vino. Dokter Ifan berjanji di hadapan makan alm Bu Widya bahwa akan merawat Amel dan Vino seperti anak sendiri. Bu Ustadzah senang melihat Amel dan Vino sudah diasuh oleh ortu angkat mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online