PB Buruh Petik Nanas Bisu Yg Mengabdikan Dirinya Menjadi Pelayan Masjid (Irhasani)

 PB Buruh Petik Nanas Bisu Yg Mengabdikan Dirinya Menjadi Pelayan Masjid
(Irhasani)

Siddiq Eduard...Salman
Yati Surrachman...Nek Aminah
Vidya Ully..Hetty
Ade Setiawan...Ardi
Annisa Hasyim...Juragan Nina
Istralian Balenk...Mang Asep
Harry Jambsky...rentenir
Muhammad Baharmi...rentenir

Ada seorang pemuda bisu di masjid,ada ibu bertanya tempat wudhu dan tempat solat wanita, pemuda tsb menunjukkan dgn bahasa isyarat, ada yg tanya pom bensin terdekat pun dikasih tau dgn ditulis di kertas. Hetty, ibu Salman menyia2kan Salman waktu berumur 2 tahun, ini krn Salman bisu makanya Hetty ingin memutuskan pergi meninggalkan, gak lama suaminya meninggal. Bahkan harusnya meninggal dalam kandungan.

Ada juragan Nina ngomel krn Nek Aminah dan Salman tidak full kerja di kebon, bahkan meminta suaminya meminta potong upahnya, Ardi ini selalu membela Nek Aminah dan Salman. Semua uang di celengan ditabungin oleh Salman, utk komunikasi ke neneknya, Salman menabung utk memberangkatkan neneknya umroh.

Nek Aminah ini jalan tak hati2 hingga ditegur Istri, Ardi memperbolehkan Salman melayani di masjid ketika waktunya tiba. Nina memarahi Nek Aminah krn salah petik, mata kurang awas jika sudah sore. Jangan biarkan Salman ke masjid, nanas muda ini banyak salah petik. Ada pegawai lain yg memperhatikan juragan Nina memarahi Nek Aminah dan Salman, bahkan dilarang mengadu ke Ardi. Mereka tak akan diupah sesen pun hingga dapat mengganti kerugiannya.

Nek Aminah memasak tumis nanas di rumah, tak lama Nek Aminah terjatuh pingsan setelah itu. Salman meminta pertolongan warga sekitar, di saat itu ada yg mengincar celengan Salman utk memanfaatkan keadaan ketika perhatian Salman ke neneknya.

Ardi bertanya ke Mang Asep soal Nek Aminah yg tak terlihat, Mang Asep menceritakan soal Nek Aminah kecapekan krn kerja hingga magrib. Mang Asep ingin bicara tapi takut Ardi marah, akhirnya membisikkan sesuatu. Mang Asep memang melihat Salman dan neneknya dimarahi.

Salman ke ruang tamu yg biasanya, tak melihat ada celengannya di tempat biasa, Salman mencari2 sampai ke teras rumah. Salman ini menangis di rumah, terlihat Ardi yg datang mengetahui ada apa, Ardi akan memberikan uang, tadinya utk beli sembako. Salman menulis bahwa tak mau memiliki hutang. Ardi memberikan uang banyak dan beras sbg upah yg blm dibayar istrinya.

Beberapa waktu kemudian Hetty ini datang ke rumah utk pulang, Salman bertanya ini siapa, ternyata ibunya. Hetty berkata anaknya cakep tapi sayangnya tak bisa bicara. Hetty memutuskan utk tinggal di rumah. Salman menyuapi neneknya yg sedang sakit.

Nina memperhatikan ada Salman sedang memilah beras, ini lah menyebabkan rugi. Salman berkata bahwa ini standar dari juragan Ardi. Hetty tiba2 datang, langsung membela Salman dan anaknya. Hetty sampai berantem dgn Nina, untung ada Ardi yg melerai. Nina meminta Ardi utk pecat Salman dan neneknya tetapi tak mau. Hetty mengusulkan utk buka warung utk oleh2 yg pengunjung kampung datang. Hetty sampai bawa sertifikat rumah ibunya utk modal usaha, kepada rentenir. 

Beberapa waktu kemudian, dibuka lah kios buah oleh Hetty. Hetty mengarahkan ibu dan anaknya utk menata buah2an di kios. Hingga tibanya azan, Salman tak lupa untuk ke masjid tetapi ibunya sempat mencegat, padahal kerjaan di kios belum beres. Hetty berbicara utk apa lama2 di masjid krn tak dapat apa2, Nek Aminah menegurnya. Hetty berkata ga ingin miskin seperti bapak Salman. 15 tahun lalu memang Hetty pergi tanpa kabar. Salman ini memang selama ini diejek, hanya masjid yg tempat yg mau menerimanya.

Barang siapa yg menjadikan dunia sbg fokus utamanya, maka Allah akan mencerai beraikan. Salman mendengar dakwah di masjid. Ardi yg di masjid ini bertanya mengapa tak ke kebun lagi. Salman menulis bahwa disuruh buka kios oleh ibunya krn patuh kepada ibunya. Ardi bisa memaklumi hal ini.

