Perjuangan Kakek Penjual Bendera yang Tetap Semangat Bertahan Hidup di Usia Senja | Pintu Berkah (Aca)

 Perjuangan Kakek Penjual Bendera yang Tetap Semangat Bertahan Hidup di Usia Senja | Pintu Berkah (Aca)

Tayang: 17 Ags 2022

Meski di usia senja, Hasan (Fuad Idris) masih semangat berjualan bendera. Hasan terpaksa melakukan itu untuk menafkahi Yudi (Sean Hasyim) dan Mita (Elsya Syarief), padahal Yudi sudah bekerja. Bagaimana kisah selanjutnya? Saksikan selengkapnya hanya di Pintu Berkah - Perjuangan Kakek Penjual Bendera yang Tetap Semangat Bertahan Hidup di Usia Senja.

Fuad Idris...Hasan
Sean Hasyim..Yudi, anak Hasan
Elsya Syarief..Mita, suami Yudi
Hilman Ross..Heri

Pak Hasan ini awalnya adalah pedagang sayur, di suatu hari Pak Hasan nyaris terserempet kendaraan. Ada warga lain yg membawa pulang, warga itu tsb sempat menegur bahwa harusnya Pak Hasan ini beristirahat, ada anaknya yg sudah kerja dan masih mampu. Memang gaji Yudi ini sbg buruh tidak seberapa.

Pak Hasan memiliki ide utk berjualan bendera krn di musim 17 agustusan ini kebutuhan akan bendera cukup tinggi, Pak Hasan berjualan bendera hanya sementara saja baru kembali berjualan sayur lagi. Anak dan mantu Pak Hasan terus meminta Pak Hasan bekerja, pendidikan Yudi ini tidak tinggi juga krn Pak Hasan. Mita ini malah sempet menyuruh Pak Hasan untuk mengemis tetapi Pak Hasan paling anti untuk mengemis. Pak Hasan berjualan bendera ini mengingatkan akan masa dahulu menjadi pejuang kemerdekaan. Pak Hasan selain murah jualannya, ambil untung sedikit, Pak Hasan ingin segala lapisan ekonomi bisa memiliki dan mengibarkan bendera. Jaman dahulu, mengibarkan bendera ini taruhan adalah nyawa.

Penghasilan Pak Hasan sbg penjual bendera memang tidak seberapa dibandingkan waktu masih jualan sayur, Pak Hasan ini kerap kali menjual bendera dgn harga murah, tidak seperti pesaing dagangnya yg bernama Heri . Heri ini ga suka jika Pak Hasan menjatuhkan harga pasarannya. Pak Hasan ini suka bersedekah kepada anak kecil yg lapar, bahkan setiba di rumah ini tak ada makanan sama sekali yg disediakan oleh anak dan mantunya krn bawa uang hanya 2ribu perak.

Pada suatu saat, Pak Hasan berjualan bendera lagi, ketika uangnya kurang maka memperbolehkan membeli tetapi di jalan ditegur oleh Mita, lalu saat berjualan lagi ditegur oleh Heri yg marah  krn merasa tersaingi. Pak Hasan melarikan diri dari Heri hingga akhirnya pusing dan terjatuh pingsan. Pak Hasan ternyata hanya dehidrasi dan kehilangan nutrisi kata dokter yg meriksa. Yudi malah menyuruh bapaknya berhenti jualan atau ga akan dianggap sbg bapak. Yudi ga suka dgn pekerjaan bapaknya ini, Yudi ga sudi utk membayarkan biaya RS. Mita mengingatkan  bapak mertuanya lg utk jadi pengemis. Mita merencanakan dan membisikkan sesuatu ke Yudi soal Pak Hasan, Yudi merasa ga bisa melakukannya, bagi Mita ini hanya membuat jera jualan bendera.

Yudi lah yg menanggung utk bayar kontrakan, Mita mengingatkan agar bapak Yudi ini kapok berjualan bendera keliling. Pak Hasan pulang ke rumah juga setelah sebentar istirahat di RS, tetapi pintu rumah malah dikunci. Mita membiarkan mertuanya begitu saja agar jera jualan bendera. Pak Hasan terpaksa tidur diluar hingga azan subuh. Mita dan Yudi malah mengusir bapak mereka sendiri dari rumah krn yg bayar kontrakan adalah Yudi, Pak Hasan bingung akan kemana, cari kontrakan baru tetapi ga ada uang. Dagangan benderanya hingga kehujanan saat Pak Hasan diluar dgn hujan2an. Pak Hasan tidur di gubuk, bertemu dgn seseorang yg baik, mengizinkan Pak Hasan utk tinggal sementara di dalam gubuk.

