Perjuangan Anak Penjual Gula Aren yang Ingin Bertemu Ibu Kandungnya - Pintu Berkah (Toto Hoedi)

 Perjuangan Anak Penjual Gula Aren yang Ingin Bertemu Ibu Kandungnya - Pintu Berkah (Toto Hoedi)

Tayang: 15 Jun 2022

Semenjak Sang Ayah Meninggal Amara dan Ibunya Bertahan Hidup dengan Berjualan Gula Aren
Amara Berjualan dengan Sungguh - Sungguh, Demi Untuk Menghidupi Dirinya dan Sang Ibu


Aulia DA..Amara
Raslina Rasidin..nenek Ijjah, nenek Amara
Delia Alena..Yuni
Anggie Merdianty..Sinta
Ade Setiawan..Abdul
Rendy Penna..Johan
Hilman Ross..Pak Tahir
Nickma Fadhil..dokter
Agus Sahlan..ayah Sinta
Rosita Simatupang..ibu Sinta
Muhammad Baharmi..debt collector
Arief Yusuf..marbot masjid
Hermalinda Azka..dokter

Ada seorang bapak bernama Abdul yg memanjat pohon nira untuk memanen tetapi terjatuh, Amara yg membawakan makanan melihat ada bapaknya terbaring krn jatuh dari pohon. Abdul bingung untuk bekerja krn tangannya ini patah. Amara menawarkan untuk memanjat pohon utk memanen nira. Pak Abdul memberi pengarahan kepada Amara ttg cara memanen nira.

Ada Pak Tahir yg menyelonong masuk langsung nyinyir soal Abdul, agar tidak sembuh2 tangannya yg patah, sehingga Pak Tahir tidak memiliki saingan lagi dalam memanen aren. Amara mengolah aren di dapur bersama neneknya utk dijual. Pak Abdul menyarankan Amara utk sekolah.  Mak Ijah ga bisa jual adonan arennya ke pasar krn jelek. Pak Tahir ini malah menyindir soal dagangan aren Mak Ijjah yg jelek sambil ketawa2.

Amara memperhatikan anak sekolah yg dibekel dan dimasakin ibunya, diantar ke sekolah. Amara ini ga pernah merasakan kasih sayang ibunya sama sekali. Pak Abdul meski keadaan patah tangan tetap mengaduk nira. Amara memanen nira dari pohon ini pada tumpah dari jirigen. Abdul masih mensyukuri maknya ini dapat bayaran sedikit, ga lama Amara datang dgn murung krn niranya tumpah.

Pak Abdul masih bisa nyetir motor meski dgn tangan 1, mengantar Amara ke sekolah. Tiba2 saja motornya mengalami kecelakaan. Mak Ijjah menanyakan anak dan cucunya, cucu Mak Ijjah membutuhkan tranfusi darah B, ga lama ada seorang ibu yg mendengar bahwa ingin donor darah kepada cucu Mak Ijjah. Kondisi Pak Abdul dalam keadaan kritis kata dokter yg meriksa. Abdul ini baru sadar utk minta maaf kepada Amara krn membohongi Amara bahwa sebenarnya ibu Amara ini masih hidup. Abdul terpaksa pisah dari ibu Amara. Beberapa tahun yg lalu ada Yuni dan Abdul memberikan bayi ke seorang ibu bernama Sinta. Ga lama kemudian ayah Sinta meminta Sinta utk meninggalkan suaminya yg bernama Abdul lalu menikah dgn lelaki pilihan ayah Sinta, gimanapun Abdul adalah anak dari Sinta. Sinta menyerahkan bayi (Amara) kepada Abdul utk dirawat. Sinta memberikan kalung kepada Abdul, suatu saat bisa bersama2 lagi. Yuni ingin ajak nikah dgn Abdul tetapi Abdul malah menolaknya, Abdul bawa koper lalu mengurus anaknya sendiri. Yuni ini memang merebut Abdul dari Sinta. Abdul berbohong kepada Amara bahwa ibu Amara sudah meninggal, Abdul memberikan kalung yg dititipkan ibu Amara. Abdul gak lama meninggal dunia.

Dulu Abdul merantau 5 thn, tau2 Abdul membawa Amara di hadapan Nek Ijjah, nek Ijjah memang blm tau gimana rupa ibu kandung Amara. Amara mencari kalung peninggalan ibunya seperti yg diberitau alm ayahnya. Di suatu jalan ada Yuni yg berlari ngos2an, gara2 Johan jadi dikejar debt collector. Yuni ini berlari sampai di TPU. Yuni ini ke makam memperhatikan ke makam ada Nek Ijjah, ternyata Abdul ini sudah meninggal, Yuni akan memanfaatkan kesempatan utk menikmati harta peninggalan Abdul, Yuni mengenali anak itu anak Abdul 14 tahun yg lalu. Amara sama sekali tidak mengenali Yuni, Yuni mengakui sbg istri Pak Abdul yg habis merantau jadi TKW, Yuni menjadi seolah2 seperti ibu kandung Amara. Yuni memanfaatkan utk menumpang hidup. Amara menunjukkan liontin ini kepada Yuni, menanyakan utk pasangan liontin ini krn ini dititipkan bapaknya. Yuni mengakui sudah menggadaikan ke temannya ini.