Bisnis buah ini lancar, Hetty senang begitu saja. Nek Aminah mengingatkan agar tak takabur. Nina lewat di toko buah tetapi merasa tak level, Hetty langsung ajak ribut kepada Nina yg bikin masalah, Nek Aminah berusaha melerainya. Nina menyumpahi toko Hetty cepat bangkrut sedangkan Hetty nyumpahin kebunnya kena hama dan babi hutan.

Ada 2 orang preman yg mendapatkan telp dan tugas dari Nina untuk mengeksekusi sesuatu. Nina keluar malam2 ini hp ketinggalan, Nina memergoki ada maling lalu Nina berteriak rampok tetapi malah terdorong hingga pingsan dan kepala terbentur hingga berdarah.

Hetty ini baru berobat dari RS dgn diantar oleh Salman, tak lama 2 preman rentenir ini menemukan Hetty, mereka tau soal kios kerampokan dan kebakaran, rentenir itu tetap gak mau tau, urusan cicilan harus berjalan. Tak lama Hetty bawa koper malam2, utk meminta orang ke kota yg memodali. Hetty ingin cari pemodal lain. Hetty terkesan serakah belum beres masalah pemodal, cari pemodal yg lain. Katanya Salman tak bisa apa2 seperti bapaknya ini.

Beberapa waktu kemudian ada kedua rentenir yg menagih hutang, dikira Nek Aminah adalah pemodal, tetapi Hetty meminjam uang dgn menjaminkan sertifikat rumah, padahal tak pernah mengizinkan. Hetty ternyata malah menipunya. Padahal Nek Aminah tak pernah mengizinkan. Jika tak membayar hutang maka rumah akan disita.

Nek Aminah meminta Ardi utk kembali bekerja di kebun, Ardi tentu mengizinkan. Nina sendiri datang tak akan mengizinkan lagi. Nina sendiri tak akan memaafkan Nek Aminah yg tak pamit. Nina ingin pisah dari Ardi jika masih menerima Nek Aminah dan Salman. Salman tak akan menyerah, menyarankan neneknya cari pekerjaan lain. Sudah cari kesana kemari tapi tak ada menerima. Salman menulisnya bahwa harus ikhlas, rumah disita rentenir pun ikhlas. Beruntung Ardi ketemu Nek Aminah di jalan, sebelumnya minta maaf krn tak bisa kerja di kebunnya. Ardi memberikan segepok uang utk modal usaha dan melanjutkan kios yg ditinggalkan Hetty.

Beberapa hari kemudian, kios buah dibuka kembali dgn Nek Aminah dan Salman yg melayani pembeli. Para konsumen pun pada ramai dilayani oleh Nek Aminah. Pedagang laen ada yg iri, krn Salman dan Nek Aminah mengambil untung secara syariah. Para pedagang takut rugi, Nek Aminah harus mengikuti tata cara para pedagang itu, padahal Nek Aminah biasa menggunakan cara Rasulullah.

Nek Aminah dan Salman datang malam2 ke rumah Ardi utk beli nanas juragan Ardi tetapi Ardi ini lagi gagal panen hingga nanas dimakani ulat, Ardi tak punya nanas lagi. Nina mengintip dari jauh, mendengar ucapan terima kasih kepada Ardi yg memberikan modal usaha. Nina kesal suaminya memberikan modal cuma2 tanpa persetujuan.

Nina tiba2 menagih hutang kepada Nek Aminah dan Salman di kios atau bunganya akan bertambah. Salman terus menenangkan selalu ada kemudahan dari kesulitan. PAdahal baru aja cicil hutang ke rentenir. Salman yakin akan janji Allah, mendoakan agar dilancarkan rejeki. Salman mengadu kepada Allah utk jalan melunasi hutang tsb.

Pas Salman datang, ada ibu dari kota yg ingin beli nanas banyak untuk export, ibu itu bernama Ayu. Dapat rekomendasi dari tmannya soal nanas disini bagus, ibu itu ingin membeli 50 kuintal. Bu Ayu ingin datang lagi utk mengambil nanas itu dgn diberikan uang DP. Pedagang laen melihatnya kesal, ini lah kesempatan utk menghancurkan Nek Aminah dan Salman.

Pada suatu subuh ini Salman memesan nanas borongan utk dijual lagi. Ada hal penting dari sekedar melunasi hutang, yaitu bersyukur, Salman lalu menutup kiosnya. Saat Salman pergi, ada 3 pedagang yg berusaha memmbuka kios Salman lalu menggotong kotak nanas itu. Ketika Salman buka kios lalu kaget melihat nanasnya ini hilang. Semalam padahal Salman sudah merapikan, kebetulan Bu Ayu datang dgn mobilnya utk mengambil nanas. Nek Aminah menjawab bahwa nanas dan buah2an lainnya hilang, para pedagang mengompori dan menimpali bahwa pasti uang tsb dipakai untuk hutang, Salman berusaha membela bahwa semua itu tak benar, Salman harus dibawa ke kantor polisi dan terpaksa diseret oleh para pedagang dan Ayu. Lalu Nek Aminah mendatangi ke ARdi yg di kebun, Salman ditangkap polisi. Nek Aminah menceritakan hal sebenarnya. 