Yudi pulang lebih cepat dari biasanya krn Yudi baru di-PHK, Yudi berpikir ini pasti gara2 usir bapaknya maka jadi sial. Mita gak mau tau dgn Yudi yg harus dapat kerjaan, selama Yudi ga kerja maka Mita ga mau melayaninya. Pak Hasan ini mulai jualan bendera keliling lagi hingga bendera laku banyak. Mita tiba2 datang merampas uang tsb krn anak Pak Hasan sudah jadi pengangguran, utk itu Pak Hasan harus memberikan uang, Mita mengancam bapak mertuanya jika gak jadi pengemis maka ga boleh balik ke rumah. Yudi akan terus giat bekerja lagi. Di suatu jalan Heri membawa istrinya melihat ada Pak Hasan yg mulai berjualan lagi yg membuat dagangan ga laku.

Yudi pulang ke rumah dgn membawa map coklat, ternyata Yudi blm dapat kerjaan. Mita hanya ngomel dan ga mau tau jika Yudi ga dapat kerjaan. Pas kebetulan Pak Hasan pulang ke kontrakan, dikira akan minta makan, hanya memberikan uang. Pak Hasan berkata bahwa kata Mita, Yudi sedang menganggur. Yudi ga menyangka bahwa bapaknya masih baik meski sudah diusir, Yudi malah menanyakan bapaknya apakah sudah makan, Mita malah ngomel krn sok2an akan ksh makan, Pak Hasan disuruh kembali ke gubuk lagi oleh Mita.

Heri bersama istrinya diam2 mengintai kemana Pak Hasan tinggal dan menaro benderanya. Heri ketahuan Pak Hasan membawa gerobak Pak Hasan hingga jatuh lalu menghancurkan gerobak Pak Hasan, sengaja krn Pak Hasan menghambat rejeki Heri. Pak Hasan ga bisa menghentikan Heri. Di rumah ini Yudi malah bengong2, bukannya cari uang. Mita sudah meminta utk beliin hp baru, Mita gak mau tau soal Yudi ga dapat kerjaan. Yudi akan coba ngojek sambil dapat kerjaan. Meski Pak Hasan ga punya gerobak, Pak Hasan tetap berjualan bendera dgn digelar. Heri lewat menegur Pak Hasan agar istirahat di rumah saja dan gak jualan. Yudi ini sudah siang hari mangkal jadi tukang ojeg tapi sepi penumpang, Yudi kepikiran akan dagangan bapaknya. Pak Hasan berdagang bendera di taman, ada pembelinya juga. Yudi yg naik motor liat bapaknya dikelilingi oleh para pelanggan yg ramai beli bendera. Di suatu jalan ada seorang mas yg hpnya terjatuh, Yudi mengambilnya begitu saja utk hp yg masih bagus.

Seorang mas ini ingin beli bendera kepada Pak Hasan tetapi hpnya ga ada, Pak Hasan di jalan melihat ada Yudi di sekitar. Pak Hasan meliht ada hp jangan2 milik mas yg tadi. Yudi berkata bahwa mungut hp yg ada di jalan, Pak Hasan meminta hp tsb dikembalikan, pemiliknya malah datang, Yudi malah menunjuk bapaknya mencuri hp. Mita ga mungkin datang, Mita iku mengkambinghitamkan PAk Hasan sbg pelaku pencuri hp. PAk Hasan akhirnya berkata khilaf krn curi hp, mas tsb malah ingin bawa Pak Hasan ke kantor polisi.