Amara menyuruh ibunya berjualan gula aren tetapi malah Yuni ini menolak, Amara ini sedang akan mengurus gula aren. Yuni melihat masakan di meja ini masakannya begini saja, Abdul masih saja miskin dari dahulu, Yuni akan balas dendam utk membuat hidup Amara ini sengsara. 

Pak Tahir memperhatikan Abdul sudah tiada tetapi Nek Ijjah ini semangat jualannya, sementara Amara yg sudah sampai gerbang sekolah ini datang telat hingga ga dibukakan pintu oleh satpam sekolah. Yuni mengetahui Amara pulang lagi krn telat, malah menyarankan Amara agar ga sekolah lagi, Yuni ini gak mau disuruh Amara utk bantuin olah gula aren. Amara bingung mengapa Yuni yg dianggap ibunya malah bersikap begini, adanya suka marah2 dan nyuruh2 saja.

Di sebuah pasar ada ibu2 yg mengicip gula aren Nek Ijjah yg ternyata pahit, ga ada manisnya, gulanya ini gosong. Pak Tahir memanfaatkan kesempatan utk menawarkan gula arennya yg berkualitas. Pekerjaan olah aren belum selesai, masih ada pohon nira yg harus dipanen, Yuni malah menolak permintaan Amara utk bantu olah aren, Yuni malah ingin pergi. 

Yuni ini kesal dgn hidup di rumah Amara, mana Abdul ini miskin. Yuni berpikir gimana hidup enak, ternyata di kejauhan datang lah Johan. Yuni marah kepada Johan krn menyebabkan dikejar2 debt collector. Yuni ingin Johan berjanji utk menikahinya secepatnya. Nek Ijjah menangis di rumah krn ada yg fitnah bahwa gula arennya yg manis ini dianggap pahit. Yuni ini tiba2 menagih hasil jualan, Nek Ijjah berkata bahwa pelanggan gak mau beli gula aren, Amara membenarkan ucapan neneknya ini. Yuni gak mau tau, bahwa gula di rumah ini harus laku semua.

Yuni ini malah mengeluh soal makanan di rumah ini nasi tempe orek dan kaang panjang, inginnya makan daging. Yuni berkata bahwa percuma kerja capek2 jadi TKW utk kirim ke Abdul tetapi ga menikmati hasilnya, Amara ga tau sama sekali soal ibunya jadi TKW, Yuni malah melarang Amara utk sekolah. Yuni merasa jadi kepala keluarga di rumah Abdul dan ga ada satu orang pun yg bisa melawan.

Tidak ada yg bisa bantu untuk cetak dan olah gula aren, Amara kerja sendirian memanjat dan memanen nira. Yuni hanya bisa ngomel2 saja krn kerja Amara dan neneknya ini lelet. Nek Ijjah gak mau jualan di pasar krn sudah difitnah, Yuni gak mau tau bahwa aren harus habis dan nek Ijjah ini harus mental baja, jika pergi sampai malam ga ada yg cetak gula aren. Yuni sendiri ga mau membantu.

Amara berkeliling jualan gula aren, Nek Ijjah di pasar. Pak Tahir diam2 menelepon utk menjalankan rencananya. Ada seorang nenek yg kepalanya pusing, perut lapar,Nek Ijjah ga ada uang tetapi nenek itu minta gula arennya saja, tiba2 nenek itu pingsan hingga gula aren Nek Ijjah jatuh berhamburan. Di rumah ini Yuni meminta setoran uang kepada Amara, tetapi masih kurang, berikutnya giliran Nek Ijjah yg diminta, katanya ada pengemis yg menjatuhkan gula arennya.

Amara berbicara kepada neneknya soal Yuni yg dianggap sbg ibunya, nek Ijjah hanya berkata utk mendoakan Yuni sbg ibu kandung agar diberikan hidayah dan kesadaran. Amara berjualan gula aren dgn ditemani oleh neneknya, kepala Nek Ijjah ini pusing dan akan turun hujan, lalu mereka beristirahat di masjid terdekat.

Ada seorang ibu yg memperhatikan Amara ini ga bersekolah, ibu ini (bernama Sinta) ingin membeli gula aren Amara semuanya, gula aren 10 kg diborong, harga 150ribu tetapi diberikan lebih oleh Sinta. Sementara di rumah ini Yuni menunggui Amara dan neneknya yg blm pulang, Yuni langsung menagih uang jualannya semua, padahal butuh utk biaya sekolah. Yuni malah ngeloyor pergi utk jalan2.

