Pusara Marmer Yang Diimpikan Bocah Penjual Jalangkote - Pintu Berkah (M.Irhasani)

 Pusara Marmer Yang Diimpikan Bocah Penjual Jalangkote - Pintu Berkah (M.Irhasani)

Tayang: 20 Jun 2022

Meski sudah tiada, Indah (Geccha Tavvara) sangat sayang pada ayahnya. Indah sangat ingin makam sang ayah bisa terlihat bagus dan bisa dilapisi Marmer. Untuk mewujudkan hal itu, Kasih rela menabung dan bekerja keras jualan Jalangkote. Namun usaha untuk mengumpulkan uang itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Selalu ada saja hal yang menghalangi usaha Kasih tersebut. Lantas bagaimana kisah perjuangan Kasih untuk mewujudkan impiannya itu ? Simak kisah selengkapnya dalam Pintu Berkah - Pusara Marmer Yang Diimpikan Bocah Penjual Jalangkote

Geccha Tavvara..Kasih
Novee Bunga..Mala
Winda Puspita..Yanti
Abio Abie..Kek Umar

Jalangkote = Jalan, Kotek atau teriak. Dulu dijual di Makassar, diperdagangkan dgn teriak. Kakek Umar yg punya pabrik jalangkote tempat gadis kecil itu bekerja, pabriknya diambil alih oleh bu Yanti, anak Kakek Umar.

Ada seorang ibu yg memiliki pabrik jalangkote, ada yg ga becus ini sampai gajinya dipotong, yg kerjanya bagus hanya Mala saja.  Kasih ini sementara di makam ayahnya yg masih tanah, Kasih ingin pusara ayahnya berupa marmer yg bagus, untuk itu akan giat cari uang. Di seberang ada bapak yg curhat ke makam istrinya bahwa anaknya bernama Yanti ga pernah mempedulikan si bapak itu, padahal rumah dan usaha jalangkote sudah diberikan, si bapak jadi beban hidup. Kasih mendengar ada seorang bapak yg menangis di makam sambil curhat, yaitu kakek Umar. Kakek Umar menyarankan soal makam ayah Kasih dibuat bagus agar makamnya tidak hilang. Kakek itu menanyakan usaha jalangkote Kasih.

Mala sedang di pabrik ini menjatuhkan jalangkote yg sudah digoreng hingga dimarahi oleh majikannya bahkan Mala disuruh gantirugi, Kek Umar, langsung menegur Yanti yaitu adalah majikan Mala. Kek Umar menasehati Yanti yg semena2 kepada pegawainya, Yanti mengancam akan potong gaji Mala. Kasih rela memecahkan celengannya untuk bayar hutang alm ayahnya di RS dahulu, Kasih menyebutkan cita2 kepada ibunya yaitu pusara marmer untuk alm ayahnya.

Kek Umar memberikan infak besar ke masjid sebanyak jutaan ama Yanti dihitung dgn ribuan jalangkote. Yanti malah ngomel dan perhitungan kepada Kek Umar sendiri. Kek Umar di rumah sempet terpeleset, Mala kebetulan datang menolong Kek Umar. Yanti sama sekali ga mempedulikan bapaknya.

Kasih melihat2 ke toko marmer bahwa harga marmer utk pusara ini seharga 10 jutaan. Di pabrik jalangkote ini para pedagang jalangkote menyetor sedikit krn ada anak yg sakit, satunya lagi antar istri ke RS. Yanti malah ngomel ga peduli, maka datang lah Kasih menyetor hasil jualan kepada Yanti yg dagangan habis.

Kasih mengajak ibunya pulang cepat tetapi malah lembur, pada malam harinya Mala, ibu Kasih pingsan di jalan kata ibu warga. Kata dokter bahwa Mala harus dirawat, dari pemeriksaan lab bahwa ginjal Mala bermasalah, dari stadiumnya masih bisa diselamatkan, pusara utk makam alm ayahnya terpaksa terpakai utk biaya RS ibu Mala.

Lapak jalangkote yg biasa Kasih jualan ternyata diambil oleh pedagang lainnya, malah dagangannya laris. Padahal langganan Kasih biasa di tempat tsb, mbak pedagang malah menyuruh Kasih utk dagang di tempat lain. Dagangan jalangkote Kasih malah pada berjatuhan dan rusak krn ada motor yg datang nyerempet begitu saja akibatnya gagal menyetor ke Yanti krn dagangan rusak. Kasih diharuskan utk mengganti dagangan Yanti. Pak Umar lalu datang menegur Yanti agar bersikap adil kepada pedagang, agar Yanti bersikap bijaksana agar usaha berkah.

