Perjuangan Anak Ojek Payung yang Kerja Keras Demi Kaki Palsu untuk Ayahnya _ Pintu Berkah (M.Irhasani)

Perjuangan Anak Ojek Payung yang Kerja Keras Demi Kaki Palsu untuk Ayahnya _ Pintu Berkah (M.Irhasani)

Tayang: 11 Jul 2022

Kaki Ahmad (Ade Setiawan) harus diamputasi akibat kecelakaan yang menimpanya. Tio (Abiyyu Barakbah) yang tidak tega pada Ahmad, menggantikan pekerjaannya menjadi ojek payung untuk mencari uang dan membelikan Ahmad kaki palsu. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Perjuangan Anak Ojek Payung yang Kerja Keras Demi Kaki Palsu untuk Ayahnya.

Abiyyu Barakbah..Tio
Ade Setiawan..Ahmad
Aris Kurniawan..Joko
Rian Rizki..Dion, adik Ahmad
Angie Paramitha...Ana, istri Dion
Rosita Simatupang..Dokter
Joko Apriyono.. Hartono

Ahmad bekerja sbg jasa perbaikan payung di suatu teras toko, Ahmad baru 3 bulan menebar lapak di teras toko tetapi ada bapak lain bernama Joko (Aris Kurniawan) yg ga suka krn menyebabkan lapak sepi, bapak itu sampai mengacak lapak Ahmad sambil marah. Ahmad memang membayar sewa selama 3 bulan.

Tio habis rangkum pelajaran sekolah, difotokopi lalu dijual untuk tambahan. Tiba-tiba saja ada adik Ahmad yg meminta bayar hutangnya, Ahmad kasih cicilan yg ada dari uang untuk bayar sekolah Tio. Tio ini ikhlas dan terap mendoakan bapaknya.

Tio memperhatikan foto almh ibunya di kamar, andai ibunya masih hidup, pasti ga akan begitu. Tio kasihan dgn bapaknya yg kerja keras tapi ga ada yg memperhatikan. Beberapa waktu lalu, ibu Tio waktu masih hidup tetapi minta pulang krn ga mau memberatkan Ahmad, Ahmad ini sampai jual tokonya demo istrinya. Pada saat itu istri Ahmad baru meninggal dunia. Tio harus semangat belajar dan bantuin bapaknya, ga boleh terus terpuruk atas kematian ibunya. Tio akan coba perbaikan payung yg biasa dilakukan bapaknya hingga tangan terluka.

Ada Tio yg diejek temennya saar jualan, teman lain membelanya krn Tio ini pintar, baik hati dan membantu ortunya. Sementara Ahmad mangkal, Joko ga ada di lapak. Tiba-tiba ada yg mengabarkan bahwa rumah Ahmad mengalami kebakaran. Joko dari jauh hanya bisa senyum dan ketawa saja melihatnya. Ahmad bingung akan tinggal dimana bersama Tio, Ahmad ga punya pilihan lain untuk tinggal di rumah Dion, adiknya, meski Dion dan istrinya kurang setuju. Saat Ahmad lengah, Joko diam-diam mengambil payung dari lapaknya Ahmad janji akan bayar sewa jika tinggal, Dion mengingatkan bayar hutang utk RS almh istrinya dahulu. Ahmad kembali ke pasar sudah ga ada lagi, di malam hari para warga mengantarkan pakaian kepada Ahmad krn rumah Ahmad baru kebakaran.

Tio dilarang Dion utk sekolah utk bantu cari uang, Ahmad sempat melarangnya. Dion dan istrinya mengancam akan melakukan sesuatu, Tio tetap ikhlas melakukan apa aja yg disuruh om dan tantenya.

Beberapa waktu kemudian, para pelanggan menagih payung yg dititipkan ke Ahmad, ternyata baru tau hilang dan saat itu terjadi kebakaran, pelanggan ga mau tau dan minta ganti-rugi. Joko datang menawarkan jasanya dgn peralatan lengkap, Joko menjanjikan bertanggungjawab tidak seperti Ahmad. Ketika hujan tiba, Tio menyambi bekerja sbg ojeg payung, ternyata ada anak main yg ga suka Tio mengambil pelanggan di areanya lalu meminta uang kepada Tio.