Yuni samperin Johan memberikan uang untuk melunasi hutang Johan, Johan sampai saat ini dikejar2 debt collector, Yuni akan usahakan sisanya ini. Di kamar ini Amara menggigil demam. Yuni sendiri ga peduli dgn kondisi Amara yg terbaring menggigil, Yuni mengharuskan Amara dan neneknya utk berjualan keliling. Nek Ijjah menyarankan Amara utk beristirahat di masjid. Nek Ijjah menitipkan Amara kepada marbot agar bisa istirahat di masjid, Nek Ijjah lah yg berkeliling jualan gula aren.

Sinta yg lagi lewat masjid memperhatikan ada Amara yg dikenali sbg penjual gula aren, ternyata saat diperiksa ini badannya panas, Sinta meminta marbot utk menyediakan kompress utk mengompres demam Amara. Amara yg tertidur ini sadar memanggil2 ibunya.

Yuni celingakcelinguk mencari kalung yg ditunjukkan Amara, Yuni membongkar kamar hingga menemukan kalung tsb. Yuni akan buru2 pergi utk menjual kalung tsb. Amara yg tertidur ini terbangun, dikira pak marbot yg mengkompres, tapi ternyata ada ibu2 yg ga dikenal dan sering solat di masjid ini kata pak marbot. Beberapa waktu kemudian ada Amara dan neneknya melihat ada Yuni yg ditarik2 oleh preman, Amara berteriak hingga dilepaskan preman tsb, warga pada berdatangan. Amara langsung merawat Yuni yg selama ini dianggap sbg ibunya. Amara menyuapi Yuni yg sedang sakit, Yuni malah terbengong begitu saja, Yuni berpikir bahwa selama ini jahat kepada Amara dan neneknya. Yuni lalu mengakui perbuatan utk menjual kalung Amara, krn liontinnya hanya sebelah saja. Yuni mengakui dirinya bukan lah ibu kandung Amara, melainkan teman dari ibu kandung Amara, nama ibu kandung Amara adalah Sinta. Yuni melakukan ini krn dendam kepada ayah Amara. Yuni akan bantu Amara utk mencari Sinta, ibu kandung Amara sbg tanda permintaan maaf.

Amara memanjat gula aren, Yuni menjadi menemani Amara dan menyemangati Amara, bahkan lebih perhatian kepada Amara. Yuni jadi mau memasak arennya, Amara dibiarkan utk berangkat sekolah . Amara yg biasa panggil Yuni dgn sebutan ibu, kini memanggil dgn sebutan tante.

Di pasar ada Pak Tahir menjajakan gula aren, harganya ternyata mahal, calon pelanggan ini menolak krn harga mahal dan ingin beli di nek Ijjah yg lebih murah saja. Nek Ijjah sedang berjualan gula aren keliling, Amara sepulang sekolah samperin utk membantu Nek Ijjah. Pak Tahir berjalan melihat ada orang yg membeli gula aren di Nek Ijjah, Pak Tahir ingin memberikan pelajaran tetapi malah tertabrak oleh motor yg melintas. Amara dan neneknya berteriak meminta pertolongan.

Di suatu makam, Amara melihat ada seorang ibu yg berada di makam bapaknya, Amara mengingat itu ibu yg memborong aren Amara. Nek Ijjah mengingat ibu itu yg dulu mendonorkan darah utk Amara. Amara dan neneknya langsung samperin ibu itu (yg bernama Sinta). Nek Ijjah menegur Sinta yg ada di makam Abdul, Sinta mengakui sbg mantan istri Abdul. Amara bertanya apakah nama ibu itu adalah Sinta, ternyata adalah benar. Amara mengakui sbg anak Sinta. Sinta minta maaf krn menelantarkan Amara lantaran kedua ortu Sinta yg mendesaknya, kini kedua ortu Sinta sudah meninggal, suaminya mendua dgn perempuan lain. Sinta kini ga punya siapa2. Amara ini katanya sudah tau semua dari bapaknya dan gak marah kepada ibu kandungnya ini, tiba2 saja Sinta jatuh pingsan begitu saja di makam lalu dilarikan ke RS.

Pasien bernama Sinta mengalami gagal ginjal kronis kata dokter, Amara baru saja bertemu ibunya tetapi pingsan. Nek Ijjah menyarankan Amara utk menghubungi tante Yuni, Yuni akan usahakan cari donor ginjal utk ibu Amara. Di rumah ini tiba2 kedatangan ada Johan yg meminta uang kepada Yuni, Johan memaksa utk cari barang berharga di rumah Abdul, ternyata adalah kalung. Yuni mencegah Johan utk mengambil kalung tsb. Johan mendorong Yuni hingga kepala terbentur, warga melihat ada Johan yg memukul perempuan lalu dihakimi oleh warga. Tiba2 saja ada Yuni yg dibawa ke RS. Yuni yg akan mendonorkan ginjalnya kepada Sinta agar Amara bisa merasakan kasih sayang ibunya. Yuni pun meninggal dunia, berkat Yuni bahwa Amara bisa bertemu ibu kandungnya yaitu Sinta. Sinta kini akan selalu berada di samping Amara. Setelah cobaan panjang, akhirnya Amara bisa bersatu dgn ibu kandungnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online