Kek Umar curhat di hadapan foto alm istrinya bahwa akan ambil alih usaha Yanti agar ga semena2 terhadap pekerja. Kek Umar akan minta bantuan Mala utk mengurus pabrik, sebab Mala adalah karyawan yg paling lama bekerja agar usahanya berhasil, membuat Yanti mencintai para pekerja seperti yg dilakukan oleh almh istri umar, Yanti mendengar percakapan bapaknya sendiri bahkan berencana agar usaha Mala ga berhasil.

Mala kembali lagi ke pabrik tetapi Yanti malah akan mengusir Mala krn sudah memecat Yanti, Mala sudah ga diperkenankan bekerja lagi. Ada Pak Umar yg memantau ke pabrik memberitau pekerjanya dgn ramah, para pekerja pada cuekin Pak Umar yg memberitau pekerja Yanti. PAk Umar malah bertanya soal Mala tapi kata Yanti sudah mengundurkan diri, kalau ga ada Mala maka gimana Pak Umar menjalankan rencananya. Pegawai lain ada yg bertanya soal bapaknya, apakah ga keterlaluan. Yanti mengingatkan agar ga bantuin bapaknya atau akan dipecat.

Dagangan KAsih kali ini habis tetapi sayang dipalak oleh preman, Kasih sudah teriak tetapi preman itu kabur begitu saja ternyata preman tsb adalah bayaran Yanti. Sang preman memberitau bahwa tugasnya selesai. Kasih datang ke Yanti utk minta maaf sambil Yanti menanyakan setoran, tetapi malah dimarahi soal alasan dirampok, Yanti malah pecat Kasih begitu saja agar ga diperbolehkan ambil dagangannya lagi.

Mala dan Kasih bertemu Pak Umar di masjid, Pak Umar menegur mereka, menanyakan Mala soal ke pabrik, tapi katanya dipecat. Kasih jg berkata bahwa sudah dipecat juga oleh Yanti. Pak Umar malah menegur sikap Yanti ini, malah ingin ambil alih pabrik krn Yanti semena2. Yanti sendiri ternyata sudah punya rencana sendiri utk bapaknya, tetapi malah dikunciin di dalam kamar bahkan pelan2 akan melenyapkan bapaknya sendiri.

Kasih lewat sampai depan toko, ternyata ada tulisan lowongan kerja, tapi kata penjaga tokonya bahwa ga ada lowongan pekerjaan, pengumuman tsb sudah gk berlaku lagi. Kasih bingung kemana melamar pekerjaan, sudah kemana2 tapi tetep saja ditolak, di belakang ternyata ada Yanti. Yanti melarang bapak itu memasok bahan2 ke pabrik jika kasih kerjaan ke Mala dan Kasih. Di sebuah warung nasi ini ada Mala yg bekerja cuci piring ternyata kerjanya lelet hingga terpeleset dan jatuh lalu dimarahi majikannya lalu dipecat. Mala baru kerja sehari tapi sudah dipecat.

Di sebuah rumah ada ibu2 yg ingin pesan jalangkote 10 buah kepada Kasih, tetapi ternyata Kasih sudah gak jualan lagi, ibu tau soal Kasih berhanti dari pabrik Yanti. Kebetulan Mala juga baru datang, ibu itu membawa uang yg pasti cukup, drpd ke Yanti, masalah Yanti adalah urusan ibu itu. Mala bersama Kasih mencoba membuat jalangkote sendiri di rumah.

Pada esokan paginya, Kasih dan Mala dapat menyelesaikan pesanan jalangkote sebesar 500, ibu itu mencicip jalangkote dari Mala, ternyata pilihan tepat membuat jalangkote, sisanya bisa utk jualan keliling kampung. Mulai saat ini Kasih dapat berjualan keliling. Kasih mencoba menjajakan jalangkotenya, saat diicip rasanya beda dgn di pabrik Yanti, mereka pada tau soal Mala dan Kasih sudah dipecat, agar dapat ambil pelajaran.

Para pedagang disuruh menyetor oleh Yanti ternyata katanya pembeli pada komplain soal rasa di pabrik Yanti itu berbeda, kata para pedagang bahwa Mala dan Kasih membuat jalangkote sendiri, jalangkote Mala dan Kasih ini sudah banyak yg pesan.  Di sebuah pabrik ada bapak yg membatalkan pesanan kepada Yanti krn akan pesan ke Kasih yg rasanya enak. Tiba2 saja bapak Yanti dikabarkan kabur dari kamarnya kata asistennya, Yanti membiarkan bapaknya hilang begitu saja. PAk Umar ternyata malah mampirnya ke rumah Mala dan Kasih. Pak Umar ditemukan lemas dan lalu ga lama jatuh saat Mala dan Kasih membukakan pintu.