Ardi langsung memanggil Nina, bertanya mengapa menagih uang ke Nina yg dikasih oleh Nek Aminah dan Salman. Ardi ingin membebaskan Salman. Lalu pada akhirnya Salman dibebaskan oleh Ardi. Ardi ini adalah malaikat yg diutus utk membantu. Salman kembali berdagang lagi tetapi blm ada yg mau beli, Salman menduga apa krn pernah dipenjara. Salman beranjak ke masjid, para pedagang hanya bisa mengatakan syukurin tak ada yg mau berbelanja.

Nek Aminah mengolah nanas yg terlalu matang utk dijadikan dodol agar tak mubazir. Di kiosnya ini Salman dan neneknya mulai berjualan dodol, ternyata dodol ini enak, ada yg membelinya. Ibu laen juga penasaran utk coba lalu berminat utk membelinya.

Beberapa minggu kemudian, Ardi ini terbaring di RS. Ardi hanya bisa zikir saja. Perkebunan sudah bangkrut kini Ardi sakit dan tak sembuh2. Nina hanya bisa mengomel saja. Pinjaman di bank hampir habis utk mengobati Ardi. Ardi ini hanya bisa ikhlas akan semuanya jika harta habis. Ardi mengingatkan istrinya agar tak durhaka kepada Allah. Nina memutuskan utk jual rumah lalu meninggalkan Ardi utk hidup baru lagi.

Para pedagang kesal, Nek Aminah dan Salman sudah bisa dagang lagi dgn produknya dodol nanas. Nina sementara ketemuan dgn orang utk menjual rumah dgn amplop coklat. Saat Nina berjalan ada jambret yg merampas uangnya, Nina ingin mengejar tetapi tertabrak mobil.

Beberapa hari kemudian, Ardi diajak tinggal bersama Nek Aminah dan Salman, Salman memang menjemput Ardi dari RS. Tak lama ada kedua bapak2 datang, menyerahkan surat dari kantor yaitu surat peringatan utk melunasi hutang. Salman berusaha untuk membantu Ardi, dodol nanas banyak peminat hingga bisa menyisihkan uangnya. 

Ardi ini ingin bicara penting kepada Salman dan Nek Aminah, Ardi ingin membuat keputusan bahwa tak bisa tinggal di kampung ini, kembali ke kampung asalnya utk memulai hidup baru. Nek Aminah menanyakan kebun, maka akan diserahkan kepada Nek Aminah dan Salman, utk hasil bisa cicilan hutang di bank. Ini sudah keputusan Ardi, Salman bisa memegang amanah.

Beberapa wkt kemudian, Salman aktif menggarap ladang di sawah, mengelola kios dan tetap jadi pelayan masjid. Buah nanasnya bagus2 kata beberapa petani. Tak lama ada 3 pedagang yg waktu itu jahilin Salman, mereka memanggil Salman. Mereka ingin bantu jual nanas, nanas ini tak akan dijual krn akan dibuat dodol, mereka para pedagang ini kesal krn tak mau bagi rejeki. Mereka tak akan tinggal diam dgn penolakan, Mang Asep ini datang membela Salman.

Pada suatu malam ada 3 pedagang waktu itu mencuri nanas, ada tim ronda bersama Salman memergoki ada maling, Mang Asep juga melihatnya. Lalu diringkus lah para maling itu. Minta buka topengnya, ternyata ketiga pedagang itu. Salman menghentikannya, Salman sudah memaafkan krn punya keluarga, gimana nasib keluarganya jika ditahan. Salman bisa memaafkan, proses hukum harus tetap berjalan agar sadar sesadarnya kata Mang Asep. Mang Asep lah yg akan bawa para 3 pedagang tsb ke kantor polisi.

Beberapa waktu kemudian, Salman masih jadi pelayan masjid dgn berpakaian putih rapi. Ardi akhirnya datang ke masjid, Salman sudah melunasi hutang Ardi krn pihak bank menelepon. Ardi datang hanya ingin memberikan sertifikat ke Salman, kebun itu adalah milik Salman krn berhasil melunasi hutang Ardi. Ardi menyarankan Salman utk melunasi hutang yg lain, Ardi dengar dan tau soal ingin memberangkatkan Salman pergi umroh, Ardi yakin bahwa Salman bisa memberangkatkan neneknya umroh krn Salman adalah pengusaha dan pemilik kebun. Salman berharap neneknya bisa berangkat ibunya. Hetty emang selama ini menghilang, diharapkan segera ketemu. Salman tak pernah melupakan ibunya meski tak tau kapan pulang. Nek Aminah langsung memeluk Salman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online