Dion menagih hutang lg kepada Ahmad tapi ga ada uang, blm lg bayar sewa. Dion dan istrinya ga peduli dgn usaha Ahmad, Tio baru pulang juga ditagih uang oleh Om dan tantenya tetapi hanya sedikit. Dion menyuruh agar setoran lebih banyak lagi. Ahmad di lapaknya ga diperkenankan dagang lagi krn ada yg menyewa lebih mahal, uang sewa yg dititipkan Ahmad dikembalikan oleh pemilik tokonya. Tio masih suka bersedekah kepada gembel saat jadi ojeg payung, Ahmad akan beli sepeda utk servis payung keliling dari hasil kembali uang sewa. Ahmad hanya punya uang 500rb, ga bisa beli sepeda baru, yg murah ada yg bekas di gudang, Ahmad pun beli sepeda itu.

Joko ini kesal sudah melakukan berbagai cara tetapi Ahmad masih bisa servis payung keliling, kesempatan saat Ahmad dan Tio ke mesjid, Joko menyabotase sepeda Ahmad.

Saat Ahmad lagi naik sepeda, stang seperti rusak dan rem blong, ini menyebabkan Ahmad mengalami kecelakaan krn tertabrak mobil. Tio mengantarkan bapaknya ke RS. Beberapa waktu kemudian ada menelepon Dion bahwa Ahmad mengalami kecelakaan, keadaan kritis. Tulang retak parah, kaki sebelah Ahmad terpaksa harus diamputasi kata dokter yg meriksa. Dokter meminta persetujuan Dion dan istrinya utk operasi amputasi kaki Ahmad. Dion akan memikirkan caranya meski biaya besar, Dion kesal dgn abangnya yg hidup numpang tapi ga punya kaki. Utk biaya RS, Dion akan jual tanah bekas abangnya dari rumah yg terbakar.

Ahmad baru sadar dari komanya, merasa kakinya ga berasa seperti tinggal sebelah saja dan sadar kakinya baru diamputasi. Dion yg mengurus administrasi pembayaran, Ahmad baru tau jika biaya RS selama ini dari hasil jual tanahnya yg bekas dari rumah yg terbakar, Ahmad sudah ikhlas akan semuanya. Sepeda yg digunakan ini rusak parah, biaya perbaikan lebih mahal daripada saat membeli sepeda itu. Ahmad akan coba kerja yg lain dgn kondisi 1 kaki, Tio tetap akan bekerja sbg ojeg payung. Tio ingin nabung beli kaki palsu agar bapaknya bisa berjalan, Tio rela ga sekolah demi bapaknya.

Dion bersama istrinya menyembunyikan sisa jual tanah dari abangnya, padahal Ahmad saat tanya uang sisa jual ga dikasih krn alasan biaya operasinya sangat besar. Tio datang ke toko melihat kaki palsu di toko tapi harganya 4 jutaan, Tio akan bekerja keras dan nabung. Ana, istri Dion ngomel liat Ahmad hanya bisa santai saja di rumah bahkan ingin menyarankan memanfaatkan kaki hanya satu utk menjadi pengemis tapi Ahmad menolaknya.

Hujan sudah reda, Tio bingung utk ngojek payung lagi. Ahmad coba buka lapak lagi di suatu tempat, Tio menemukan bapaknya mangkal dgn kondisi kaki satu, Tio menyuruh bapaknya pulang agar Tio yg kerja. Dion lagi-lagi menagih setoran, Tio lah yg memberikan uang lalu memohon ke omnya agar bapaknya ga disuruh kerja. Ana ga mau tau, pokoknya harus cari uang.

Tiba lah turun hujan, Tio akan berangkat ngojek payung. Dion menyuruh abangnya kerja, Dion gak mau tau, hutang utk biaya RS almh ibu Tio aja belum lunas. Tio dan Ahmad tiba di sebuah masjid untuk berteduh, Tio mengusulkan bapaknya agar buka lapak di depan masjid saja sementara Tio tetap ngojek payung. Tio samperin mobil bagus utk dipayungi, ada anak laen yg jg ngojek payung langsung menegur Tio dgn keras, anak itu langsung rusakin payung Tio krn kesal. Ahmad sbg tukang servis payung bisa memperbaikinya.

