PB Anak Pemulung Beras Yang Sukses Menjadi Juragan Toko Sembako (Aca)

PB Anak Pemulung Beras Yang Sukses Menjadi Juragan Toko Sembako (Aca)

Tayang:17 Jan 2022

Sania Velova...Ellen
Unang Bagito...Pak Midun
Jihan Lida...Aulia
Putri El Zahra..Cantika
Ratna, anak Ellen
Enny Surachman...Bu Susi
Jedi Saputra...Pak Nasron
Ahmad Furqon.. preman suruhan Ratna
Asep Saefuloh... pemilik toko beras
Sarah Alesha.. pelanggan kuli pasar
Nenny Christine...guru Aulia
Wawan Ansori..bapak pembeli beras
Arief Yusuf...dokter

Ada seorang ibu bernama Bu Susi yg bekerja sehari-hari dgn memungut beras di pasar, Bu Susi ini merasakan pusing kepala saat memungut beras hingga jatuh pingsan, Bu Susi dibawa warga ke rumah, Bu Susi berpesan kepada Aulia utk jaga adiknya hingga akhirnya meninggal dunia. Bu Susi sempat memungut beras terakhir dan diserahkan oleh warga.

Pak Midun, Bapak Aulia/Cantika sudah menikah lagi dgn wanita kaya bernama Ellen, Midun tak bisa berbuat apa-apa krn menikahi Ellen tak membawa apa-apa, maka Ellen lah yg berkuasa di rumah itu, Ellen dan anaknya ga mengizinkan anak Midun tinggal di rumahnya.

Aulia berusaha utk mencari pekerjaan utk menyambung hidupnya bersama adiknya, Aulia datang ke pasar menawarkan bantuan utk jadi kuli panggul, ada preman yg mengintai dari jauh. Preman pasar merampas uang Aulia krn adalah area kekuasaannya. Aulia dilarang berada di area kekuasaannya.

Ellen bersama suaminya memiliki toko beras, suami Ellen sempat berobat dahulu krn dadanya sakit, uang setoran kurang krn terpakai suaminya berobat. Aulia lewat di depan toko beras, berpikir utk memulung beras seperti ibunya, ternyata toko beras milik Ellen. Aulia diperkenankan utk memunguti beras itu, ga boleh ambil dari beras yg diwadahi. Ratna memerhatikan Aulia yg memungut beras itu menggantikan ibu Aulia.

Makanan sisa yg banyak di rumah Ellen tak diperkenankan oleh Ellen utk dikasih ke anak suami Ellen. Bapak Cantika/Aulia memikirkan mereka makan apa di rumahnya.

Guru Aulia datang ke rumah menegur Aulia yg ga datang ke sekolah lagi, Aulia menjelaskan keadaannya. Masalah biaya kata guru bahwa mendapatkan beasiswa penuh.

Aulia yg lewat di pasar memperhatikan ada beras berserakan dan minta izin utk memungut beras. Aulia datang ke seorang bapak (Wawan Ansori) menawarkan utk ke peternakan, Aulia mendapatkan uang itu, ketika ada nenek miskin yg minta sedekah, Aulia menyedekahkan uang itu.

Aulia baru saja lulus sekolah SMA, Cantika juga baru lulus SMP. Aulia berharap bisa dapat kerja dgn ijazah yg dimiliki. Aulia mencari pekerjaan ternyata susah juga, Aulia melirik ke toko sembako yg ramai krn bapak tsb kerepotan, bapak itu bernama Pak Nasron. Kebetulan sedang membutuhkan karyawan di saat yg tepat.

Midun menjaga toko beras, ketika mencolokkan ke stop kontak utk pasang kipas angin, lalu mengalami korsleting hingga toko beras mengalami kebakaran lalu suami Ellen disalahkan Ellen dan Ratna.

Aulia yg mengambil sesuatu dan terjatuh ternyata ditangkap oleh Robi, Robi ini kebetulan baru pulang kerja. Robi diperkenalkan oleh Pak Nasron sbg anaknya. Suami Ellen meminta Ellen utk mengantarnya ke dokter, padahal sudah menumpang hidup, Ratna menyarankan ibunya agar mengusir bapak tirinya, Ellen mengusir suaminya dari rumah, lalu akan urus surat perpisahannya.

Bapak Cantika/Aulia merasakan sesak dada hingga pingsan di jalan, Aulia menemukan bapaknya pingsan lalu membawanya ke RS. Pak Midun mengalami sakit paru-paru akut. pak Midun memberitahu jika sudah diusir Ellen dan sudah pisah. Aulia mempersilakan bapaknya utk tinggal bersama di rumah, anak yg selama ini disia-siakan mau mengurusnya, istri yg dipuja malah mengusir dgn kejam.

Aulia membawa bapaknya pulang ke rumah, Cantika kaget liat bapaknya. Cantika masih kecewa dgn bapaknya, setelah pisah maka baru ingat pulang ke rumah. Cantika masih sulit memaafkan bapaknya, Pak Midun ga enak jika dibawa pulang. Aulia menegur sikap adiknya, mengingatkan pesan almh ibu mereka agar berbakti kepada bapak mereka.