Pak Hasan terpaksa harus mendekam di dalam penjara. Yudi ini bingung kenapa bapaknya mau berkorban, utk bangsa yg akan merdeka saja Pak Hasan rela berkorban apalagi utk anak sendiri, Yudi jadi merasa kasihan kepada bapaknya. Mita membiarkan mertuanya mendekam di penjara, krn di penjara dapat makan gratis, biar gak beban lagi. Pak Hasan tetap mendoakan anaknya agar dilembutkan hatinya dan kembali ke jalan yg benar, didoakan agar mendapatkan pekerjaan. PAk Hasan di penjara tiba2 merasa pusing lalu pingsan begitu saja hingga masuk RS. Pak Hasan meminta ke Yudi bahwa sebagian bendera lebih baik diberikan ke orang, satu lagi utk Yudi, sebagian diberikan ke Heri. Yudi bersedia memenuhi permintaan bapaknya ini. Yudi keluar membagi2kan bendera kepada para warga secara gratis. Yudi berkata ke para ibu warga bahwa pak Hasan ini juga sedang sakit. Daritadi banyak yg mendoakan bapak Yudi, Yudi berpikir selama ini hanya menyusahkan bapaknya saja.

Heri berjualan bendera, mangkal dan blm dapat pembeli. Heri berpikir apakah salah pasang tempat, ga lama ada Yudi datang memberikan titipan bendera kepada Heri. Kata Yudi terserah mau diapakah bendera tsb. Heri gak menyangka bahwa bendera ini diberikan kepadanya, padahal selama ini jahat kepada Pak Hasan. Heri terharu akan kebaikan Pak Hasan bahkan ingin bertemu dgn Pak Hasan melalui Yudi.  Heri lalu ke RS utk meminta maaf kepada Pak Hasan, selama ini Pak Hasan dijahatin tapi ga pernah membalas. Pak Hasan minta utk ikut upacara saat 17 agustusan, Yudi malah sudah sadar, ingin menggantikan di penjara. Yudi minta maaf kepada bapaknya. Mita malah bingung melihat sikap suaminya yg sudah berubah. Yudi malah mentalak Mita krn ga menghargai bapaknya sama sekali, Mita hanya bisa marah2 saja lalu Yudi mengusir Mita dari ruangan rawat Pak Hasan. Yudi menyesal mengikuti perkataan Mita, Mita menyumpahi hidup Yudi susah.

Mita pulang dgn kesal, tiba2 ada motor yg nyerempetnya hingga Mita pingsan. Pengendara motornya malah kabur begitu saja, warga mengecek Mita yg ternyata baru saja meninggal. Yudi dan bapaknya berada di makam Mita, sedih krn ditinggal Mita meski sempat sakit hati. Saat ini polisi mendampingi Yudi dan bapaknya. Yudi meminta polisi agar gak membawa bapaknya ke penjara, bahwa semua ini salah Yudi. Beberapa waktu kemudian, pemilik hpnya datang utk mencabut laporannya krn hpnya kembali. Kata polisi bahwa Pak Hasan melakukan krn utk membela anaknya, mas tsb ternyata tetap mencabut laporan krn Pak Hasan dan Yudi terlihat ga seperti orang jahat, ga lama Pak Hasan ini seperti akan jatuh pingsan, Pak Hasan merasa ga perlu dibawa ke RS melainkan dibawa pulang. Yudi menyuapi bapaknya yg sedang sakit di meja makan. Yudi baru dapat kerja, katanya jualan bendera seperti bapaknya, modal dapat dari Heri yg baik. Pak Hasan meminta Yudi agar bisa ikut upacara.

Tiba lah tgl 17 agustus, Pak Hasan berpakaian yg gagah seperti pejuang. Yudi kagum melihat bapaknya yg rapi, biasa di kantor kelurahan ada upacara. Yudi memperhatikan bapaknya terlihat pucat, Yudi akhirnya ikut bapaknya untuk upacara. Bendera dimana2 berkibar, Pak Hasan dan para warga lain berjalan menuju tempat upacara. Pak Hasan, Yudi dan para warga bisa mengikuti upacara bendera. Sekarang bebas mengibarkan bendera, dulu pejuang mati2an mengikhlaskan jiwa dan raga demi mengibarkan merah putih. Upacara pun telah selesai, Pak Hasan senang anaknya ikut upacara. Keinginan Pak Hasan sudah tercapai, yaitu Yudi sudah berubah menjadi bertanggungjawab dan berubah jadi baik, ga lama Pak Hasan pingsan dan dinyatakan meninggal dunia saat diperiksa. Pak Hasan adalah orang baik, rajin ibadah dan sedekah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PB Kesabaran Gadis Tukang Sampah Yg Berbuah Bahagia (Toto Hoedi)

Pintu Berkah - Berkah Taubat Pelukis Kaligrafi Buntung yang Soleh

Kisah Nyata - Suamiku Terjerat Candu Judi Online