Kaki Ahmad tiba-tiba sakit krn lupa minum obat, utk ngecek ke dokter tapi ga ada uang. Tio melihat ada Jamal, anak ojeg payung yg rusakin payung Tio, Tio melarikan diri dari Jamal begitu saja, tak lama ada nenek yg mungut makanan di tong, Tio memberikan uang begitu saja ke si nenek. Tio ga lama lewat ke tempat pembuatan kaki palsu. Tio ingin bisa membuat untuk bapaknya, Tio menawarkan dirinya utk bekerja. Ingin beli kaki palsu tp ga ada uang. Bapak (Joko Apriyono) memperbolehkan Tio utk bekerja.

Tio saat sampai rumah melihat bapaknya di depan rumah, kata Ana bahwa Ahmad ini terjatuh hingga menyenggol barang yg mudah pecah. Dion dan Ana langsung mengusir Ahmad dan Tio begitu saja. Ahmad dan Tio berjalan tanpa arah tujuan hingga mereka tiba di masjid utk mampir, Tio berhari-hari buat kaki palsu, hasilnya masih jelek dan ga beraturan, padahal sudah belajar berhari-hari. 

Joko melihat ada Ahmad menerima pelanggan di masjid, padahal Ahmad sudah susah jalan, Joko akan melakukan sesuatu hingga Ahmad ga bisa service payung utk selamanya. Joko menyelinap masuk ke masjid mengambil kruk milik Ahmad dan peralatan servis Ahmad. Pak Hartono tersentuh dgn Tio yg berbakti kepada bapaknya, andai punya anak seperti Tio, tiba-tiba saja mobil Hartono nyerempet Joko hingga terjatuh. Tio mengenali Joko dan alat servis payung bapak Tio ada di Joko, Joko melarikan diri lalu diteriaki maling. Tio mengatakan maling kruk dan peralatan servis, warga langsung bawa ke kantor polisi. 

Ahmad bingung kruk dan perlengkapan servis ga ada. Tak lama Tio datang bersama Pak Hartono ke masjid. Tio berkata dibantuin Pak Hartono, Tio mengadu bahwa Pak Joko yg mencurinya, kini ditangkap warga utk dibawa ke kantor polisi. Hartono memperkenalkan diri kepada Ahmad, bahwa Tio bekerja dgnnya. Hartono memperbolehkan Ahmad pakai kaki palsu yg ada, pembayaran kapan saja bisa dicicil, Tio akan buat kaki palsu paling bagus.

Dion dan Ana senang habis belanja2, ga lama mereka baru pulang, rumah mereka mengalami kebakaran. Ana lupa mematikan kompor saat berangkat, Dion langsung menyalahkan Ana yg sengsara. Detik ini Dion mentalak Ana.

Tio dgn tekun membuat kaki palsu, Hartono samperin Tio utk berkata bahwa Joko yg selama ini mencuri kruk dan peralatan servis, ternyata dia jg yg bakar rumah Ahmad, ada saksi matanya. Kini sudah mendapatkan pembalasan yg setimpal. Kali ini Hartono liat Tio buat kaki palsu sebagus ini. Pak Hartono memperkenankan Tio utk sekolah lg. Bengkel Hartono jadi semakin maju, Tio pun akhirnya membawakan sesuatu utk bapaknya yaitu kaki palsu yg dibuat Tio. Ahmad mencoba kaki palsunya ternyata cocok.

10 tahun kemudian berlalu, Hartono membawa Tio ke bengkel. Hartono ini sudah tua dan ga punya anak lalu menyerahkan bengkel ke Tio. Tio bersedia meneruskan bengkel Hartono. Tio sudah dianggap sbg anak sendiri.

Tio kini meneruskan usaha bengkel kaki palsu yg dihibahkan oleh Hartono. Hartono melihat Tio bisa mengembangkan usaha sendiri hingga memiliki pabrik sendiri, Hartono bangga kepada Tio, Ahmad jg bangga kepada Tio.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online