Ketika Aulia berangkat kerja, Cantika langsung memarahi bapaknya yg ga pantas utk pulang lagi ke rumah. Pak Midun sedih jika dibenci oleh anaknya. Aulia tak lama datang ketemu Ratna di pasar, menegur bahwa harusnya ibunya memperlakukan dgn baik, tak lama ada Robi yg kebetulan datang. Ratna ga nyangka Aulia saling kenal dgn Ratna, adik kandung yg ga pernah serumah, Ratna adalah adik kelas Robi di sekolah. Ratna baru tau jika Aulia kerja di toko sembako Robi, Ratna ga suka jika Aulia dekat dgn Robi.

Cantika sempat mengeluh soal pengeluaran bertambah krn bapak mereka, Aulia sempat memberi nasehat kepada adiknya agar ga perhitungan kepada ortu mereka.

Di toko Pak Nasron ada seorang bapak preman yg ingin beli mie instan sekardus, saat Aulia ke belakang maka bapak preman itu mengambil uang dari laci. Pak Nasron kebetulan datang mengecek laci warungnya ga ada, Aulia dilarang kerja lg jika ga ganti uangnya, Ratna senang melihatnya jika bapak Robi ga percaya kepada Aulia.

Robi datang memperhatikan Aulia, katanya Aulia baru dipecat atas kesalahannya. Robi bertanya mengapa pecat Aulia, kata bapaknya bahwa Aulia ini ceroboh.

Pak Midun mendengar percakapan anak-anaknya, mengetahui Aulia baru dipecat, Pak Midun yg ga enak maka ingin pergi dari rumah sebelum anak-anaknya melihatnya. Aulia cek ke kamar bapaknya ternyata bapaknya sudah pergi. Cantika membiarkan bapaknya pergi begitu saja, Aulia lah yg mencari bapaknya pergi dgn keadaan sakit-sakitan. Pak Midun pingsan di jalan saat kabur, Aulia menemukan bapaknya pingsan di jalan.

Dokter memeriksa kesehatan Pak Midun. Cantika biasa saja tak terlihat panik. Kata dokter ada banyak cairan yg memenuhi paru-paru pasien dan harus dilakukan operasi utk mengeluarkan cairan tsb.

Robi melihat ada preman yg sekongkol dgn Ratna, katanya uang dari warung Pak Nasron, Robi datang dari belakang utk merampas uang tsb. Robi bisa saja melaporkan Ratna dan kawannya ke polisi, Robi ga akan melaporkan jika Ratna datang kepadanya. Pedagang warung lain memberikan rekaman cctv bahwa ada orang yg ambil uang di warung Pak Nasron. Robi datang ke warung bapaknya, berhasil rebut uangnya dan mengetahui dalangnya, Pak Nasron sudah salah menuduh Aulia lalu minta Robi menemui Aulia.

Robi dan bapaknya datang ke rumah Aulia. Kata ibu warga bahwa bapak Aulia sedang sakit keras lalu bapaknya dirawat di RS, Robi dan bapaknya menyusul ke RS.

Aulia bingung kemana mencari biaya operasi bapaknya, Cantika menyesal jika sinis kepada bapaknya, tak lama Robi dan Pak Nasron datang. Pak Nasron tau jika Aulia tak bersalah, lalu minta maaf. Pak Nasron akan bantu biaya pengobatan bapak Aulia agar bisa dioperasi.

Seminggu kemudian berlalu, Pak Nasron sudah pulang lagi ke rumah. Cantika senang bapaknya kembali sehat lalu minta maaf kepada bapaknya.

Aulia kembali ke warung Pak Nasron, Pak Nasron ingin meminjamkan modal agar Aulia bisa buka toko sembako sendiri. Pak Midun senang mendengar hal itu.

Ellen dan Ratna terpaksa meninggalkan rumahnya sendiri, harta sudah habis semua. Hutang tak dapat dilunasi. Sementara Aulia sudah buka toko sembako sendiri bersama Cantika dan Pak Midun.

Ratna dan ibunya luntang-lantung di jalan, Ratna harusnya nanggung hidup ibunya. Ratna kesal dan mau pergi begitu saja, Ratna tertabrak mobil, sempat minta maaf dan pingsan, ternyata baru meninggal. Ellen menangisi Ratna di makamnya, Ellen merasa sendirian.

Setahun kemudian berlalu, Aulia resmi membuka agen resmi sembako dgn dihadiri para warga, ada Robi dan bapaknya juga. Dgn ini bisa mendapatkan sembako dgn harga terjangkau. Pak Nasron senang melihat usaha Aulia yg berkembang. Aulia dapat mengembalikan modal ke Pak Nasron. Aulia bersama bapak dan adiknya datang ke masjid, memberikan uang ke pak Ustad utk renovasi masjid.

Ellen kini menjadi gembel yg kelaparan dan sakit-sakitan, Pak Midun menemukan Ellen dan menegurnya. Ellen berkata ga punya apa-apa, Ratna sudah meninggal. Ellen selama ini tinggal di kolong jembatan, kadang di teras rumah. Aulia menawarkan Ellen utk tinggal di rumahnya, Ellen merasa tak enak mendapatkan belas kasihan, Ellen pamit begitu saja. Pak Midun berkata jika ingin datang,pintu rumah terbuka utk Ellen.

Hidup seperti roda yg berputar, ketika diatas jangan pernah sombong, begitu jg sebaliknya, kunci kebahagiaan adalah sederhana, nikmati dan syukuri, maka buahnya akan terasa manis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online