Mala datang ke rumah Yanti memberitau soal ayah Yanti pingsan tetapi Yanti malah ga peduli, Mala malah disuruh tanggungjawab krn pingsannya di depan rumah Mala sendiri. Kasih akan memecahkan celengan yg harusnya utk pusara ayahnya tetapi terpakai utk biaya RS Pak Umar.

Pada suatu malam ada seorang bapak yg memesan jalangkote sebesar 200 buah, lalu dikasih DP 200ribu, akan ambil siang hari. Bapak itu langsung pergi begitu saja. Kasih bingung apakah yakin menyelesaikan pesanan sebanyak itu. Di RS ini Pak Umar ditemani oleh Mala, katanya ini lah saatnya mengetahui kebenaran, Pak Umar ingin ditemani menemani Yanti.

Yanti mengintip dari kejauhan, ketika bapak itu minta nota, Kasih ke dalam sebentar tetapi bapak tsb malah kabur begitu saja. Yanti hanya bisa senang dan senyum melihatnya. Di suatu siang ini Pak Umar ditemani Mala utk ke rumah Yanti. Pak Umar ini datang utk meminta pabrik dan rumahnya kembali lalu berkata bahwa Yanti ini hanya lah anak angkat, bukan lah siapa2, sertifikat sudah balik nama atas nama Yanti utk rumah dan pabrik, hanya ibu lah yg mau mengadopsi Yanti kata Yanti, Yanti malah usir Pak Umar dari rumahnya.

Beruntung masih ada 200ribu dari orang yg kabur kemarin, Kasih ingin melunasi hutang ke orang warung, tapi ternyata kata orang warung bahwa uang itu palsu. Orang warung sudah ga bisa hutangin lagi dan gak mau terima uang itu, kata Kasih orang tsb sudah kabur. 

Kasih dan Mala ikhlas menampung Pak Umar di rumah meskipun sederhana. Kasih memikirkan biaya utk kek Umar yg menumpang di rumah. Mala menasehati Kasih soal tiap orang sudah dijamin rejekinya oleh Allah. Esokan paginya Kasih berjualan jalangkote keliling dgn sepedanya lagi. Pak Umar memperhatikan Mala membuat dan mengolah jalangkote di rumah sendiri saat Kasih berjualan jalangkote dan mendapatkan hasil yg banyak. Mala mencelengkan hasilnya sedikit demi sedikit siapa tau cukup utk beli marmer utk pusara ayahnya.

Beberapa bulan kemudian berlalu ternyata uang di celengan terkumpul banyak utk beli pusara alm ayah Kasih, Kasih akan menemui penjual pusaranya. Di rumah Yanti ada kedatangan ibu2 yg menegur soal sikap Yanti kepada Pak Umar yg keterlaluan. Yanti merasa hidupnya sukses, jalangkotenya laris, ibu2 menegur sikap Yanti, mengingatkan soal azab. Yanti ini tak takut dengan azab krn hidupnya sukses, saat itu memang ada petir yg pertanda akan turun hujan.

Ketika uang Kasih sudah cukup utk beli pusara ayah, tiba2 saja Pak Umar ditemukan pingsan di rumah. Mala meriksa Pak Umar ini baru saja meninggal dunia, Kasih yg akan pergi pun tertahan, membangun2kan Pak Umar. Kasih lalu datang ke pabrik Yanti dgn panik memberitau Kek Umar baru saja meninggal, Yanti seperti ga peduli sama sekali, krn bukan bapaknya lagi dan bukan siapa2. Yanti langsung usir Kasih begitu saja.

Di suatu malam, rumah Yanti mengalami kebakaran, para warga sekitar pada panik dan membantu memadamkan api di rumah Yanti. Yanti merangkak utk meloloskan diri lalu pingsan, Mala dan Kasih kebetulan lewat juga, Yanti ternyata baru saja meninggal dunia setelah diperiksa.

Setahun kemudian, Kasih mendirikan UMKM Jalangkote bahkan Kasih menjadi juragan jalangkote di rumah yg bagus. Segala ujian dan kesulitan telah dilewati. Pada suatu siang Kasih dan ibunya bersiap2 berangkat bahkan sudah membeli marmer untuk pusara ayahnya sesuai cita2. Hanya ibu Kasih yg berdiri mendampingi Kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online